Minggu, 02 Agustus 2009

stop dreaming start action: Effendi Ghazali, Belum Berani Ngeblog

stop dreaming start action: Effendi Ghazali, Belum Berani Ngeblog


Effendi Ghazali, Belum Berani Ngeblog

Posted: 01 Aug 2009 06:03 PM PDT

Kompas - Minggu, Agustus 2

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, menjadi penulis blog atau biasa disebut blogger bisa jadi merupakan hal yang mudah. Tapi hal itu nampaknya tidak berlaku bagi pakar komunikasi politik Effendi Ghazali PhD. Pengajar pada program pascasarjana UI ini mengaku belum berani menjadi penulis blog.

"Saya belum berani menjadi blogger," kata penggagas acara televisi Republik Mimpi ini dalam acara bedah buku hasil "nge-blog" mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal (purn) Chappy Hakim berjudul Cat Rambut Orang Yahudi, di Jakarta, Sabtu (1/7).

Menurut Effendi, menjadi seorang penulis blog itu membutuhkan komitmen yang panjang dan kuat. Tidak semua orang memiliki aspek-aspek tersebut untuk menjadi seorang blogger yang baik

"Komitmen untuk konsisten menulis itu merupakan tantangan berat menjadi seorang blogger," ujar pria yang baru saja menjadi ayah ini.

Lebih lanjut, Effendi menambahkan, ia belum memiliki aspek-aspek tersebut untuk menjadi blogger. "Saya ini takut berkomitmen. Saya lama untuk memutuskan menikah pun karena takut berkomitmen," kata Effendi berkelakar.

Artikel Terkait: Teknologi



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Aktif Menulis di Blog, Marsekal Chappy Hakim Dapatkan Rekor MURI

Posted: 01 Aug 2009 06:03 PM PDT

Kompas - Minggu, Agustus 2

JAKARTA,KOMPAS.com - Mantan Kepala Staf AU Marsekal (purn) Chappy Hakim mendapatkan penghargaan dan rekor dari Museum Rekor Indonesia dalam peluncuran bukunya yang berjudul "Cat Rambut Orang Yahudi" di Airman Planet Lounge Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (1/7)

Chappy mendapatkan penghargaan dan rekor sebagai Marsekal/Jenderal bintang empat pertama yang tulisan-tulisannya di blog (Kompasiana) diterbitkan menjadi sebuah buku. Penghargaan tersebut diberikan kepada Chappy oleh Sutikno Susilo dari MURI dengan plakat bernomor 3840 /MURI/VIII/ 2009 .

"Sebelumnya saya tidak mengira akan mendapatkan rekor ini. Saya berterima kasih kepada MURI atas penghargaannya," kata Chappy seusai menerima plakat penghargaan MURI tersebut.

Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas (PBK) tersebut merupakan hasil posting Chappy Hakim selama menjadi blogger di Kompasiana. Sementara pada kata pengantarnya diberikan oleh Jakob Oetama, Pemimpin Utama Harian Kompas.

Buku setebal 296 halaman tersebut antara lain terdiri dari beberapa kisah. Antara lain bercerita tentang kebiasaan Chappy mengecat rambutnya tatkala menjabat posisi penting di Angkatan Udara. Juga ada cerita Chappy mengenai kebiasaan orang-orang Yahudi. Cerita tentang orang Yahudi ini juga mengundang banyak komentar dalam postingannya di Kompasiana karena agak berbau kontroversi.

Artikel Terkait: Teknologi



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Penawaran Frekuensi 3G Segera Berakhir

Posted: 01 Aug 2009 05:32 AM PDT

detikcom - Minggu, Agustus 2

Batas akhir untuk mengajukan tambahan frekuensi 3G akan ditutup 5 Agustus 2009. Satu-satunya operator yang telah menyetujui harga Rp 160 miliar untuk second carrier 5 MHz di pita lebar seluler tersebut baru Telkomsel saja.

"Telkomsel sudah ok dengan reserved price annual base yang disetujui Departemen Keuangan. Sedangkan operator lain belum," ungkap Dirjen Postel Basuki Yusuf Iskandar, saat ditemui detikINET di gedung Depkominfo, Jakarta, baru-baru ini.

Selain Telkomsel, operator lain yang juga mengantungi lisensi seluler 3G adalah Indosat, Excelcomindo Pratama (XL), Natrindo Telepon Seluler (Axis), dan Hutchison CP Telecommunication Indonesia (Tri/3). Lima operator ini sama-sama mengantungi 5 MHz untuk 3G.

Namun idealnya, frekuensi 3G yang seharusnya dimiliki operator selebar 15 MHz, paling minim 10 MHz. "Dari awal memang sudah kami desain 10 MHz untuk masing-masing operator. Tinggal komitmen mereka saja kepada negara untuk membayar sesuai yang disepakati bersama untuk mendapatkan tambahan 5 MHz lagi, Rp 160 miliar," terang Basuki.

Operator selain Telkomsel yang juga memiliki lisensi 3G, bukannya tak ingin segera menambah frekuensi. Namun mereka menilai harganya saat ini tidak masuk akal jika melihat kondisi pasar. Meski begitu, mereka juga tetap menimbang segala kemungkinan, termasuk memenuhi keinginan pemerintah dengan membayar sesuai harga.

Wajar saja, operator 3G seperti Indosat dan XL, misalnya, sangat butuh untuk memperluas jalan di pita lebar seluler itu. Jika tidak, kapasitas jaringan mereka tak akan sanggup memenuhi lonjakan trafik pelanggan yang kian menggila. Contoh nyatanya yang dialami Indosat selama beberapa bulan belakangan ini lewat layanan broadband IM2 miliknya.

Indosat sendiri mengaku masih melakukan berbagai pertimbangan dalam hal penambahan frekuensi ini. "Keputusan resmi jawaban dari Indosat baru akan disampaikan besok," ujar Chief Marketing Officer Indosat Guntur Siboro, di lain kesempatan.

Senada dengan Indosat, XL pun tak mau buru-buru menyampaikan jawaban sampai tenggat waktu yang dipinta pemerintah berakhir. "Kami masih melakukan pembicaraan internal dan belum memutuskan apakah akan mengambil atau tidak. Namun pastinya, kami akan terus mengkaji secara intensif sampai last minute," tandas Presdir XL, Hasnul Suhaimi.

Artikel Terkait: Teknologi



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Siapa Bilang Tinta Refill Hemat?

Posted: 01 Aug 2009 05:30 AM PDT

By Muhammad Firman VIVAnews - Minggu, Agustus 2

VIVAnews - Banyak orang yang menganggap bahwa dengan membeli tinta isi ulang (refill) mereka bisa menghemat pengeluaran dalam urusan cetak-mencetak. Yang lebih berbahaya, anggapan ini juga meluas sampai ke segmen perusahaan. Atas nama 'efisiensi', pemegang keputusan pada perusahaan sering kali mendesak personil IT mereka untuk menggunakan tinta ataupun toner remanufaktur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari perusahaan.

"Pada awalnya, memang tidak ada masalah yang muncul, semua berjalan normal," kata Rini Eko Susanti, Office Building Officer PT Frisian Flag Indonesia, pada sebuah workshop seputar penggunaan tinta remanufakur di Jakarta, 29 Juli 2009. "Belakangan, setelah beberapa waktu berjalan, mulai muncul masalah pada print out. Hasil cetakan meleber, kualitas cetak tidak solid, akhirnya terpaksa harus mencetak ulang dan cetakan sebelumnya jadi tidak terpakai, dan itu merupakan pemborosan tersendiri," ucapnya.

Penghematan biaya sampai sebesar 50 persen lebih yang didapat di awal ternyata tidak berguna, karena hasil cetakan yang tidak bagus mempengaruhi kinerja perusahaan. "Karyawan yang ingin membuat laporan atau menyiapkan presentasi jadi susah," kata Rini. "Ini tentu mengganggu operasional. Padahal di industri kami, ketajaman warna, apalagi pada kemasan produk merupakan faktor yang penting" ucapnya.

Menurut Adrian Lesmono, Product Manager Supplies, HP Indonesia, cartridge ataupun toner remanufaktur memang lebih murah harganya dibandingkan cartridge atau toner asli dari HP. Meski begitu, kalau dihitung lebih lanjut, sebenarnya menggunakan tinta asli jauh lebih murah secara jangka panjang.

"Sebagai contoh, toner asli, sesuai dengan standar ISO misalnya mampu mencetak hingga 10 ribu lembar, sementara tinta remanufaktur, untuk mencetak sebanyak jumlah yang sama, mungkin dibutuhkan dua atau tiga buah toner," ucap Adrian. "Akhirnya, ongkos yang dikeluarkan pengguna untuk mencetak dalam jumlah tersebut menjadi lebih mahal, belum lagi waktu yang diperlukan untuk bolak-balik membeli toner tersebut ke toko. Murah tidak berarti hemat," ucapnya.

Di luaran, memang banyak produsen tinta ataupun toner refill yang menawarkan jasa isi ulang dengan kualitas yang bagus. Akan tetapi, dengan membongkar pasang cartridge ataupun toner, maka kualitasnya akan menurun. "Bila awalnya mampu mencetak hingga 10 ribu lembar, setelah isi ulang kemampuan cetaknya maksimal hanya 9 ribu, misalnya. Dan itu turus menurun seiring dengan seringnya cartridge atau toner tersebut dibongkar pasang," ucap Adrian.

Masalah lain yang sering muncul misalnya, tinta atau toner kompatibel kadang memang tidak bermasalah ketika mencetak hingga 5 ribu lembar. Tetapi di atas itu, mulai muncul masalah. "Hasil cetakan mulai kabur, akurasi warna berkurang kualitasnya, sampai akhirnya hasil cetakan tidak bisa digunakan. Bahkan pada akhirnya sampai merusak printer," kata Rini. "Ujung-ujungnya, efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan menjadi tidak terealisir. Ini yang membuat manajemen kami memutuskan untuk kembali menggunakan cartridge dan toner asli," ucapnya.

Artikel Terkait: Teknologi



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

IM3 Bidik Pelanggan Lewat Komunitas Muda

Posted: 01 Aug 2009 04:02 AM PDT

detikcom - Minggu, Agustus 2

Dari 30 juta calon pelanggan baru di Indonesia, 60% dipercaya datang dari segmen komunitas muda. Itu sebabnya, Indosat melalui IM3 coba fokus ke segmen ini.

Indosat belum lama ini merilis program IM3 Grup. Lewat program ini, maksimal lima orang pelanggan yang membentuk satu komunitas, bisa gratis telepon 60 menit serta SMS Rp 0,1.

Chief Marketing Officer Indosat Guntur Siboro mengatakan, program IM3 Grup ini dihadirkan demi memenuhi gaya hidup kaum muda yang suka berkelompok dengan teman-temannya. 

"Selain dari segmen menengah bawah dan pembukaan area baru, sumber pelanggan baru juga datang dari anak muda sebagai early adopter. Itu sebabnya, kami fokuskan IM3 ke segmen ini," jelasnya lewat pesan instan, Sabtu (1/8/2009).

Meski mulanya dari segi pendapatan tak begitu besar, namun komunitas berbasis massa anak muda ini diyakini bisa meningkatkan trafik pemakaian. Selain itu, tumbuhnya satu komunitas, juga diharap bisa ikut menumbuhkan komunitas lain.

Indosat sendiri mengenakan biaya pendaftaran Rp 5000 per minggu yang dipotong dari pulsa bagi komunitas ini. Biaya tersebut akan dikembalikan lagi kepada anggota grup dalam bentuk pulsa telepon dan SMS dengan tarif promo yang berlaku di IM3 saat ini.

Artikel Terkait: Teknologi



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION