Rabu, 16 September 2009

Bencana Terjadi Saat Kita Lupa

Bencana Terjadi Saat Kita Lupa


Bencana Terjadi Saat Kita Lupa

Posted: 15 Sep 2009 07:43 PM PDT

Portal kebanggaan kita, detikINET, pada Rabu sore, 2 September 2009 mewartakan 'kesuksesan' bencana gempa 7,3 SR menggoyang jaringan seluler di Jawa Barat khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Layanan operator seluler diinformasikan tidak berfungsi dengan optimal, baik percakapan maupun SMS. Di sisi lain, khususnya pada lokasi terjadinya gempa, layanan seluler memang mati total akibat putusnya pasokan listrik.

Situasi ini, sedikit-banyak, mengingatkan kita atas situasi matinya Internet seluruh Asia Pasifik (imbas putusnya link internasional) pasca gempa bumi 7,1 SR yang mengguncang Taiwan pada Selasa, 26 Desember 2006 lalu.

Dari prolog ini, kuat tersurat bahwa penyedia layanan telekomunikasi seluler maupun penyedia jasa Internet di tanah air, ternyata belum sepenuhnya siap menghadapi situasi-situasi tidak terduga yang amat pelik.

Padahal, mengacu tatanan geofisika dan meteorologi Indonesia, situasi tidak terduga tersebut --yang umumnya 'dilahirkan' dari bencana alam--sudah merupakan bagian tidak terpisahkan dari Tanah Air tercinta ini.

Tentu, publik masih ingat dengan dahsyatnya bencana tsunami 2004 yang menimpa kawasan Asia Tenggara, di mana korban jiwa terbanyak berasal dari saudara kita di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.


Pemulihan Bencana

Pada titik ini, penulis menilai bahwa di tengah posisi geografi yang secara natural memang rawan bencana setiap saat, banyak perusahaan jasa, khususnya operator seluler dan Internet, yang tidak sadar betul.

Mereka belum menerapkan sempurna dua antisipasi: Produser pemulihan sistem pasca bencana alias disaster recovery procedur (DRP) dan sistem cadangan kelanjutan bisnis atau business continuity plan (BCP).

Setidaknya, mengacu hasil survei kami pada 2008 lalu yang menunjukkan bahwa baru 56% responden perusahaan yang pernah menguji sistem DRP mereka--di tengah situasi yang sudah memiliki DRP sebanyak 63%.

Soal BCP, masih setali tiga uang. Survei Sharing Vision menyatakan baru 53% responden yang sudah menguji BCP mereka. Responden juga merasa bahwa 78% sistem cadangan mereka baru lengkap.

Prihatinnya, responden sendiri tidak teguh betul untuk bertekad terus memelihara dan melatih timnya dalam mengembangkan DRP maupun BCP. Ini terlihat dari angka hanya 41% responden yang ingin kembangkan BCP.

Dengan demikian, berhubung belum pernah diujicoba dan minimnya tekad tadi, maka wajar jika layanan semaput manakala bencana betulan menerjang. Sebab, semuanya hanya formalitas yang tak berbasis pengalaman praktis.

Kita bisa kembali berkaca pada kasus lumpuhnya Internet di Indonesia setelah gempa Taiwan terjadi, pada 2006 lalu. Ketiadaan DRP yang matang membuat layanan belum bisa berjalan dua hari setelah kejadian.

Pasalnya, penyedia jasa Internet saat itu ternyata belum menyiapkan sistem cadangan penyokong link internasional berbasis satelit. Semuanya masih bertumpu pada kabel optik di bawah laut yang memang rentan terkena bencana.

Alhasil, pengguna dunia maya di dalam negeri, mulai dari segmen ritel hingga korporasi, saat itu hanya bisa gigit jari menyaksikan akses komunikasi mereka ke dunia luar terputus hingga berhari-hari lamanya.

Perlu Regulasi

Penulis merekomendasikan dua hal terkait situasi ini. Pertama, Depkominfo sebagai regulator sudah selayaknya membuat aturan yang mewajibkan penyedia jasa seluler dan Internet memperhatikan betul keberadaan DRP dan BCP.

Dengan jumlah pengguna seluler 170 juta serta Internet berkisar 30 juta, maka sektor ini begitu vital karena menyangkut unsur hajat hidup orang banyak. Selayaknya, ada aturan yang bisa melindungi hak kebanyakan rakyat ini.

Kita bisa berkaca pada pemerintah Singapura, yang sudah menetapkan regulasi produser pemulihan sistem pasca bencana yang rigid, sehingga layanan Internet pasca gempa Taiwan sudah bisa berjalan tidak lama dari kejadian.

Kedua, para pemegang kebijakan di operator seluler maupun Internet harus merubah pola pikirnya tentang DRP dan BCP. Terutama, tentang persepsi bahwa kedua sistem ini hanyalah sekedar mekanisme pelapis semata.

Jauh dari itu, baik DRP dan BCP, bukanlah sekedar 'pemain pengganti'. Akan tetapi, di dalamnya terkandung kesadaran tetap memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, dalam segala situasi dan kondisi.

Para pemangku kepentingan di perusahaan juga harus menguji sistem mereka secara berkala, terutama pada musim di luar kebiasaan bencana terjadi. Dengan demikian, akan muncul sistem terbaik sekaligus tumbuhnya kesadaran.

Akhir kata, di tengah latensi bencana alam yang memang tidak terelakkan dari negeri ini, bencana bukanlah momok menakutkan yang harus dihindari. Bencana hanyalah terjadi, manakala kita lupa mempersiapkan sistem DRP dan BCP yang andal.

Penulis adalah Dosen Teknik Elektro ITB yang juga Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision. Bisa dihubungi melalui redaksi@detikinet.com



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

BlackBerry Islami ala Indosat

Posted: 15 Sep 2009 06:42 PM PDT

Indosat coba memanfaatkan momentum Ramadhan yang tersisa untuk menggenjot pemasaran bundel BlackBerry seri Bold, Javelin, dan Storm. Ketiga handset ini dikemas dengan beragam fitur islami.

Menurut Chief Marketing Officer Indosat, Guntur Siboro, di dalam ponsel BlackBerry tersebut sudah terbenam lima aplikasi Islami, yakni: Al-Quran dalam huruf Arab dan terjemahannya, Hadits, petunjuk solat, kumpulan doa, dan tasbih.

"Karena sudah dilengkapi dengan aplikasi tersebut, pelanggan tidak perlu lagi melakukan download. Semua sudah tersedia di dalam BlackBerry handset," ujarnya dalam rilis Indosat yang dikutip detikINET, Rabu (16/9/2009).

Blackberry Ramadhan disiapkan Indosat dalam jumlah terbatas dan hanya dipasok di Regional Jabotabek. Selain paket islami, Indosat juga membidik momen mudik lebaran melalui paket BlackBerry Holiday dan paket BlackBerry on Demand Rp 55 ribu per bulan.

Saat ini pengguna BlackBerry Indosat telah berjumlah 140 ribu pelanggan dengan komposisi 60% ritel dan 40% sisanya pelanggan korporat. Hingga akhir tahun, sang operator menargetkan pengguna layanan BlackBerry-nya mencapai 270 ribu.

 



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Senjata Paling Ampuh Bunuh Bosan di Perjalanan

Posted: 15 Sep 2009 06:13 PM PDT

Kegiatan rutin setiap tahun akan segera tiba, apalagi kalau bukan mudik. Dengan semakin dekatnya hari raya Idul Fitri jalanan sudah mulai penuh sesak oleh kendaraan-kendaraan yang ingin mudik.

Biasanya rasa bosan mulai muncul di tengah kemacetan lalu lintas. Untuk menghindari kebosanan, salah satu kegiatan yang paling menyenangkan adalah browsing! Kita bisa pantau arus lalu lintas di jalan-jalan utama, misalnya dengan video streaming, atau mengikuti perkembangan berita di website-website bahkan bisa chatting sepuasnya dengan teman-teman kita.

Lebih menyenangkan lagi kalau kita mengikuti dan membaca status-status teman-teman di facebook dan twitter. Selain bisa tahu siapa-siapa saja yang mudik, kita juga bisa sekalian tahu titik-titik mana yang terkena macet.

Untuk melakukan itu semua paling tidak kita harus punya handphone yang bisa browsing ataupun komputer, namun alangkah tidak praktisnya jika harus membawa komputer desktop atau laptop besar.

Sekarang banyak tersedia Netbook, perangkat mungil yang praktis. Pilihan yang cukup menggiurkan adalah paket netbook langsung online dari operator Smart Telecom. Koneksi kecepatan uploadnya kurang lebih 5 kali dari koneksi 3.5G GSM.

Sekarang perjalanan yang membosankan berubah menjadi perjalanan yang menyenangkan. (*)



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

iPod Nano Baru Kini Dilengkapi Kamera Video

Posted: 15 Sep 2009 06:13 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Hanya beberapa hari sebelum libur panjang lebaran, Apple merilis versi terbaru semua lini iPod dari iPod classic, iPod touch, iPod Nano, dan iPod Shuffle. Untuk, iPod Nano, produk terbarunya kini dilengkapi kamera video, layar 2,2 inci (lebih lebar dari sebelumnya), dan radio FM.

Kamera yang digunakan jenis H.264 VGA yang dapat merekam video dengan resolusi maksimal 640x480 piksel dengan 30 frame perdetik. Rekaman video bisa langsung diberi efek dengan pilihan 15 efek yaitu Sepia, Black and White, X-Ray, Film Grain, Thermal, Security Cam, Cyborg, Bulge, Kaleido, Motion Blur, Mirror, Light Tunnel, Dent, Stretch, dan Twirl.

Fitur baru lainnya yang hadir pada iPod Nano adalah Genius Mixes yang akan mengumpulkan lagu-lagu dalam tema-tema playlist secara otomatis. iPod Nano baru juga sudah dilengkapi aplikasi Pedometer dan Nike+ yang bisa dipakai untuk membantu program kebugaran.

iPod Nano terbaru tersedia dalam delapan warna dan dua pilihan kapasitas memori flash drive masing-masing 8 GB atau 16 GB. Memori sebesar itu cukup untuk menyimpan 2.000 atau 4.000 lagu dengan kualitas format AAC 128 Kbps, atau memuat hingga 7.000 atau 14.000 foto, atau merekam 8 jam atau 16 jam video.

Harga jualnya masing-masing Rp 1,999 juta untuk kapasitas 8 GB dan Rp 2,299 juta untul 16 GB. iPod Nano terbaru ini sudah bisa dipesan melalui Apple Store Indonesia secara online. Pemesanan online tidak dikenai gratis biaya antar dan gratis ukiran di bagian belakangnya sesuai permintaan. Namun, waktu pengiriman diperkirakan antara 3-5 minggu. Jadi, kelihatannya belum jadi hadiah lebaran jika Anda memesannya secara online.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Kamera Digital Murah Meriah

Posted: 15 Sep 2009 06:13 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Lebaran tinggal hitungan hari. Kamera digital adalah salah satu barang wajib jika Anda ingin mengabadikan momen-momen bahagia saat mudik. Tak harus dengan harga mahal karena saat ini bahkan sudah tersedia kamera-kamera digital murah meriah dengan harga di bawah sejutaan.

Salah satu pilihannya antara lain kamera digital merek Genius buatan produsen perangkat digital kelas dunia dari Taiwan. Genius kali ini memperkenalkan kamera murah meriah terbaru G-Shot 900 dengan harga sekitar Rp 600.000. 

Murah bukan berarti kualitas rendah karena gambar yang dibuatnya bisa hingga beresolusi 9.0 MP. Genius G-Shot 900 menggunakan resolusi 9.0 MP dengan image sensor CMOS dan layar TFT LCD 2,4 inci. Bahkan, dengan bantuan software interpolasi, kualitas gambar hasil jepretannya diklaim dapat ditingkatkan hingga 16 MP. 

Desainnya juga lumayan dengan ukuran yang terbilang ramping dan elegan dengan waran perak. Ia punya fitur 6 mode pengambilan gambar: Auto, Sports, Night, Potrait, Landscape dan Backlight. Juga 8x digital zoom untuk memperbesar tampilan objek yang jauh. Selain itu, ada fitur continuous shooting dan slide show playback.

Kamera digital ini juga dapat berfungsi sebagai kamera video yang dapat merekam dengan resolusi video 640x480 dan 320x240 dengan disertai suara sehingga Anda dapat memutar kembali di PC Anda. Produk ini sudah tersedia di pasar Indonesia.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION