Rabu, 07 April 2010

Google Book Kembali Digugat

Google Book Kembali Digugat


Google Book Kembali Digugat

Posted: 06 Apr 2010 10:24 PM PDT

TEMPO Interaktif, Jakarta - Google Inc. kembali berhadapan dengan masalah hukum. Perusahaan mesin pencarian terbesar ini digugat sejumlah juru foto, American Society of Media Photographers dan komunitasnya menggugat lawsuit terhadap penampilan gambar pada buku-buku Google yang telah dipindai.

Media Financial Times mewawancarai perwakilan juru foto James McGuire. McGuire menyatakan Google memindai buku dan publikasi dengan gambar-visual visual, yang menghalangi hak-hak pemegang hak cipta gambar tersebut. »Kami mencari kompensasi untuk itu... Kami tidak mencoba untuk membenturkan pihak lain atau terpengaruh oleh tindakan pihak lain. Kami hanya mencoba untuk mendapatkan hasil terbaik bagi penggugat," kata McGuire kepada Financial Times.

Dalam siarannya, turut menggugat para juru foto dan desain dari the Graphic Artists Guild, the Picture Archive Council of America, the North American Nature Photography Association, dan the Professional Photographers of America.

Gugatan lawsuit ini merupakan kelanjutan putusan pengadilan federal atas gugatan para penulis sejumlah buku yang masuk dalam Google Book. Hakim pengadilan Denny Chin berdasarkan situs asosiasi ini menyarankan para fotografer dan desainer dari materi visual dalam sejumlah buku penggugat melayangkan gugatan terpisah. »Dari cara pandang keadilan dan efisiensi, ini lebih masuk akan bagi (asosiasi) untuk membuat daftar gugatan sendiri daripada.… menunda gugatan ini."

FT | PURW

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Geolog Temukan Hubungan Orbit Bumi dan Iklim  

Posted: 06 Apr 2010 08:50 PM PDT

TEMPO Interaktif, Jakarta - Dari analisis 1,2 juta tahun terakhir, Geolog di University of California Santa Barbara Lorraine Lisiecki mengklaim telah menemukan pola hubungan perubahan teratur siklus obit bumi terhadap iklim. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal ilmiah Nature Geoscience.

Lisiecki menganalisis suhu inti (core) sedimen laut dari 57 lokasi di seluruh dunia. Dengan menganalisis sedimen, para ilmuwan dapat membuat bagan iklim bumi selama jutaan tahun di masa lalu.

Lisecki menghubungkan iklim dengan catatan sejarah orbit bumi. Ia memperoleh data orbit bumi terhadap matahari berubah bentuk setiap 100 ribu tahun. Orbit ini menjadi lebih baik atau lebih lonjong pada interval waktu itu.

Bentuk orbit yang dikenal sebagai eksentritas. Satu aspek yang terkait adalah siklus 41 ribu tahun di kemiringan sumbu bumi. Glasiasi Bumi juga terjadi setiap 100 ribu tahun.

Lesiecki menemukan waktu perubahan iklim dan eksentrisitas terjadi bersama-sama. »Hubungan yang jelas antara waktu perubahan di orbit dan mengubah iklim bumi merupakan bukti kuat hubungan antara keduanya," Lisiecki menyimpulkan. »Hal ini tidak mungkin bahwa peristiwa-peristiwa ini tak akan terkait satu dengan lainnya."

Selain menemukan hubungan antara perubahan dalam bentuk orbit dan awal glasiasi, Lisiecki menemukan korelasi mengejutkan. Dia menemukan siklus glasial terbesar terjadi selama perubahan terlemah di eksentrisitas orbit bumi dan sebaliknya.

Dia menemukan perubahan kuat orbit bumi berhubungan dengan perubahan iklim lemah. »Ini mungkin berarti iklim bumi memiliki ketidakstabilan internal di samping sensitivitas terhadap perubahan dalam lintasan," kata Lisiecki.

Dia menyimpulkan pola perubahan iklim selama satu juta tahun terakhir mungkin melibatkan interaksi rumit antara bagian-bagian berbeda dari sistem iklim, serta tiga sistem orbital berebda, yakni eksentrisitas obrit, kemiringan, dan presesi atau perubahan orientasi sumbu.

SCIENCEDAILY | PURW

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

iPhone Baru Dikabarkan Akan Diumumkan Minggu Ini

Posted: 06 Apr 2010 06:03 PM PDT

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Tak sampai seminggu setelah memulai penjualan iPad ke konsumen, Apple bakal punya gawe besar lagi. Kali ini, masa depan software iPhone yang akan diumumkan. Apakah versi iPhone terbaru juga akan diungkap?

Informasi yang pasti, Apple telah mengirim email ke sejumlah media untuk menghadiri pertemuan di kantor pusatnya di Cupertino, California, AS, pada Kamis (8/4/2010) mendatang. Dalam undangan hanya disebutkan, penjelasan awal mengenai iPhone OS (operating system).

Bisa jadi Apple akan mengungkap sistem operasi iPhone yang sempat menjadi rumor dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan, bukan tidak mungkin bocoran mengenai perangkat iPhone terbaru yang selama ini banyak disebut-sebut akan diberi nama iPhone 4.0.

iPhone merupakan salah satu lini produk buatan Apple yang sukses di pasaran selain komputer Mac dan iPod. Apple meluncurkan iPhone pertama kali tahun 2007 dan berhasil menjual 40 juta unit sampai sekarang dari veris pertama iPhone, iPhone 3G, hingga versi ketiga iPhone 3GS. Nah, kapan iPhone 4.0 keluar?

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Menuju "Paperless and/or Less-paper World"

Posted: 06 Apr 2010 06:03 PM PDT

Assalaamu 'alaikum, Menuju Paperless World? Mungkin ini yang akan menjadi trend ke depannya. Sejak beberapa waktu lalu ada kolega Jepun yang datang ke office. Satu yang menarik dari dia dan membuat kagum adalah meja kerjanya bersih sekali. Semua yang dikerjakan oleh dia, di-save dalam file-file komputer dan hanya di-print out saja apabila memang benar-benar diperlukan. Ini memang sejalan dengan kebijakan HQ kami, apalagi di dalam persyaratan ISO14001 yang berkaitan dengan lingkungan, diharuskan pula menciptakan Green Environment, antara lain selain hemat energi, kalaupun melakukan print out, maka yang dipakai adalah Recycle Paper.

Saya sangat antusias dan tertarik mengikuti langkahnya dan memang sejak itu saya pribadi meminimalisir print out. Kalau memang gak perlu ya gak perlu print out. Hari ini, seharian, saya mendigitalisasikan semua file-file lama yang tercetak dan tercecer melalui Scanner. Kebetulan Scanner-Copier Fuji Xerox (bukan promosi lho), yang besar memungkinkan semua itu dilakukan dengan mudah. Tumpukan kertas cukup di-slot, lalu tekan tombol Go, bereslah sudah semua file lama terdigitalisasi.

Agaknya ke depan, memang sebaiknya diupayakan Paperless. Suatu ketika di tahun lalu, saat berkunjung ke klien saya yang merupakan perusahaan Jepang nomor wahid untuk hal pembuatan mesin printer terbesar, saya sempat mendiskusikan tentang Paperless World di masa depan. Ternyata memang, perusahaan tersebut sudah jauh sekali pandangannya ke depan dan mengiyakan bahwa one day, dunia seperti itu akan terwujud, ya paling tidak mendekati seperti itu.

Ini artinya "Kiamat" buat perusahaannya. Sebagai perusahaan printer, tentulah semakin banyak kertas yang di-print out, mereka akan semakin senang. Tapi tentu saja semua dari kita sudah tau bahwa kertas itu dibuat dari bubur kayu. Semakin banyak kertas yang dipakai, maka semakin banyak pula kayu yang ditebang. Ini di luar dari pemakaian recycle paper. Apabila semakin banyak hutan yang digunduli, maka kerusakan lingkungan seperti ini akan berakibat pada perubahan iklim. Misalnya efek rumah kaca, yang ada kaitannya dengan kurangnya penyerapan karbondioksida akibat jumlah pohon yang makin sedikit. Efek rumah kaca akan meningkatkan suhu bumi, lalu berimbas pada banyaknya gejala cuaca yang aneh seperti El Nino, La Nina, mencairnya es di kutub dll.

Sesuatu yang simpel, kalau diakumulasi, efeknya menjadi besar. Off course, bukan mutlak cuma gara-gara pemakaian kertas yang mubazir saja. Itu kan cuma salah satu faktor. Klien saya bercerita bahwa setiap sejumlah printer yang dibuat, maka akan diestimasi berapa jumlah kertas yang dipakai, dan sebagai tanggung jawab terhadap lingkungan, maka perusahaan tersebut akan menanam sekian banyak pohon. Good job, ternyata memang mereka punya tanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan semakin menggilanya Bumi dan alam saat ini, maka isu mengenai lingkungan menjadi sangat sensitif dan dibahas dimana-mana.

Kini kian banyak peraturan yang ditujukan untuk mencegah kerusakan lingkungan. Mungkin, salah satu ke depannya akan terjadi dunia Paperless. Klien saya ini pun di internalnya sedang hangat-hangatnya membahas kemungkinan ke arah sana. Mau tidak mau, kini mereka bergiat dan meneliti untuk pengembangan Electronics Paper, yang saat ini masih belum populer. Di beberapa tempat memang sudah mulai ada, hanya jumlahnya belum banyak.

Tentang electronics paper, saya jadi teringat dengan kisah seorang sobat yang suatu ketika mengajak saya berkunjung ke PC Show di Singapore ini. Apa yang dia cari? Ternyata yang dia cari adalah Alat PDF Reader yang simpel. Maklum, dia baru saja memulai kuliah S-2 bidang komputernya di sini. Modul-modulnya banyak sekali dan berupa PDF file. Kalau di-print out, rasanya gak mungkin karena jumlah halamannya sampai ratusan per file. Kadang, karena letih, ingin baca sambil tidur. Kalau dengan laptop, gimana caranya? Masak Laptop diajak tidur bareng? Mending ngajak tidur bareng si ehem ehem, he he. Ya, kalau ada PDF Reader, kan enak bisa sambil tiduran karena alatnya dan layarnya kecil.

Konon di beberapa belahan dunia, alat itu mulai populer, tapi belum terlalu dikenal di kawasan ini. PDF Reader ini juga salah satu langkah ke perwujudan Paperless World. Apakah iPad yang baru dikeluarkan Apple nantinya menjadi bagian perwujudan Paperless World? Mungkin juga begitu.

Kapan pastinya Paperless World akan terwujud? Belum ada yang tau, dan mungkin implementasinya bertahap dan waktunya berbeda di antara tiap negara dan wilayah. Seperti misalnya di Amerika, kini lebih populer koran online. Sudah sering kita dengar, perusahaan koran cetak di sana yang bangkrut ataupun berkurang jauh pendapatannya. Orang kini lebih senang memantau berita online, karena lebih real time.

Kalau ingin mendapatkan koran yang isinya sama persis dengan koran cetak, itu juga gak susah. Kini banyak koran, termasuk di Indonesia, seperti Republika dan Kompas, menyediakan e-Paper. Saya suka sekali baca e-Paper ini, karena seperti baca koran aslinya. Untuk berita yang real time, barulah kita klik berita di situsnya. e-Paper agaknya menjadi salah satu langkah perwujudan less-paper. Kapan kiranya itu bakal terjadi? Gak ada yang tau pasti.

Namun kiranya dari kita sendiri, lebih baik mulai mencoba melakukan Paperless Action. Baik buat kita dan baik juga buat lingkungan. Bukankah begitu? Silahkan di-share opini tentang Paperless World.

Wassalaam, Papa Fariz

Sumber: Kompasiana

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION