Selasa, 04 Agustus 2009

stop dreaming start action: Symantec Kenalkan Cara Baru Mendeteksi Virus

stop dreaming start action: Symantec Kenalkan Cara Baru Mendeteksi Virus


Symantec Kenalkan Cara Baru Mendeteksi Virus

Posted: 03 Aug 2009 05:36 PM PDT

Tempo - Selasa, Agustus 4

TEMPO Interaktif, Jakarta - Anak muda itu, Carey Nachenberg, adalah potret sebuah gairah yang meletup-letup soal antivirus. Di otaknya seperti tertulis sejarah revolusi ledakan virus komputer.

Dia mulai bergabung dengan perusahaan software komputer Norton pada 19 tahun yang lalu, dua tahun setelah itu dia berkecimpung dalam urusan mencari virus beserta obat pembasminya. Tapi, lelaki itu tak pernah membayangkan serangan virus dan intrusi ke komputer sampai semeledak sekarang.

Lihatlah, pada 2000, Symantec, salah satu perusahaan ternama pembuat antivirus, berhasil mendeteksi 1.500 jenis (signature) virus. Setahun kemudian, jumlah itu meningkat 13,6 kali lipat menjadi 20.547 virus. Lalu, sembilan tahun kemudian, pada 2009 ini, sudah ditemukan 2,5 juta virus! Benar-benar revolusi yang dahsyat. Padahal tahun lalu baru ada 1,8 juta virus baru. Itu belum ditambah lagi dengan ancaman lain seperti trojan, cacing komputer yang total serangannya tahun ini mencapai 120 juta!

Dengan perkembangan itu, "Jangan heran bila peneliti kami, seperti Carey Nachenberg, rambutnya dari gondrong berubah jadi botak. Rontok memikirkan virus baru," kata David Hall, Senior Manager Product Marketing Symantec Asia-Pasifik, setengah bercanda. Dia lalu menunjuk foto evolusi rambut Nachenberg dari tahun ke tahun. Salah satu produk bikinan Nachenberg adalah fitur membasmi cacing komputer Code Red.

Dengan jutaan virus baru yang muncul setiap tahun, menurut Gary Egan, Director Product Management Symantec Asia-Pasifik, nyaris tak mungkin antivirus cuma mengandalkan teknologi lama, yakni cuma melakukan scanning terhadap berkas atau file. Dalam acara Symantec's Technical Reviewer Workshop di Singapura pada 16-17 Juli lalu, Egan menuturkan, virus beranak pinak luar biasa cepatnya. Kadang mereka lahir dengan nama berkas yang berbeda dan ciri-ciri yang berbeda. Database dari perusahaan antivirus kadang tak bisa mengimbangi cepatnya perkembangan virus. Karena itulah, Symantec mengenalkan teknologi baru untuk mengetahui sebuah berkas dianggap baik atau jahat buat komputer. Teknologi itu adalah reputasi.

Cara kerja teknologi ini mirip dengan kebiasaan para pengguna Internet selama ini. Misal, saat orang ingin ke restoran, orang bertanya kepada teman atau situs Internet, mana restoran yang paling enak masakannya, paling terjangkau harganya, atau yang asyik suasananya. Ada yang memberi nilai baik, ada juga yang memberi nilai buruk pada sebuah restoran. Bila dirata-rata, didapatlah nilai reputasi sebuah restoran.

Cara inilah yang ditiru Symantec. Saat diunduh dari komputer, sebuah berkas dokumen akan dicocokkan dengan pusat data Symantec, apakah berkas itu memiliki reputasi baik atau jahat. Symantec selama ini bekerja sama dengan 130 juta pengguna aktif Symantec. Mereka selalu memberikan masukan kalau ada virus baru. Dalam satu hari, laboratorium Symantec menerima kiriman 5 sampai 20 juta virus. Dengan mengutip "pendapat" 130 juta pengguna aktif itu, Symantec dengan mudah membangun database yang bisa menyeleksi apakah sebuah berkas digolongkan "baik", "jahat", atau malah "belum jelas" identitasnya.

Bila berkas itu tergolong "baik", komputer tak akan memindainya, melainkan langsung menerima. Kalau berkas itu tergolong "jahat", berkas itu langsung ditolak. Adapun bila berkas itu masih "belum jelas" statusnya, komputer akan memindainya dan mencocokkan dengan database virus. "Jadi tak semua berkas harus dipindai. Ini akan lebih enteng karena memindai file butuh waktu dan energi yang lama," kata Hall.

Sistem reputasi ini akan diperkenalkan pada produk Symantec terbaru, yakni Norton 2010. Cara ini membuat antivirus Symantec lebih enteng, tapi juga efektif membekuk virus karena ditolong oleh reputasi yang dijaga oleh 130 juta pengguna aktif.

Burhan Sholihin (Singapura)

Artikel Terkait: Teknologi



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

AVG Ciptakan Antivirus Berbahasa Indonesia

Posted: 02 Aug 2009 09:22 PM PDT

Tempo - Senin, Agustus 3

TEMPO Interaktif, Jakarta - JAKARTA - Pengembang software keamanan komputer, AVG Technologies, hari ini meluncurkan antivirus AVG Internet Security 8.5 dan AVG Anti-Virus 8.5 berbahasa Indonesia. Ini pertama kalinya AVG mendesain software antivirus dalam bahasa Indonesia.

"Dalam lingkungan online yang kompleks saat ini, kami percaya bahwa semua pengguna komputer mempunyai hak untuk memiliki pengalaman komputasi yang aman dan bebas virus," kata Karel Obluk, CTO AVG Technologies, pada siaran pers hari ini.

Obluk mengatakan, dengan penggunaan bahasa Indonesia, AVG menawarkan proteksi lengkap yang telah disesuaikan dengan pengguna di Indonesia. AVG Anti-Virus 8.5 dan AVG Internet Security 8.5 diciptakan untuk kebutuhan rumahan dan perkantoran skala kecil. Ia didesain untuk melindungi komputer dari ancaman dan virus, spywareantrojans, worm, dan rootkits.

Solusi ini juga meliputi pencarian dalam jaringan (online) real-time, mengunduh berkas dari web dan berbagi berkas melalui pesan pendek tanpa risiko infeksi malware, pendeteksi cepat, teknologi anti-rootkit, layanan pembaruan otomatis. Ia juga disebut bekerja secara cepat dan tak memperlambat sistem.

AVG Internet Security memiliki proteksi tambahan, seperti pembelajaran independen dan antispam yang dipersonalisasi, firewall yang cerdas, cepat, dan efisian menangkis hacker, proteksi saat online, dan melindungi serangan tak terlihat saat berselancar di Internet. AVG Antivirus dibanderol Rp 248.100 ribu dan Internet Security seharga Rp 354.400.

Keduanya bekerja pada sistem operasi Windows 2000/XP, dan Vista atau Vista SP1. Adapun fitur AVG Identity Protection yang ditawarkan pada Internet Security bisa berjalan pada sistem operasi Windows XP SP1, 2, dan Pro atau Home, Windows Vista 32 atau 64-bit.

DEDDY SINAGA

 

Artikel Terkait: Teknologi



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Jangkauan StarOne di Sumatera Semakin Luas

Posted: 02 Aug 2009 08:55 PM PDT

detikcom - Senin, Agustus 3

Indosat memperluas wilayah jelajah StarOne ke tiga kota di Sumatera. Dengan kehadirannya di Jambi, Pangkal Pinang, dan Metro, layanan fixed wireless access (FWA) tersebut artinya telah merambah total 66 kota di Indonesia .

"StarOne terus kami upayakan dapat hadir di berbagai kota di Indonesia, sebagai upaya kami untuk memberikan alternatif layanan kepada masyarakat," terang Guntur Siboro, Chief Marketing Officer Indosat, dalam keterangannya, Senin (3/8/2009).

Untuk menunjang layanan telekomunikasi seperti voice call, SMS, SLJJ, SLI, dan VoIP, yang diusung StarOne di tiga kota tersebut, Indosat mengalokasikan sekitar 30 base transceiver station (BTS) sebagai infrastruktur penunjang. Secara nasional, BTS untuk StarOne berkisar 1400 unit.

StarOne yang kini punya 600 ribu pelanggan, mengandalkan fitur StarOne Jelajah dan StarOne Duo. Kedua fitur itu mengkombinasikan seluruh kemampuan FWA dan seluler yang dimiliki Indosat untuk menyiasati mobilitas antarkota StarOne yang terbatas.

Artikel Terkait: Teknologi



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Kisah Kriminal Legendaris Inggris Tersedia Online

Posted: 02 Aug 2009 08:51 PM PDT

Tempo - Senin, Agustus 3

TEMPO Interaktif, London - Pengadilan kriminal paling legendaris dan menarik perhatian pada abad 18 dan 19 sudah bisa dibaca secara dalam jaringan (online) mulai hari ini. Sebuah situs web Inggris, www.ancestry.co.uk, telah mempublikasikan 1,4 juta dokumen pengadilan, bukti, dan hukuman, termasuk hukuman yang dijatuhkan bagi pelaku kriminal di Inggris dan Wales.

Berkas-berkas itu mencakup pengadilan terhadap Roderick McLean, yang mencoba menembak mati Ratu Victoria di kastil Windsor pada akhir 1800-an. Kriminal legendaris lainnya adalah Dr. Thomas Neill Cream, yang digantung pada 1892 setelah meracuni beberapa orang dan dituduh sebagai Jack the Ripper, meskipun serangkaian pembunuhan masih terjadi saat dirinya sudah dipenjara.

Kisah Isaac "Ikey" Solomon, yang diperkirakan menjadi inspirasi karakter Fagin dalam cerita Oliver Twist karangan Charles Dickens, juga termasuk di dalamnya. "Koleksi ini akan bermanfaat bagi sejarawan sosial karena berisi berbagai informasi mendalam tentang kriminalitas dan pelakunya di Inggris dan Wales sepanjang masa kemelaratan, perubahan, dan reformasi," kata Olivier Van Calster, Managing Director situs itu.

Dokumen itu berisi 900 ribu hukuman penjara, 97 ribu pengiriman tahanan ke koloni Inggris saat itu, seperti Australia, dan 10.300 eksekusi hukuman mati, termasuk terhadap seorang anak lelaki berusia 14 tahun.

Hukuman mati dijatuhkan untuk jenis kejahatan, mulai dari mencuri barang yang bernilai tak lebih dari lima shilling (setara dengan 30 pounsterling saat ini), mencuri kebutuhan hidup, memburu kelinci, sampai memotong pohon.

Pada 1860-an, eksekusi dengan hukuman gantung sangat populer. Warga biasanya datang dari jauh dan menyaksikan hukuman tersebut. Orang kaya malah biasanya menyewa balkon rumah dan pub untuk mendapatkan sudut pandang yang jelas.

"Ini membuktikan fakta bahwa kriminalitas dan hukuman telah dan selalu menjadi subyek yang kontroversial," kata Van Calster. "Ini juga menandai aksi kriminalitas alami yang warna-warni dan secara khusus menggambarkan kreativitas kejahatan itu sendiri, bahkan dalam masa-masa yang kurang baik."

Rekaman tersebut, yang dipublikasikan bekerjasama dengan Arsip Nasional Inggris, tersedia secara berlangganan.

DEDDY SINAGA | AFP

Artikel Terkait: Teknologi



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Ikan Salmon Menghilang di Yukon

Posted: 02 Aug 2009 08:21 PM PDT

Tempo - Senin, Agustus 3

TEMPO Interaktif, Anchorage - Rumah-rumah pengasapan ikan di Sungai Yukon mestinya penuh dengan ikan salmon raja yang kaya minyak itu pada musim semi ini. Namun, ikan yang selama ini dikonsumsi oleh suku asli Alaska sebagai makanan berenergi tinggi dalam menghadapi musim dingin yang panjang, nyaris tak bisa ditemukan. Rumah-rumah pengasapan itu pun hampir kosong melompong.

Fenomena itu pun tak hanya terjadi di Yukon. Sebuah sungai di Alaska telah ditutup dari penangkapan ikan setelah ikan salmon dalam jumlah yang signifikan tidak kembali ke sungai untuk bertelur. Fenomena ini sudah terjadi pada musim semi yang lalu, lebih buruk dari musim semi tahun lalu dan tahun 2007.

"Ini akan jadi musim dingin yang berat," kata Leslie Hunter, 67 tahun, pemilik toko dan nelayan komersial dari desa eskimo Yup'ik di Marshall, Alaska bagian barat.

Ahli biologi perikanan federal dan negara bagian Alaska telah terjun ke lapangan untuk menyelidiki misteri menghilangnya kawanan salmon itu.

Salmon raja menghabiskan tahunan di Laut Bering sebelum pada masa dewasa berenang ke sungai air tawar di mana mereka dilahirkan, untuk bertelur lalu akhirnya mati. Para ahli berpendapat, perubahan itu terjadi lantaran beberapa sebab, seperti pergeseran arus di Samudera Pasifik, ketersediaan makanan, perubahan kondisi sungai, dan keterkaitannya dengan predator.

Adapun masyarakat di sekitar sungai Yukon berpendapat, penyebabnya adalah penangkapan ikan pollock secara besar-besaran. Setidaknya ada satu juta metrik ton ikan pollock yang dipanen dari perairan timur Laut Bering setiap tahunnya. Nilainya setara dengan hampir US$ 1 miliar.

Masalahnya, ikan salmon raja kerap ikut tertangkap di pukat. Selain ikut dihitung, kebanyakan salmon yang mati malah dibuang kembali ke laut atau diberikan kepada yang membutuhkan. "Faktanya adalah penangkapan pollock telah mengorbankan stok ikan salmon," kata Nick Andrew Jr., Direktur Eksekutif Dewan Tradisional Ohagamuit. "Penangkapan pollock telah merubah cara hidup kami."

AP | DEDDY

Artikel Terkait: Teknologi



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION