Senin, 10 Agustus 2009

stop dreaming start action: XL Siap Beri Kejutan Ponsel Android

stop dreaming start action: XL Siap Beri Kejutan Ponsel Android


XL Siap Beri Kejutan Ponsel Android

Posted: 09 Aug 2009 10:09 PM PDT

Excelcomindo Pratama (XL) menggandeng produsen ponsel asal Taiwan, HTC Mobile, untuk memasarkan ponsel Android dalam waktu dekat.

Ponsel Android yang akan dibundling dengan kartu perdana seluler XL itu kemungkinan besar adalah produk HTC Hero.

Bersama BlackBerry Gemini yang akan dirilis pada September, HTC Hero turut serta dalam uji coba jaringan yang digelar XL.

"Kami memang akan memasarkan Android. Namun soal kapan dan berapa harganya, tunggu saja kejutan dari kami," bisik Manajer Internet &; Data Services XL, Dolly Surya Wisaka, kepada detikINET di sela drive test jaringan sepanjang Jakarta-Surabaya-Madura.

Ponsel Android, sejatinya juga dipasarkan secara ekslusif oleh Telkomsel, beberapa bulan lalu. Seri Android yang dipasarkan operator itu adalah HTC Magic.

Oleh Telkomsel, ponsel ini dipasarkan dengan harga Rp 6,5 juta. Sementara, XL belum berani menyebutkan harga HTC Hero yang memiliki layar sentuh 3,2 inch (480×320) tersebut.

Dari sisi tampilan fisik, HTC Hero memang agak beda dibandingkan HTC Magic. Di bagian bawah ponsel ini, tepat pada area tombol dan navigasi, ada bagian yang agak melengkung. Mirip seperti lengkungan pada bodi kalkulator pada umumnya, namun dalam posisi terbalik.

Berdasarkan penelusuran di internet, spesifikasi lain produk ini antara lain: kamera 5 megapiksel dengan autofocus, AGPS, Digital Compass, Gravity sensor, 3.5 mm headphone jack.

HTC Hero sendiri menggunakan prosesor 528 MHz Qualcomm, RAM 288 MB, serta memori 512 MB untuk memori internal yang bisa ditambah dengan kartu microSD.

 



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Mobilife untuk BlackBerry Telkomsel

Posted: 09 Aug 2009 09:00 PM PDT

Telkomsel menghadirkan pusat layanan purna jual BlackBerry yang dinamakan Mobilife. One stop solution shop ini buah kerja samanya dengan Research In Motion (RIM) dan Malifax Indonesia.

Adapun, solusi yang ditawarkan Mobilife antara lain: informasi seputar BlackBerry, penanganan keluhan, garansi kerusakan, download aplikasi dan upgrade software, serta tak ketinggalan lini penjualan paket bundling BlackBerry Telkomsel.

Menurut VP Channel Management Telkomsel Gideon Edie Purnomo, jumlah pelanggan BlackBerry Telkomsel telah mencapai 135.000 atau meningkat 400% dibandingkan akhir 2008 yang hanya 35.000 pelanggan

"Pertumbuhan pelanggan BlackBerry Telkomsel yang sangat pesat mendorong kami untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik, salah satunya dengan menghadirkan Mobilife," tulisnya lewat email yang diterima detikINET, Senin (10/8/2009).

Telkomsel sendiri optimistis dapat meraih target 200 ribu pelanggan BlackBerry sejak pihaknya memberikan pilihan tarif berlangganan bulanan (Rp 180 ribu), mingguan (Rp 50 ribu) dan harian (Rp 8000).

"Kami juga akan merilis BlackBerry Gemini pada bulan September atau sebelum Idul Fitri," ungkap Gideon. Telkomsel yang menyiapkan 20-30 ribu perangkat Gemini, akan memasarkannya dengan harga bundling per unit di atas Rp 3 juta.

Untuk mengantisipasi lonjakan trafik BlackBerry, Telkomsel hingga akhir tahun ini juga akan meningkatkan kapasitas akses jaringannya menjadi 100 Mbps atau meningkat 10 kali lipat dibanding kapasitas di awal 2009.

"Di samping itu, pelanggan BlackBerry kami juga bisa menikmati jaringan terluas dengan 29.000 BTS (Base Transceiver Station) termasuk 4.000 Node B (BTS 3G) yang menjangkau hingga pelosok Indonesia," pungkas Gideon.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Situs Lokal Berlomba Membangun Situs Curhat

Posted: 09 Aug 2009 06:34 PM PDT

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebulan belakangan ini Devi Eriana Safira makin bergairah mengelola blognya di wordpress.com. Tulisan-tulisan yang ia publikasikan lewat media daring (online) itu saban hari dibaca dan dikomentari puluhan narablog (blogger). Padahal, hingga pertengahan bulan lalu, ia sudah sangat bersyukur jika ada sepuluh orang saja yang merespons artikelnya. »Sekarang dalam sehari bisa mencapai seratus orang yang membaca tulisan saya," kata perempuan 31 tahun ini. Bukan hanya blognya yang ramai dikunjungi. Ia juga mendapat ratusan teman baru lewat media bincang-bincang, seperti Yahoo! Messenger, dan jejaring sosial Facebook.

Popularitas Devi dan blognya meroket sejak ia bergabung dengan Ngerumpi (http://ngerumpi.com), situs vertikal yang menjadi ajang berkumpulnya para peselancar dunia maya yang tertarik dengan isu seputar perempuan. Situs vertikal adalah situs web yang membahas satu topik khusus saja (niche), seperti olahraga, otomotif, gaya hidup, teknologi, atau kuliner.

Di situs itu, hampir setiap hari Devi memuat tulisannya, dan selalu mendapat respons dari anggota situs. »Teman-teman di situs inilah yang kemudian juga membaca blog saya. Rasanya asyik melihat tulisan saya dikomentari," kata Team Leader Quality Assurance Telkomsel itu. Buat Devi, situs itu seolah menjadi ajang menunjukkan eksistensi diri sebagai penulis.

Ngerumpi diluncurkan pada 26 Juni lalu. Saat ini anggotanya sudah 500 orang. Situs ini didesain dengan konsep web 2.0. Anggotanya--disebut "user"--bisa berdiskusi dan berbagi tentang hal yang berkaitan dengan perempuan, seperti dunia kerja, gaya hidup, keluarga, kesehatan, lajang, dan soal seksual. Tak cuma kaum Hawa, laki-laki pun bisa menjadi anggota situs ini. »Para pembaca laki-laki boleh berpartisipasi dan menyumbangkan suara, saran, dan opini, bahkan bantahan," kata Silly, salah satu pengelola Ngerumpi.

Situs yang menjadi ajang tukar pendapat para anggotanya ini merupakan salah satu situs vertikal yang dibuat di Tanah Air. Beberapa bulan sebelum Ngerumpi, situs vertikal yang membahas hal-ihwal politik telah hadir, yaitu Politikana (http://politikana.com). Situs hasil kerja sama dengan Tempo ini muncul menjelang pemilihan umum legislatif, awal April lalu. »Pemilihan umum memang momentum tepat untuk peluncuran situs kami," kata Enda Nasution, pengelola Politikana. Meski yang dibahas di situs ini tak melulu soal politik dan kekuasaan, hingga seratus hari usianya, anggota Politikana sudah sekitar 4.000 orang.

Situs vertikal teranyar adalah Curi Pandang (http://curipandang.com), yang baru diluncurkan pekan lalu. »Curi Pandang adalah situs yang membahas dunia entertainment," kata Anindhita Maharrani, pengelola Curi Pandang. Tapi isinya diharapkan menjadi lawan dari berita hiburan di media tradisional. Maksudnya, sementara kebanyakan media gosip melihat artis dari sisi negatif, Curi Pandang justru dari sisi positifnya. Kalaupun ada tulisan berupa kritik, itu demi perbaikan artis yang bersangkutan.

Seperti halnya dua situs pendahulunya, Curi Pandang merupakan ajang bertukar pikiran dan kabar yang isinya disumbang oleh para anggota. Tiga situs tersebut memang sama jenisnya karena dikelola oleh tim yang sama, PT Inmark Digital Marketing.

Berbeda dari situs web lainnya, situs vertikal yang berbasis web 2.0 itu tergolong sebagai situs user generated content (UGC). Artinya, isi dan aplikasi web dibuat oleh anggota. Di situs ini pengguna dapat menerbitkan tulisan dan analisis secara langsung, dan gratis. Situs UGC mengizinkan pengguna bertindak sebagai moderator (user moderated content). Setiap tulisan dapat diberi rating oleh semua pengguna. »Rating tersebut secara otomatis menentukan posisi artikel di kolom utama di halaman home (artikel utama) sehingga tidak ada otoritas editor," kata Enda Nasution, yang juga seorang narablog terkemuka.

Tentu saja itu bukan berarti semua tulisan bisa masuk bebas. Tetap saja tulisan yang, misalnya, berbau pornografi atau mencela suku dan agama tertentu bakal ditendang dari situs ini. Menurut Enda, para moderator bertugas memastikan tulisan yang dimuat tidak mengandung hal-hal yang dikhawatirkan tersebut. Kalaupun ada yang lolos, bisa dipastikan artikel itu bakal mendapat rating buruk dari pengguna lain sehingga hilang dari peredaran. Moderator juga harus mempertimbangkan keberatan user atas suatu artikel yang dianggap tidak layak muat karena isinya fitnah belaka.

Hal yang mudah muncul dalam situs vertikal, seperti Politikana, adalah ketidakberimbangan karena moderator tidak memiliki otoritas menghapus naskah yang berisi dukungan kepada satu pihak. Untuk mengimbangi suara populer yang muncul di kolom utama, moderator menghadirkan penulis tamu dari kalangan praktisi, akademisi, dan figur publik lain yang ahli. Mereka ini bertindak sebagai narasumber. »Kami juga menampilkan artikel-artikel pilihan yang tidak populer tapi penting untuk menyeimbangkan pandangan di Politikana lewat fitur pilihan moderator," kata Enda.

Situs vertikal memang menarik bagi pengguna karena keleluasaan untuk mengisi content, dan walhasil menempatkan pengelola web hanya sebagai penyedia media. Sebelum tiga situs vertikal versi lokal itu, sejumlah web UGC sudah lebih dulu mengorbit, seperti Flickr, yang penggunanya memproduksi content berupa foto; YouTube, untuk pengguna yang memproduksi content berupa video; serta aplikasi jejaring sosial seperti Friendster dan Facebook. Yang belakangan itu merupakan bukti betapa web kategori UGC sangat diminati. Hingga awal Agustus ini, pengguna Facebook di Indonesia lebih dari 7,8 juta.

Rama Mamuaya, narablog yang rajin mencatat perkembangan dunia Internet di Indonesia, menilai kemunculan situs-situs vertikal merupakan efek dari kian banyaknya pengguna Internet di Indonesia. Jumlahnya sekitar 31 juta. "Mereka selalu ingin mencoba sesuatu yang baru, termasuk kalau ada situs jenis baru," kata Rama, yang juga pemilik situs Daily Social (http://dailysocial.net). Kelak, menurut dia, bukan tak mungkin dari situs vertikal ini akan muncul komunitas-komunitas kecil dan khusus, misalnya pencinta sepeda, animasi, dan komik.

Sebagian orang menganggap situs vertikal lebih menarik dibanding forum-forum diskusi yang berbentuk mailing list. »Karena enak dilihat dan ada sistem rating untuk melihat daftar penulis terbaik," kata Venus, pengelola Ngerumpi. Fitur seperti rating dan penempatan artikel utama yang berdasarkan pilihan pengguna membuat orang tertarik bergabung dan terpacu menulis. Venus yang di ranah daring dipanggil sebagai Simbok itu mengatakan jumlah 500 anggota Ngerumpi jauh di atas harapannya. »Pada minggu-minggu awal, hanya saya dan Silly yang mengisi situs ini bergantian dan saling mengomentari, ha-ha-ha…," katanya.

Sekarang, begitu Ngerumpi mulai dikenal dan anggotanya bertambah, Silly dan Venus justru kerepotan karena harus memelototi tiap naskah yang tayang. Dalam satu hari rata-rata ada 25 tulisan yang dikirimkan anggota.

Di Politikana lebih banyak lagi. Menurut Enda Nasution, saban hari ada 40 artikel yang tayang. Jumlah ini tentu bakal jauh lebih banyak lagi karena para penulis terus terpacu untuk membuat tulisan. Apalagi bagi penulis yang memanfaatkan situs ini sebagai ajang berbagi pengalaman dan ingin terus belajar menulis seperti Devi Eriana Safira. »Saya menulis begitu ada ide, dan langsung mem-posting," katanya.

Adek Media



image

Acer Hadirkan Seri Timeline Untuk Road Warrior

Posted: 09 Aug 2009 06:03 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Seri Acer Timeline dihadirkan bukannya tanpa tujuan. Notebook yang mampu bertahan hingga delapan jam ini dihadirkan bagi mereka yang gemar berpergian alias Road Warrior.

"Acer Timeline kami ciptakan bagi mereka yang road warrior. Selama berpergian, umumnya mereka membutuhkan notebook yang mampu melakukan koneksi ke internet sekaligus tahan lama untuk dipakai bekerja," ujar PR Specialist Marketing Communication Department Acer Indonesia, Astris Irawati Warsito.

Acer Indonesia melihat bahwa makin banyak orang yang membutuhkan notebook berukuran ringkas dan ringan untuk dibawa berpergian. Oleh karena itu, mereka luncurkan seri Acer Timeline di mana seri notebook ini memiliki kemampuan yang powerfull seperti Laminar Wall Jet, Processor Ultra Low Voltage, dan Powersmart Key untuk membuat batere tahan 8 jam.

"Kami luncurkan Acer Aspire Timline dalam dua ukuran yaitu 13 dan 14 inci mengingat masyarakat indonesia umumnya suka pada notebook berukuran kecil," tukas Astrid menambahkan.

Meski seri Acer Timeline lebih ditujukan kepada consumer yang sering berpergian, bukan berarti Acer tidak meluncurkan Acer Timeline untuk kelas korporat. Khusus untuk kelas korporat, Acer meluncurkan Acer Travelmate Timeline 8000 yang tidak dijual secara bebas.

Acer Travelmate Timeline 8000 secara spek tidak jauh berbeda dengan Aspire Timeline, tetapi pada seri Travelmate terdapat teknologi yang membuat laptop ini tahan akan goncangan. Untuk kedepannya, Acer akan mempersiapkan hardware-hardware baru untuk mendukung seri Timeline.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Apong Online, Tuna Netra pun Bisa Main Game

Posted: 09 Aug 2009 06:03 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Jarang ada game atau program yang mendukung tuna netra untuk bermain di dunia Cyber, tetapi hal tersebut akan berubah. Dalam Ritech 2009 yang berlangsung di Gelora Bung Karno, Jakarta, ditunjukkan sebuah software yang dikembangkan untuk tuna netra.

Software yang ditujukan untuk tuna netra tersebut adalah sebuah game online berbasis engine Angel-lite bernama Apong Online. "Menteri Komunikasi dan Informatika, bapak Mohhammad Nuh, ingin agar kami juga menciptakan software game untuk tuna netra juga," jelas Managing Director Game Nusantara Online, Heru Nugroho dalam pembukaan acara Ritech 2009 Jumat (7/8).

Berbeda dengan game-game online kebanyakan, Apong Online adalah game ping-pong. Di dalam game ini, tuna netra bisa mengendalikan karakter yang terpampang dengan bantuan respon suara. Selain itu, sesuai namanya, Apong Online, game ini juga bisa dimainkan secara online di mana pemain tuna netra juga bisa bertanding denga pemain tuna netra dari daerah lain. "Game ini kami buat agar pemain tuna netra juga bisa merasa fun dalam bermain komputer," ungkap Heru Nugroho menambahkan.

Rencananya game ini akan diluncurkan tahun depan. Meskipun begitu, belum ada tanggal pasti untuk kapan beta test dan launchingnya akan berlangsung.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION