Kamis, 08 Oktober 2009

BlackBerry Gemini Diantri 6.000 Pemesan

BlackBerry Gemini Diantri 6.000 Pemesan


BlackBerry Gemini Diantri 6.000 Pemesan

Posted: 07 Oct 2009 06:40 PM PDT

VIVAnews - Pre-Order atau pembelian melalui pemesanan BlackBerry Gemini Indosat alias BlackBerry Curve 8520, diklaim telah menembus lebih dari 6.000 pemesanan. Dilaporkan, 1.000 pemesanan di antaranya merupakan pre-order yang dilakukan menggunakan kartu kredit HSBC yang mulai dibuka kemarin, Rabu 7 Oktober 2009.

Pemegang kartu kredit HSBC dapat memperoleh BlackBerry Gemini hanya dengan Rp 1.999.999 untuk 50 orang pertama, dan Rp 3,1 juta, cash back Rp 300,000 dari harga 3,4 juta, untuk 500 orang pemesan berikutnya serta Point Rewards Redemption 50 persen untuk pemegang kartu HSBC atau cicilan 0 persen selama 6 bulan dengan melakukan pre-Order dan mengunjungi website resmi Indosat.

"Kerjasama Indosat dengan kartu kredit HSBC ini merupakan salah satu komitmen kami untuk memberikan manfaat lebih kepada masyarakat yang ingin memiliki BlackBerry Gemini," kata Guntur S Siboro, Chief Marketing Officer Indosat, pada keterangan pers yang VIVAnews kutip, 8 Oktober 2009. "Dengan demikian, mereka dapat merasakan manfaat layanan BlackBerry Indosat serta harga khusus untuk handset BlackBerry," ucapnya.

Masa promosi ini berlaku sejak 7 Oktober 2009 hingga 14 Oktober 2009 mendatang, khusus untuk pemegang kartu kredit HSBC yang ada di Medan, Jakarta, Bandung dan Surabaya. Nantinya, para pemesan akan dihubungi Indosat terkait waktu dan lokasi penyerahan handset.

Sekadar diketahui, BlackBerry Gemini Indosat dipasarkan dengan harga Rp 3,4 juta selama masa pre-order, yakni hingga 24 Oktober 2009 mendatang.

Untuk layanan, Indosat menyediakan berbagai program untuk dipilih. Misalnya, BlackBerry On Demand harian, seharga Rp 6.600 per hari (berlaku sampai dengan 31 Desember 2009) dengan mengirimkan SMS. "Pengguna cukup mengetik HARIAN dan dikirim ke 889. Kemudian, layanan BlackBerry akan aktif selama 24 jam," kata Guntur.

Ada juga BOD Mingguan dengan tarif Rp 50.000 bagi pelanggan IM3, Mentari dan Matrix, serta BOD Bulanan dengan tarif Rp 160.000 atau Rp 180.000 (BOD Bulanan bonus pulsa) bagi pelanggan IM3 dan Mentari.

Khusus Matrix, tersedia BOD Bulanan seharga Rp 175.000 ataupun BlackBerry Matrix dengan Rp. 140.000.

"Sebagai pelopor Blackberry di Indonesia, kami (Indosat) ingin menyuguhkan berbagai alternatif pilihan paket Blackberry yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan," kata Guntur. "Tak hanya itu, tersedia pula aplikasi-aplikasi menarik untuk dapat di download. Dan, tentu saja layanan purna jual untuk handset Blackberry, sehingga pelanggan tidak perlu khawatir untuk after sales services," ucapnya.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Nokia: ABC, Strategi Iklan Online Terbaik

Posted: 07 Oct 2009 04:17 PM PDT

VIVAnews - Strategi periklanan di media digital tak lepas dari kaidah-kaidah yang berlaku secara umum. Menurut Marketing Director Nokia Indonesia Riadi Sugihtani, dalam acara seminar Maximizing Your Product Campaign Through 3-Screen Strategy di Hotel Nikko Jakarta, strategi periklanan "ABC" masih merupakan cara yang terbaik.

"Great advertising as simple as 'ABC'. 'A' untuk Attention Getting atau mencari atensi konsumen, 'B' untuk Branding, yakni memperkenalkan segala sesuatu tentang produk Anda, dan, 'C' untuk Communication, yaitu menjelaskan kepada konsumen benefit apa yang bisa didapatkan dari produk Anda," ujar Riyadi, Rabu 7 Oktober.

Tiga langkah sederhana tersebut, tambahnya, juga berlaku untuk mengiklankan produk di dunia maya. "Jadi, bukan dengan menampangkan logo sebesar gajah. Advertorial yang baik itu adalah advertorial yang bisa diingat di kepala orang tanpa harus menjejalinya dengan presentasi produk," kata Riyadi.

Lebih lanjut, kata Riyadi, iklan juga patut menghadirkan keseimbangan konteks lokal dan global. "When global meets local, it's called glocal". Menurutnya, tak semua iklan global yang dikeluarkan oleh kantor pusat bisa ditayangkan atau ditampilkan di seluruh negara.

Iklan global perlu disesuaikan dengan ketertarikan pasar lokal, tanpa perlu mengubah atau menghilangkan pesannya secara umum. Ia memisalkan, ketika Nokia Indonesia melancarkan kampanye iklan ponsel Nokia 5800 XpressMusic.

Sebuah agen iklan di London ditunjuk Nokia untuk membuatkan advertorial media cetak. Hasilnya, gambar ponsel itu sendiri sengaja disamarkan. Menurut mereka, itu membuat 5800 menjadi lebih 'seksi'.

Namun, sesampainya di Indonesia, iklan tersebut diubah. Fisik ponsel 5800 sengaja diperjelas, sehingga masyarakat dapat melihat bentuk dan desain aslinya. "Saya sudah mendapatkan atensi mereka. Karena, menurut saya, orang-orang di Indonesia lebih mementingkan desain dan fisik yang menarik," kata Riyadi.

Tapi, konsep Glocal (Global and Local) tak hanya menyinggung segi fisik saja, melainkan fitur-fiturnya. Salah satu contohnya, apa yang Nokia sediakan pada Ovi Store (semacam App Store milik Nokia). Di dalamnya, terdapat perbedaan antara sajian lokal dan internasional.

Ovi Store yang diakses di Indonesia menyediakan voucher-voucher merchant di kota-kota Indonesia, ring-back tone musisi lokal, harga saham BEJ, dan konten lainnya tentang Indonesia.

"Karenanya, dengan bujet tipis, kita menyiasatinya melalui kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lokal untuk menyediakan konten, misalnya perusahaan label, merchant-merchant, restoran, dan sebagainya," Riyadi menerangkan.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Konvergensi Digital Ubah Paradigma Beriklan

Posted: 07 Oct 2009 02:56 AM PDT

VIVAnews - Era konvergensi digital membuat para pengiklan harus mulai mengubah paradigma berpikir mereka terhadap media iklan. Pasalnya peran media konvensional mulai tersusul dengan media baru seperti internet.

"Kalau belanja iklan di TV terus, Anda hanya akan menyia-nyiakan belanja iklan Anda. Karena, Anda melewatkan sebuah peluang besar melalui platform digital dan media lainnya, seperti ponsel. Perlu ada konvergensi antara ketiga media (TV, internet dan ponsel - red),"

 ujar praktisi online advertising Amin Azman, di acara seminar VIVA Media Group bertajuk Campaign Through 3-Screen Strategy di Hotel Nikko Jakarta, Rabu 7 Oktober 2009.

 

Menurut Amin yang juga Managing Director GroupM Interaction, dari data hasil survey Synovate Asia Business, dalam kurun waktu Juni-Juli 2007, televisi mendapat ekspos sekitar 34 persen, disusul internet 28 persen, radio 23 persen, surat kabar sembilan persen, dan majalah enam persen.

Sementara itu, pengiklan pun senantiasa mencari di mana space iklan yang sering dilihat oleh konsumen, tetapi dengan biaya yang murah. Oleh karenanya, Amin melanjutkan, konvergensi media seakan menjadi jawaban.

"Pengiklan kini mulai memikirkan apakah cukup untuk beriklan di televisi saja? Di era digital, sebuah iklan yang hanya dipampang di televisi impaknya tak akan sebesar sebuah iklan lainnya yang ditaruh di televisi, internet, dan mobile," kata Erik Meijer, CEO VIVAnews, di kesempatan yang sama.

Lebih lanjut, Erik yang juga menjabat sebagai Deputy President Director di Bakrie Telecom, mengaku sangat selektif saat memilih media untuk beriklan.

"Di Bakrie Telecom sendiri, jujur saja, kita juga pilih-pilih media mana yang akan diiklankan. Tentunya, kita memilih media-media yang substansial," katanya.

Dari total belanja iklan Esia, 10 persen ia alokasikan untuk beriklan di media online. "Itu pun tak semua media online, hanya beberapa portal terbesar saja," ujar Erik.

Namun demikian, Amin menilai, platform digital memiliki karakter yang khas. Para pengiklan harus mengerti bahwa di media ini konsumen memperoleh kontrol yang lebihbesar.

"Di komputer mereka bisa membuka-tutup window informasi, kapan pun mereka mau. Intinya, semua kontrol ada di tangan mereka," kata Amin.

Hal ini indikasinya serupa dengan misalnya, jumlah remote control di tiap rumah. Bisa saja, tiap rumah memiliki beberapa remote control yang meliputi remote TV, DVD, home theater, AC, dan sebagainya.

Tak hanya itu, Amin menambahkan, media digital baru juga membuka jalan bagi konsumen untuk lebih aktif berinteraksi dengan iklan. "Tidak pasif seperti melihat iklan produk di media cetak atau media konvensional lainnya. Cuma satu arah."



image

Suka-suka Pilih Nomor dengan Esia Sukasuka

Posted: 07 Oct 2009 01:58 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Nomor telepon adalah salah satu aspek penting yang mempengaruhi konsumen dalam menentukan provider, pasalnya nomer telepon seringkali dikaitkan dengan pribadi sang pemilik. Menyadari hal tersebut, Esia mengeluarkan produk Esia Sukasuka. Dengan produk terbaru dari esia tersebut, masyarakat dapat memilih nomer sesuai keinginannya.

"Konsumen sering dipaksa untuk membeli sesuatu, termasuk nomer telepon. Dengan Esia Sukasuka pelanggan dapat memilih sendiri nomer telepon favorit mereka," jelas Erik Meijer, Wakil Direktur Utama PT. Bakrie Telecom, Tbk, saat peluncura Esia Sukasuka, di Jakarta, Rabu (7/10).

Ia menuturkan, dengan membeli kartu perdana seharga Rp 15.000, pelanggan akan mendapat SIM Card yang belum mempunyai nomor. Terdapat tiga cara untuk mendapatkan nomer yang diinginkan. Pertama dengan menghubungi *228, operator akan memandu pelanggan mulai dari memilih nomer sampai aktifasi. Cara yang kedua melalui jalur internet dengan mengklik www.myesia.com/sukasuka atau cara yang ketiga dengan datang sendiri ke gerai esia yang terdapat di kota masing-masing.

Erik mengatakan untuk mencari nomer yang disukai, layanan Esia Sukasuka menyediakan tiga kriteria pemilihan nomor. Yang pertama adalah pencarian nomor sesuai pribadi dengan memasukan awal, akhiran mengandung atau tidak mengandunh arti tertentu. Pilihan kedua adalah menggunakan nomor seru yang direkomendasikan dengan pola tertentu dan yang terakhir adalag dengan nomor acak yang direkomendasikan.

"Pencarian nomor sesuai pribadi tidak dikenakan biaya aktivasi. Sedang penggunaan nomor seru dan nomor acak ada biaya aktivasinya," kata dia. Erik mengatakan, produk Esia Sukasuka sudah dipasarkan di seluruh daerah yang termasuk jangkauan Esia.

Meski demikian, Esia juga tetap mengeluarkan kartu perdana yang memiliki nomor. "Komposisinya 70 persen kartu dengan nomor dan 30 persen Esia Sukasuka," jelasnya.



image

Download, Sex, dan Mp3, Keyword Terpopuler

Posted: 07 Oct 2009 12:10 AM PDT

VIVAnews - Internet adalah jendela informasi dunia. Sebagian besar pengguna mengunjungi web adalah untuk mencari berbagai hal yang ia ingin ketahui. Akan tetapi, tahukah Anda apa kata atau keyword yang paling banyak digunakan ketika pengguna ingin mencari sesuatu di Internet?

"Kata 'download' mencatat 45 juta inquiry per bulannya. Kata 'sex' tercatat sebanyak 13 juta inquiry per bulan, sementara 'mp3' sembilan juta inquiry, dan 'video' ujuh juta inquiry tiap bulannya," kata Amin Azman, Managing Director GroupM Interaction di sela seminar Maximizing Your Product Campaign Through 3-Screen Strategy di Jakarta, 7 Oktober 2009.

"Di kategori telekomunikasi, keyword 'Nokia' mendominasi dengan dua juta inquiry, disusul '3' sekitar 1,5 juta inquiry, dan 'BlackBerry' kurang lebih satu juta juga per bulan," ucap Amin.

Amin menyebutkan, jika sudah beriklan di televisi, ada baiknya jika dihubungkan dengan media lainnya. "Kalau bisa dikasih rendering page, hook, semacam hyperlink, yang memberi petunjuk bagi user untuk mengetahui lebih jauh informasi seputar produk Anda, bagaimana cara mereka mendapatkannya," ucapnya.

Sekarang ini, menurut Amin, yang paling efisien adalah melalui platform digital. Pasalnya, dari sana, impact yang akan diperoleh oleh pengiklan cukup besar. "Sekarang ini, semuanya perlu ada integrasi, jangan biarkan digital terisolir di Indonesia," ucap Amin.

Saat ini, di Indonesia, tercatat 600 juta halaman situs dibuka setiap harinya. Sementara India mencatat jumlah yang terbesar di kawasan Asia Pasifik, yakni 626 juta. "Menurut data admob, tingginya trafik di Indonesia mampu melampaui China, Australia, Hong Kong, Filipina, dan negara-negara Asia Pasifik lainnya," kata Amin.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION