Selasa, 23 Maret 2010

Stop Sensor, Google Dihujani Pujian

Stop Sensor, Google Dihujani Pujian


Stop Sensor, Google Dihujani Pujian

Posted: 22 Mar 2010 09:28 PM PDT

VIVAnews - Keputusan Google untuk berhenti menyaring hasil pencarian di layanan mesin pencari mereka di China disambut baik kalangan aktivis hak asasi manusia dan pegiat anti-sensor. Termasuk di antaranya sebuah komite wartawan.

Index on Censorship misalnya. Organisasi yang aktif mengkampanyekan kebebasan berekspresi, memuji tindakan Google sebagai tindakan yang sangat berani dan berprinsip.

"China merupakan pasar yang sangat menggoda bagi siapapun dan Google telah berkembang di sana selama beberapa tahun meski masih berada di bawah Baidu dalam soal penggunaan," kata seorang juru bicara Index on Censorship, seperti VIVAnews kutip dari Guardian, 23 Maret 2010.

"Google bisa saja dengan mudah menggunakan pandangan jangka pendek dan mengatakan 'kami akan mengikuti permainan rezim (China)', namun mereka memutuskan untuk tidak mengikutinya," kata juru bicara tersebut. "Untuk itu mereka layak mendapat ucapan selamat," ucapnya.

Adapun Amnesty International, yang vokal mengungkapkan ketidakpuasan atas sikap diam Google terhadap permintaan pemerintah China, juga menyambut baik keputusan Google.

"Amnesty konsisten meminta perusahaan-perusahaan yang beroperasi di China untuk berhenti bekerjasama dengan otoritas China atas permintaan sensor mereka, dan untuk menghormati hak kebebasan berekspresi bagi pengguna web di China," kata Kate Allen, Direktur Amnesty International di Inggris.

Allen menyebutkan, langkah Google yang melawan prinsip-prinsip tersebut merupakan kabar baik. "Ini merupakan teroboson bagi perusahaan-perusahaan internet di China, yakni untuk bersikap transparan mengenai apa yang disaring dan disensor sesuai permintaan pemerintah dan untuk memperjuangkan kebebasan berpendapat di manapun mereka bisa, menggunakan pendekatan hukum," lanjut Allen.

Committee to Protect Journalists, badan independen untuk melindungi kebebasan pers, berharap akan melihat perubahan sikap China mengenai internet.

"Kami menyambut baik tindakan Google dan berharap semua perusahaan internet yang beroperasi di China mengambil posisi prinsipil serupa," kata Robert Mahoney, deputi direktur komite. "Banyak situs internet yang disensor pemerintah China merupakan situs berita dan jejaring sosial," ucapnya.

Mahoney menyatakan, keputusan Google untuk berhenti melakukan sensor akan membuat Google sebagai pihak yang salah. "Namun, untuk jangka panjang kami harap itu bisa menekan pemerintah China untuk membiarkan warga negaranya mengakses berita dan informasi yang mereka perlukan," ucap Mahoney.

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Nokia E72 Hadir dengan Pilihan Warna Baru

Posted: 22 Mar 2010 09:27 PM PDT

VIVAnews - Nokia Eseries selalu menyita perhatian ketika mengeluarkan varian ponsel barunya, tak terkecuali E72. Sayangnya, sejak E72 diluncurkan, tidak ada warna yang benar-benar feminin yang mampu memikat kaum hawa. Namun, sekarang sudah tidak lagi. Nokia E72 berwarna ungu baru saja diluncurkan.

Diharapkan mampu mengikuti jejak sukses E71, Nokia E72 menawarkan desain ponsel Qwerty yang ramping dengan ketebalan hanya 1 cm. Bedanya, pada E72, Nokia telah mengadopsi optical trackpad sebagai navigasinya dengan prosesor yang lebih kencang, yaitu ARM 11 600 MHz.

Nokia E72 memang selalu tampak elegan. Tapi, kini tak hanya pria yang mempunyai kesan itu, karena wanita pun akan mengakuinya sejak raksasa vendor ponsel asal Finlandia itu mengeluarkan Nokia E72 Amethyst Purple yang ditujukan untuk kaum hawa. Kemungkinan besar harga dan spesifikasinya tidak jauh berbeda.

Sebelumnya, Nokia hanya menggelontorkan E72 ke pasar dengan tiga pilihan warna, yakni hitam (Zodium Black), abu-abu (Metal Grey), dan coklat (Topaz Brown). Ketiganya tersedia sejak E72 diluncurkan pertama kalinya pada September tahun lalu. Menariknya, 72 warga negara Indonesia adalah orang pertama di dunia yang resmi "mencicipi" produk ini.

Nokia E72 Amethyst Purple sudah dapat dilihat di situs resmi Nokia Europe. Tapi, sayangnya belum ada informasi lebih lanjut terkait ketersediannya di Asia ataupun Indonesia.

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Stop Sensor, China Tuduh Google Langgar Janji

Posted: 22 Mar 2010 09:09 PM PDT

VIVAnews - Otoritas China mengklaim bahwa Google telah melanggar kesepakatan tertulis dengan berhenti melakukan sensor terhadap layanan mesin pencari. Selain itu, mesin pencari terkemuka tersebut juga dianggap keliru karena menuduh pemerintah China telah melakukan peretasan.

Komentar tersebut diungkapkan oleh pejabat biro internet kantor urusan informasi China seperti dikutip oleh kantor berita resmi pemerintah China, Xinhua, 23 Maret 2010.

"Google melanggar janji tertulis yang dibuat saat memasuki pasar China dengan berhenti menyaring layanan pencari," kata pejabat tersebut. "Mereka juga menyalahkan China dengan melontarkan sindiran atas tuduhan serangan oleh hacker," ucapnya.

"Ini sangat keliru. Tanpa kompromi, kami menentang politisasi isu-isu komersial, dan mengungkapkan kemarahan dan ketidakpuasan kami kepada Google atas tuduhan dan tindakan tidak berdasar tersebut," ucap pejabat tersebut.

Beberapa jam sebelumnya, Google mengatakan telah berhenti melakukan sensor pada mesin pencari versi China, Google.cn, dan mengalihkan secara langsung pengguna situs Google.cn di daratan China ke situs yang tidak disensor di Hong Kong.

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Google Akhirnya Berhenti Sensor di China

Posted: 22 Mar 2010 08:56 PM PDT

VIVAnews - Setelah berunding dengan otoritas China selama dua bulan terakhir, akhirnya Google memutuskan untuk berhenti melakukan sensor terhadap hasil pencarian di layanan pencari mereka.

Dalam proses negosiasi, Google berusaha untuk bisa mengoperasikan layanan mesin pencari tanpa sensor di China di bawah hukum negara komunis tersebut.

Namun otoritas China, kata Google, tegas mengatakan bahwa sensor dari pihak Google sendiri merupakan permintaan legal yang tidak bisa dinegosiasikan.

Akibatnya, Google mengambil keputusan yang oleh para analis disebut sebagai keputusan bisnis yang cerdas tetapi berisiko, yakni dengan mengalihkan langsung pengguna Google di daratan China ke mesin pencari Google yang bermarkas di Hong Kong.

Seperti diketahui, Hong Kong merupakan wilayah administrasi khusus China yang mengendalikan sistem ekonomi dan politiknya sendiri. Seperti dikutip dari Washington Post, 23 Maret 2010, Google sendiri menyebut tindakan tersebut sebagai solusi praktis dan masuk akal.

"Tindakan ini sepenuhnya legal dalam peraturan hukum China maupun Hong Kong, dan penting untuk diketahui bahwa kami patuh terhadap hukum," kata sebuah sumber dari Google yang menolak disebukan namanya karena persoalan ini sangat sensitif.

Namun, keputusan ini membuat raksasa mesin pencari ini berada dalam kondisi kritis. Meski Google ingin mempertahankan operasi Google di China, pemerintah komunis China bisa menutup kantor Google, memblok situs Google, atau bahkan mengambil tindakan terhadap 700 pegawai Google.

Tindakan Google membuat amarah pemerintah China meluap. Seorang pejabat pemerintah mengatakan bahwa selama ini China telah bersabar terhadap Google, tetapi perusahaan yang bermarkas di California, Amerika Serikat, tersebut justru melanggar janji tertulis mereka untuk menyensor hasil pencarian di situs Google.cn.

Google dan pemerintah China berulang kali bertikai pada sebelumnya. China memblok salah satu situs Google, YouTube, Maret tahun lalu tampaknya dengan tujuan agar rakyat China tidak bisa melihat video aksi protes anti rezim China oleh kelompok etnis Tibet dan Uighur.

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION