Minggu, 16 Mei 2010

Pengubah Suara Jadi Teks Segera Dijual

Pengubah Suara Jadi Teks Segera Dijual


Pengubah Suara Jadi Teks Segera Dijual

Posted: 15 May 2010 06:10 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejarah panjang tradisi tulis-menulis memasuki babak baru. Bukan tangan, tapi cukup mulut yang akan "menulis." Itu berkat lompatan teknologi pengubah suara menjadi teks berbahasa Indonesia hasil rekayasa berbasis operasi komputer Linux.

Peranti hasil rekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT bekerja sama dengan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) itu segera dipasarkan.

"Pihak BPPT memiliki royalti 20 persen dari penjualan perangkat teknologi itu," kata Kepala BPPT Marzan Azis Iskandar dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (14/5/2010).

Marzan mengatakan, lisensi memproduksi dan menjual diberikan kepada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) untuk jangka waktu lima tahun. Bentuk kerja sama ini diharapkan berkembang untuk hasil-hasil riset BPPT lainnya.

Presiden Direktur PT Inti Irfan Setiaputra mengatakan, teknologi perisalah menggantikan peran notulis dalam suatu rapat atau sidang. Kecepatan penulisan suara dapat diperoleh seketika dengan tingkat keakurasian 85 persen, bisa diupayakan menjadi 100 persen melalui proses perbaikan dari hasil rekaman yang tersedia.

"Berbagai institusi pemerintah jelas sangat membutuhkan teknologi perisalah rapat ini," kata Irfan.

Penjualan perisalah rapat tersebut dibagi menjadi sistem tunggal dengan harga Rp 200 juta per unit, sedangkan sistem multi seharga Rp 500 juta per unit. Perbedaannya terletak pada sistem multi yang bisa untuk agenda sidang yang tidak terbatas jumlahnya.

"PT Inti sudah membayarkan di muka Rp 2 miliar kepada BPPT untuk hak eksklusif dan lisensi produksi dan penjualan perisalah ini," kata Irfan.

Rekayasa teknologi informasi ini dirintis Oskar Riandi dari Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT. Menurut Oskar, pengambilan model ucapan sudah mencapai 190.000 kata dari hampir semua dialek suku bangsa di Indonesia.

"Jumlah ini sudah cukup meningkat dari sebelumnya sejumlah 60.000 kata," ujar Oskar.

Menurut dia, peluncuran teknologi perisalah rapat ini direncanakan pada 19 Mei 2010 di Jakarta. Pengembangan lebih lanjut ialah pada proses pengidentifikasian narasumber dengan memasukkan karakter suara.

Saat ini, identifikasi narasumber bergantung pada identifikasi mikrofon yang digunakan. "Inovasi lebih lanjut, pada pengidentifikasian karakter suara narasumber," kata Oskar.

Teknologi ini sudah diuji coba untuk mengubah suara dari orasi menjadi teks secara seketika. Uji coba dilaksanakan di beberapa instansi pemerintah, di antaranya Sekretariat Negara, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Pimpinan Daerah, dan Kementerian Keuangan.

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

Pusat Layanan BlackBerry di Bandung

Posted: 15 May 2010 06:10 PM PDT

BANDUNG, KOMPAS.com - Menyikapi tingginya pelanggan BlackBerry, PT Telkomsel bersama PT Malifax Indonesia menghadirkan pusat pelayanan bagi pelanggan BlackBerry bernama Mobilife di Bandung Electronic Center (BEC) lantai tiga, Kota Bandung.

"Sebagai operator BlackBerry terbesar di Indonesia, kami berkomitmen terus memberikan pelayanan yang terbaik. Dengan kehadiran pusat pelayanan BlackBerry, kini sekitar 30.000 pelanggan BlackBerry Telkomsel di Bandung semakin nyaman menggunakan BlackBerry," kata VP Channel Management Telkomsel Gideon Edie Purnomo saat meresmikan pusat layanan tersebut di Bandung, Sabtu.

Dia mengatakan, jumlah pelanggan BlackBerry di Indonesia semakin meningkat, di mana kini Telkomsel dipercaya melayani lebih dari 420.000 pelanggan BlackBerry atau bertambah sekitar 60.000 pelanggan selama empat bulan pertama di tahun 2010 ini.

Menurut Gideon Edie Purnomo, Mobilife merupakan "one stop solution shop" untuk layanan BlackBerry Telkomsel. Di Mobilife pelanggan memperoleh solusi lengkap, seperti informasi seputar BlackBerry, penanganan keluhan, garansi atas kerusakan, serta layanan "download" beragam aplikasi dan "upgrade software" terbaru.

Dikatakannya, target pelanggan BlackBerry hingga akhir 2010 sekitar 600 ribu pelanggan seluruh Indonesia. "saat ini tercatat jumlah pelanggan Blackberry Telkomsel mencapai 420 ribu orang," tukasnya.

Bahkan pelanggan juga dapat membeli paket "bundling" BlackBerry Telkomsel sekaligus mengaktifkannya di Mobilife. "Ke depannya Telkomsel akan menambah titik layanan pelanggan BlackBerry di 10 kota besar di Indonesia," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama GM Sales and Customer Service Telkomsel abar, Tubagus Daniel Azhari mengatakan, jumlah pelanggan BlackBerry di Bandung mencapai 30 ribu orang dan hingga akhir 2010 diperkirakan meningkat sampai 45 ribu pelanggan.

Sementara itu GM PT Malifax Indonesia Hermes mengatakan, pihaknya menyediakan layanan bagi pelanggan BlackBerry senyaman mungkin. "Untuk itu kami menyediakan unit Blackberry guna dipinjamkan kepada pelanggan yang melakukan perbaikan sesuai dengan tingkat kerusakannya," kata dia.

Sampai saat ini, kata Hermes, komplain pemilik BlackBerry sebagian besar karena masalah sinyal dan setingan saja.

Untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam menikmati layanan BlackBerry terjamin berkat dukungan kualitas jaringan yang handal. Telkomsel telah meningkatkan kapasitas layanan BlackBerry menjadi 200 Mbps serta penggelaran jaringan terluas berkualitas dengan lebih dari 32.000 Base Transceiver Station (BTS) termasuk lebih dari 5.000 Node B (BTS 3G) yang menjangkau hingga pelosok Indonesia.

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Philips Micro DVD, Si Ramping yang Menghadirkan Sensasi

Posted: 15 May 2010 04:39 PM PDT

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bum! Sebuah bom yang disembunyikan di dalam karung tiba-tiba diledakkan dari jarak jauh lewat telepon seluler. Sersan Matt Thompson, yang berada paling dekat dengan bom itu, pun terpental jauh, lalu jatuh terjerembap di tanah. Walaupun sudah memakai baju dan helm pelindung lengkap, tentara Amerika Serikat itu akhirnya tewas di tengah upayanya menjinakkan bom yang akhirnya meledak tersebut.

Cerita di atas adalah salah satu cuplikan adegan dari film The Hurt Locker, yang diproduksi pada 2008. Film yang dibintangi antara lain oleh Guy Pearce, pemeran Sersan Thompson, itu memang dipenuhi cerita ledakan bom dan tembak-menembak. Film dalam format DVD yang mengisahkan kehadiran pasukan Amerika di Irak itu terasa "seru" diputar di perangkat anyar ini: DVD microsystem seri MCD263 dari Philips.

Tempo sempat menjajal salah satu produk baru yang dirilis Philips bulan lalu ini. Dan, untuk mengetes bagaimana kualitas suara yang dihasilkannya, seperti yang "dijanjikan" produk anyar ini, adalah dengan memutar film bergenre perang seperti The Hurt Locker.

Philips sepertinya cukup berhasil membuat sebuah perangkat yang menyuguhkan tampilan visual dan audio yang maksimal, terutama audionya. Jika Anda memutar film di perangkat ini, akan Anda merasa sedang menikmati film di sebuah "bioskop mini". Seperti janji Philips melalui tagline "bring cinema experience to life". Sensasi bioskop akan lebih terasa maksimal jika Anda menontonnya di televisi definisi tinggi berlayar besar.

Kualitas audio yang maksimal itu bisa didapat karena microsystem ini ditanami fitur audio Dolby Digital dan Dolby Virtual Speaker. Dengan fitur ini, jangan coba-coba memasang volume di atas level 15 saat menyetel film perang, karena sudah cukup memekakkan telinga. Apalagi jika lingkungan rumah Anda berdekatan satu sama lain, siap-siap saja ditegur tetangga.

Untuk tampilan visualnya, perangkat yang dapat memutar DVD, DivX Ultra, VCD, MP3/WMA, CD, serta picture CD ini ditanami fitur HDMI 1.080p. Fitur ini akan meningkatkan kualitas gambar ke definisi tinggi yang lebih tajam. Perangkat dengan kapasitas keluaran daya maksimum hingga 1.200 PMPO ini juga dilengkapi port USB untuk memutar koleksi musik MP3/WMA atau menampilkan foto yang disimpan di USB. Selain itu, ada headphone jack jika Anda ingin menikmati audionya sendiri saja.

Soal kualitas gambar, Anda boleh bandingkan dengan memutar film yang sama di pemutar DVD biasa dan microsystem ini. Gambar yang ditampilkan di perangkat ini akan lebih tajam.

Philips DVD microsystem ini juga tidak seperti pemutar biasa, yang kebanyakan desainnya flat atau mendatar. Perangkat ini desainnya "berdiri", seperti mini compo namun bodinya lebih ramping. Dengan desain ini, cakram DVD juga diputar dengan posisi berdiri.

Pemutarnya sendiri didesain menarik, dengan penutup slider atau geser dengan permukaan mengkilat. Dengan bentuk pemutarnya yang ramping ini, Philips menawarkan perangkat ini untuk dapat ditempatkan berdiri (diletakkan) di meja atau ditempelkan di dinding. DVD microsystem ini juga tak hanya terdiri atas satu perangkat pemutar, tapi juga dilengkapi speaker subwoofer berbentuk kotak, yang akan melengkapi sensasi audio di bioskop.

Saat film diputar, subwoofer sebaiknya diletakkan agak berjauhan dengan pemutarnya agar audio lebih terasa surround alias "mengelilingi" ruangan. Apalagi jika subwoofer diletakkan di atas meja atau lantai, speaker yang didesain menghadap ke arah bawah ini akan membuat getaran-getaran di lantai, yang akan menambah sensasi bioskop.

Subwoofer itu menjadi satu sistem yang tak bisa terpisahkan dengan pemutarnya. Pasalnya, tak ada koneksi ke sumber listrik langsung dari pemutar utamanya. Kabel power hanya ada di subwoofer, dan perangkat ini yang akan "membagi" daya ke pemutarnya.

Selain tombol yang berada di bagian atas, DVD microsystem Philips ini dilengkapi remote control, dengan bentuk yang juga ramping. Pengguna bisa mengendalikan hampir semua pengaturan lewat remote control. Dikatakan hampir semua karena di perangkat remote control tak ditemukan tombol pembuka dan penutup slider pemutar. Jadi untuk membuka dan menutup slider harus dilakukan lewat tombol di atas pemutar, sembari Anda memasang atau mencopot cakram DVD dari pemutarnya.

Bentuknya yang ramping dan berwarna hitam mengesankan sederhana namun tetap elegan. Tapi, di balik kesederhanaannya, Anda bisa menikmati sensasi bioskop, layaknya memiliki seperangkat home theater yang terdiri atas banyak perangkat. Philips DVD microsystem sudah dipasarkan mulai pertengahan April lalu dengan harga sekitar Rp 2,8 juta.

DIMAS

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION