Rabu, 24 November 2010

Tarif Mobile Broadband XL Rp99 Ribu

Tarif Mobile Broadband XL Rp99 Ribu


Tarif Mobile Broadband XL Rp99 Ribu

Posted: 23 Nov 2010 11:36 AM PST

VIVAnews - Meningkatkan utilitas pada jaringan selular, khususnya layanan data (Internet), PT XL Axiata Tbk (XL) memperkenalkan paket berlangganan Rp99 ribu per bulan untuk Internet unlimited dan tidak lagi memberlakukan kartu perdana (starter pack) khusus untuk mobile broadband.

Menurut Vice President Mobile Data Services XL Asni Juita, meningkatnya mobilitas masyarakat dalam beraktivitas dengan akses Internet, mulai dari notebook sampai smartphone meningkat pesat.

"Ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga di daerah-daerah. Sebab itu, kami menyederhanakan cara untuk menikmati layanan XL mobile broadband," katanya melalui keterangan, Rabu 23 November 2010.

Dengan tarif Rp99 ribu per bulan, pelanggan bisa mendapatkan layanan Internet dengan kecepatan hingga 256 Kbps yang disertai Fair Usage Policy (FUP). Sehingga, ketika kuota pemakaian Internet sudah mencapai 1 GB, maka kecepatan akses Internetnya turun menjadi 64 Kbps.

"Agar paket tersebut lebih fleksibel, pelanggan tinggal menggunakan kartu prabayar atau pasca bayar, baik baru yang bisa didapatkan di mana saja, atau kartu lama, dan langsung bisa diaktifkan dengan menekan *123*400# lalu OK/Yes," jelas Asni.

Sementara ini, layanan mobile broadband XL telah menjangkau Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Medan, dan Yogyakarta. Layanan ini akan berlanjut secara otomatis, selama pelanggan mempunyai minimum pulsa Rp99 ribu. Langganan akan berhenti secara otomatis bila pulsa tidak mencukupi atau apabila pelanggan menyatakan berhenti melalui *123*400# kemudian tekan 4.

Sekadar diketahui, per akhir September 2010, pelanggan XL tercatat sebanyak 38,5 juta. Pelanggan Internet saat ini telah mencapai sekitar 19 juta pelanggan, yang mana sekitar 70 ribu di antaranya merupakan pengguna XL Mobile Broadband.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

Februari NASA Akan Bidik Komet Tempel 1

Posted: 23 Nov 2010 09:35 AM PST

VIVAnews - Pesawat ulang alik Stardust milik National Aeronautics and Space Administration (NASA) kembali memperbaiki orbitnya ke posisi semula. Misi Stardust selanjutnya, Stardust-NExT, akan terbang membuntuti komet terakhir Tempel 1 pada hari Valentine tahun depan (14 Februari 2011).

Sebelumnya, pada Januari 2007, misi Stardust NExT dimulai dan akan memakan waktu perjalanan empat setengah tahun di ruang angkasa untuk menaklukan komet Tempel 1. Dan, awal tahun depan, pesawat antariksa NASA siap mengeksplorasi Tempel 1 yang kedua.

"Satu komet jatuh, tinggal satu lagi," ujar Tim Larson, project manager untuk misi Stardust-NExT dan misi EPOXI, misi yang berhasil menghentikan komet Hartley 2 pada 4 November 2010 silam.

Manuver koreksi lintasan yang akan menggerakkan pesawat NASA kembali ke jalurnya, akan dimulai pada pukul 2:00 waktu setempat pada 20 November mendatang. Roket Stardust akan berangkat dalam kurun sembilan detik, mengkonsumsi 41 gram (1,4 ons) bahan bakar dan meningkatkan kecepatan pesawat sekitar 0,7 mil per jam.

Manuver tersebut dirancang untuk memindahkan Stardust ke satu titik dengan jarak 200 kilometer dari komet Tempel 1. Untuk diketahui, Stardust diluncurkan pada 7 Februari 1999. Ia menjadi pesawat antariksa pertama dalam sejarah yang mengumpulkan sampel dari komet, di mana komet Wild 2 adalah komet pertamanya, lantas dibawa ke bumi untuk dipelajari.

Sesampainya sampel kapsul pertama yang jatuh kembali ke bumi pada Januari 2006 lalu, para pengendali misi menempatkannya kembali ke pesawat ulang alik lainnya karena dianggap masih memungkinkan untuk digunakan lagi.

Seiring canggihnya teknologi yang dipakai untuk menangkap gambar beresolusi tinggi pada permukaan komet, misi Stardust NExT akan mengukur komposisi, distribusi ukuran, dan fluks dari debu yang dipancarkan ke dalam koma, serta mengoleksi informasi-informasi baru. Informasi tersebut sangat penting untuk mengetahui bagaimana keluarga komet Jupiter berkembang dan terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang silam.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION