Sabtu, 23 Januari 2010

TV Digital LG Ditarget 1.000 Unit

TV Digital LG Ditarget 1.000 Unit


TV Digital LG Ditarget 1.000 Unit

Posted: 22 Jan 2010 07:35 AM PST

VIVAnews - Di tahap awal, LG tidak mau memasang target yang terlalu muluk untuk Infinia, TV LED LCD digital pertama mereka. Jumlahnya hanya 1.000 unit. Pasalnya, selain mahal, cakupan siaran TV digital di Indonesia masih belum luas.

"Alasan kami meluncurkan Infinia sebetulnya lebih ke tren, mengantisipasi tren pasar yang bergeser ke siaran TV digital. Jadi, fokus kita ingin jadi yang pertama dalam menyuguhkan perangkat televisi digital pertama di Indonesia. Jadi, tak semata-mata terfokus pada penjualan saja," kata Budi Setiawan, Direktur Penjualan LG Electronics Indonesia pada VIVAnews saat ditemui di Jakarta, Jumat 22 Januari 2010.

Untuk distribusinya, Budi menyebutkan, khusus kota-kota besar saja. Bahkan untuk tahap awal dipasarkan di Jakarta saja, karena yang sudah melampaui masa ujicoba baru Jakarta.

"Tapi, untuk pasar luar Jakarta, tetap bisa memakai Infinia, karena hybrid," kata Budi. "Digital TV tuner built-in tetap ada, tapi tak terpakai, hanya mampu menyiarkan siaran TV analog," ucapnya.

Untuj penjualan, di tahap pertama, LG langsung menyediakan 1.000 unit seiring kota yang dijamah siaran TV digital bertambah. "Kalau habis, nanti akan ditambah," ucapnya.

"Kami optimis saja, kenaikan penjualannya akan signifikan nanti," kata Budi. "Apalagi, kalau sudah didukung dengan regulasi dari pemerintah, yang mana semua broadcast harus dipancarkan dalam format digital," ucapnya.

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

"Pemerintah Lamban Urus Komisi Informasi"

Posted: 22 Jan 2010 05:11 AM PST

VIVAnews - Pemerintah dinilai belum siap melaksanakan prinsip-prinsip keterbukaan informasi dalam praktik penyelenggaraan negara, kendati Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 yang mengatur hal itu mulai efektif 1 Mei 2010, atau kurang lebih tiga bulan lagi.

Ketidaksiapan pemerintah itu diungkapkan dua Komisioner Komisi Informasi Pusat (KI Pusat) Ramly Amin dan Dono Prasetyo dalam keterangannya, Jumat 22 Januari 2010.

''Ini sebuah ironi, saat pemerintah menggembar-gemborkan pentingnya reformasi birokrasi dan menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan kerja 100 hari pertama kabinet, para birokrat kita ternyata tidak siap dan menunjukkan kelambanannya,'' kata Ramly.

"Omong kosong kita bicara reformasi bila tak disertai adanya keterbukaan informasi publik."

Salah satu bukti yang ditunjuk Ramly adalah belum dibentuknya Sekertariat KI Pusat yang menjadi pendukung kinerja KI sebagaimana diamanatkan UU No.14/ 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Antara Kementerian Komunikasi dan Informatika yang bertugas menyediakan Sekertariat KI, justru berbeda pendapat soal ini dengan Kementerian Negara Pemnerdayaan Aparatur Negara 

Sementara Dono Prasetyo mengatakan, sebagai Menkominfo baru, Tifatul Sembiring akhir Desember lalu mengirim surat ke Menteri Negara PAN setelah mendapat laporan dari 7 Komisioner KI. Namun pembentukan Sekertariat KI itu pun belum bisa dipastikan kapan.

Ia menyesalkan sikap sementara petinggi yang sengaja membiarkan masalah ini berlarut-larut. ''Tidak fair,'' katanya.

Dono Prasetyo menambahkan, 7 Komisioner KI Pusat diangkat berdasarkan Kepres No.48 /P/2009 tgl 2 Juni 2009 setelah lebih dulu melalui seleksi dan uji kelayakan di DPR RI. Sejak pelantikan 7 komisioner pada 16 Juli 2009, secara hukum KI Pusat terbentuk.

Sayangnya, 7 bulan berlalu, pemerintah, termasuk pemerintah provinsi belum juga siap. ''Baru Jawa Tengah yang sudah merekrut calon-calon anggota Komisi Informasi Provinsi, sebagian baru persiapan dan sebagian besar lainnya belum jelas,'' ujar Dono.

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

2009, LCD TV Jadi Primadona

Posted: 22 Jan 2010 02:23 AM PST

VIVAnews - Dari seluruh portfolio LCD TV milik LG, di sepanjang tahun 2009, LG New Scarlet menjadi yang paling populer.

"Porsi terbesar adalah tipe 32 inci, sekitar 55-60 persen dari total penjualan LCD TV LG. Tetapi ke depan kita ingin fokus di tipe 42 inci," ucap Budi Setiawan, Direktur Penjualan LG Electronics Indonesia pada VIVAnews di Jakarta, 22 Januari 2010.

Pasalnya, Budi menyebutkan, di tahun kemarin, ketika awal-awal diluncurkan, untuk produk tipe 42 inci harganya sangat mahal, di atas 18 juta. "Namun, di akhir tahun, harganya turun menjadi 11-12 juta, turunnya hingga sekitar 40 persen," ucapnya.

"Sisi baiknya, satu benefit untuk konsumen, harganya jadi lebih terjangkau," kata Budi. "Seiring mass production dan masuknya teknologi baru, teknologi LED, LCD TV otomatis turun harganya," ucapnya.

Sementara, itu, kata Budi, kontribusi paling besar masih dari jajaran LCD TV HD (high definition) dan Full HD. " Tetapi, nantinya, kalau produksi LED semakin banyak, kontribusi itu juga akan turun," ucap Budi.

Sebagai informasi, sekarang ini, diprediksi total market LED masih sekitar 5 persen dari total market LCD. "Masih sangat kecil sekali. Jadi, wajar saja mahal," kata Budi. "Tahun ini, saya kira bisa menguasai 10-15 persen, atau setara 150 ribuan unit," ucapnya.

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

Daerah Pelosok Langsung ke TV Digital

Posted: 22 Jan 2010 02:01 AM PST

VIVAnews - Di berbagai daerah pelosok di Indonesia memang masih banyak yang belum menjangkau TV analog. Akan tetapi, belum masuknya siaran TV analog ke kawasan tersebut bukanlah suatu masalah.

"Justru mereka bisa leap frogging, mereka bisa langsung menikmati siaran TV digital tanpa perlu merasakan siaran TV analog terlebih dulu," kata Supeno Lembang, Direktur PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia pada VIVAnews di Jakarta, Jumat 22 Januari 2010.

"Karena kalau tidak pernah dimulai, Indonesia tidak akan pernah siap," ucap Supeno. "Malahan, yang kita khawatirkan adalah masalah listrik dan keterjangkauan. Itu yang perlu dipikirkan pemerintah dan industri," ucapnya.

Terkait potensinya, kata Supeno, pihaknya yakin potensi tersebut sangat besar. "Lihat saja, pengguna TV di Indonesia saat ini sekitar 54 juta, sementara ponsel sudah 88 juta pengguna," ucap Supeno.

"Padahal, ponsel itu barang pribadi. Harganya sama, antara satu unit set-top box dan satu unit ponsel low-end rata-rata sekitar 300 ribuan," kata Supeno. "Nah, kalau membeli ponsel sebagai barang personal saja mampu, masa untuk satu set-top box yang dipakai bersama-sama di dalam satu rumah tidak mampu," ucapnya.

"Jadi, berbicara potensi, untuk siaran televisi digital, saya yakin sangat besar," kata Supeno. "Untuk sebuah kualitas yang lebih baik, saya yakin siaran TV digital diperkirakan bisa diserap dengan cepat oleh masyarakat," ucapnya.

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

2010, LED LCD TV Siap Banjiri Pasar

Posted: 22 Jan 2010 01:28 AM PST

VIVAnews - Di tahun 2009, untuk produk LCD TV, LG berhasil memasarkan sekitar 180.000 hingga 200.000 unit. Adapun per Desember 2009, pangsa pasar yang diraih mencapai 34 persen.

"Pertumbuhannya bagus, karena, di tahun lalu, seperti diketahui, LG hanya mampu menguasai 19-20 persen pangsa pasar," kata kata Budi Setiawan, Direktur Penjualan LG Electronics Indonesia pada VIVAnews saat ditemui di Jakarta, Jumat 22 Januari 2010. "Tapi, sekarang bisa 34 persen," ucapnya.

Melihat market size yang diprediksi akan mencapai 850.000 unit, di tahun ini, LG mematok target bisa menguasai 450.000 di antaranya. "Secara market share, bisa meraup 40 persen pangsa pasar," ucapnya.

"Kami sangat optimis, karena di awal tahun ini saja, LGEIN akan meluncurkan 40 line-up LCD TV terbaru, dan 20 seri di antaranya merupakan LED LCD TV," ucap Budi.

Budi menyebutkan, sekarang ini, era TV digital di tanah air sudah dekat. "Untuk itu pihaknya siap dengan 20 LED LCD TV. Semuanya sudah lengkap dengan built-in tuner sebagai penangkap siaran TV digital," ucapnya.

Di 2010 mendatang, Budi menyebutkan, pihaknya akan fokus di LED LCD TV. Karena, nantinya gap harga LED dan LCD tidak terlalu jauh. "Sekarang ini, LED LCD TV masih mahal, karena belum diproduksi secara massal," kata Budi. "Nanti, di pertengahan tahun, ketika sudah mass production, perlahan-lahan harganya akan otomatis turun," ucapnya.

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION