Jumat, 19 November 2010

Nilai Murid Jeblok, Salah Facebook?

Nilai Murid Jeblok, Salah Facebook?


Nilai Murid Jeblok, Salah Facebook?

Posted: 18 Nov 2010 08:55 PM PST

VIVAnews - Anak-anak yang menghabiskan banyak waktu mereka untuk online terbukti merasa sulit berkonsentrasi di dalam kelas dan kurang memerhatikan apa yang diajarkan. Ini bukan sekadar asumsi, tetapi berdasarkan studi.

Tidak sedikit guru yang kecewa melihat murid-murid menggunakan "bahasa chatting" seperti yang biasanya digunakan di fasilitas chat jejaring sosial, seperti 2mor, msg, lol, dan bk, saat berada dalam pelajaran tata bahasa Inggris (English grammar).

Sebagaimana diketahui, studi yang dilakukan JCA ini melibatkan 500 guru yang tujuannya untuk memotivasi personal dan pengembangan sosial para guru di luar kelas atau sekolah.

"Penelitian ini secara jelas menunjukkan bahwa siswa dari berbagai tingkat, mulai kelas atas hingga kelas bawah, menghabiskan waktu mereka lebih bayak di media sosial," kata seorang juru bicara JCA, yang dikutip dari Telegraph, Jumat 19 November 2010.

"Ketimbang mencari pengalaman hidup di luar rumah, study tour, dan berinteraksi melalui tatap muka langsung dengan orang lain, anak-anak lebih terobsesi dengan jejaring sosial. Dan, ini secara tidak sadar membentuk sikap dan kepribadian mereka," katanya menjelaskan.

Akibatnya, guru-guru mengkhawatirkan obsesi tersebut akan berdampak signifikan pada masa depan siswa-siwanya. "Hal ini terindikasi langsung pada nilai mereka yang rata-rata buruk dan sering gagal menyelesaikan pekerjaan rumah mereka tepat waktu. Kondisinya semakin buruk ketika mereka sulit berkonsentrasi di kelas," ujar juru bicara JCA lagi.

Akhirnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa anak-anak yang memperoleh nilai jeblok di sekolah adalah anak-anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jejaring sosial. Hal itu berdasarkan hasil penelitian dari 70 persen guru di Inggris yang sangat yakin, anak-anak semakin terobsesi pada situs-situs seperti Facebook, Twitter, dan MySpace.

Dan, nyaris setengah dari 500 guru yang disurvei percaya gangguan ini memengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi di kelas dan mengikuti pelajaran. Selain itu, diketahui sekitar 60 persen guru mengatakan kualitas pekerjaan rumah anak-anak memburuk karena mereka terburu-buru untuk menyelesaikannya.

Menurut Kairen Cullen, seorang psikolog pendidikan, ini adalah masalah subjek kompleks. "Berdasarkan praktik klinis saya yang banyak melibatkan anak-anak dan kaum muda, memang pada hari ini, di usia tersebut, mengakses dan memahami jejaring sosial adalah sesuatu yang tak terelakkan," katanya.

"Mereka sangat menikmati jejaring sosial, tetapi sesungguhnya timbul masalah ketika interaksi virtual malah mengganggu emosi anak di kehidupan nyata, atau membatasi perkembangan anak secara sosial dan emosional," ucap Cullen.

Seharusnya, waktu yang diinvestasikan anak di media sosial dan di kehidupan nyata harus seimbang. Sebab, interaksi personal dinilai sangat penting untuk perkembangan anak secara sosial dan emosional. "Interaksi interpersonal secara langsung sangat berpengaruh agar perkembangan sosial anak tidak terdistorsi ke depannya," ujarnya dengan tegas. (pet)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

Astronom RI Temukan Planet Alien Galaksi Lain

Posted: 18 Nov 2010 06:26 PM PST

VIVAnews -- Para astronom telah mengkonfirmasi temuan planet alien (asing) di Galaksi Bima Sakti yang datang dari galaksi lain. Namanya, Planet HIP 13044b yang mengorbit bintang tua, HIP 13044.

Planet mirip Yupiter ini sebenarnya lahir di galaksi lain, namun kemudian ditangkap oleh Bima Sakti sekitar 6 sampai 9 miliar tahun yang lalu. Efek samping dari kanibalisme galaksi membawa sebuah planet yang dulunya jauh kini berada dalam jangkauan para astronom untuk kali pertamanya.

Planet ini ditemukan oleh tim astronom dari Max-Planck-Institut fur Astronomie (MPIA), Heidelberg, Jerman. Tim peneliti meneliti pergerakan HIP 13044 menggunakan teleskop di sebuah observatorium di selatan Eropa, La Silla Observatory di Chile.

Setelah enam bulan pengamatan, mereka meneteksi gerakan-gerakan kecil yang melawan tarikan gravitasi planet yang mengorbit.

Yang membuat bangga, astronom asal Indonesia, Johny Setiawan didaulat jadi pemimpin proyeknya.

"Bagi saya, itu adalah kejutan besar," kata pemimpin tim, Johny Setiawan dari MPIA, speerti dimuat SPACE.com, 18 November 2010. "Kami tidak mengharapkan itu pada awalnya."

Tim peneliti yang dipimpin Johny Setiawan membeberkan hasil observasinya secara online dalam situs Science edisi 18 November.

Ukuran planet ini 25 persen lebih besar dari Jupiter. Ia mengorbit bintang HIP 13044 yang jaraknya 2.000 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Fornax.

Planet HIP 13044b berada sangat dekat dengan bintangnya itu. Jarak terdekat dengan bintang induk sekitar 8 juta kilometer atau 5,5 persen jarak Bumi dan Matahari. Planet menyelesaikan orbit setiap 16,2 hari.

HIP 13044b selamat dari fase penuaan bintang -- yang juga akan dialami Matahari sekitar 5 miliar tahun lagi.

Penemuan ini memaksa para astronom memikirkan kembali ide-ide mereka tentang formasi planet dan kelangsungan hidupnya. Apalagi, ini adalah planet pertama yang ditemukan mengelilingi bintang yang sangat tua dan miskin logam.

Johny setiawan memperkirakan, nanti, saat Matahari memasuki fase penuaan, menjadi raksasa merah, Bumi mungkin tak akan selamat.

"Planet-planet dalam, termasuk Bumi, mungkin tidak akan bertahan hidup," kata Johny Setiawan.

"Tapi Jupiter, Saturnus dan planet-planet luar mungkin pindah mendekat ke orbitnya, persis seperti yang kami deteksi."

Dalam kasus HIP 13044b, planet ini adalah korban yang selamat. Namun, ia tak akan hidup selamanya. Sebab, bintang induknya akan terus berkembang dalam tahap evolusi berikutnya. Planet ini akan tertelan.

Sekilas tentang Johny Setiawan

Johny Setiawan adalah astrofisikawan muda asal Indonesia yang bekerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jerman. Hebatnya, ia orang non-Jerman yang dipercaya sebagai ketua tim proyek.

Pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974 ini menamatkan S-1 dan S-3-nya di Freiburg, Jerman.

Sebelumnya, engan teleskop 2,2 meter di La Silla, Cile, Johny berhasil menemukan planet baru: HD 11977 B. Planet ini berjarak 200 tahun cahaya dari bumi . Planet berukuran 6,5 kali Jupiter ini mengitari bintang raksasa HD 11977A. Sebelum merilis temuannya, Mei lalu, Setiawan memelototi bintang itu sejak 1999.

Sebelumnya, pemuda kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974, ini juga menemukan dua bintang raksasa baru, HD 47536B dan HD 122430B, pada 2003.

 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

Peneliti Israel Gali Laut Mati

Posted: 18 Nov 2010 04:59 PM PST

VIVAnews - Para peneliti Israel sedang melakukan penggalian di bawah Laut Mati. Laut yang banyak dikisahkan dalam sejarah itu membentang di tiga wilayah; Israel, Palestina, dan Yordania. Para peneliti itu menggali untuk menelusuri riwayat bumi ini selama 500.000 tahun terakhir.

Seperti dilansir Telegraph.co.uk, para ilmuwan ini telah memulai penggalian dengan cara pengeboran jauh di bawah Laut Mati.

Penggeboran itu dilakukan untuk memeriksa lapisan sedimen yang berusia jutaan tahun. Diharapkan, sedimen itu dapat memberi petunjuk tentang banyak hal, seperti pergeseran pola cuaca, kegiatan seismik dan perubahan iklim pada zamannya.

"Sedimen ini dapat memberikan 'arsip' kondisi lingkungan geologi di daerah ini di masa lalu," kata peneliti Akademi Ilmu Pengetahuan dan Humaniora Israel.

'Potongan tipis' tentang sejarah bumi akan diekstrak melalui lubang bor sedalam 1.200 meter yang dibor oleh rig khusus. Posisi pengeboran berada di sebuah teluk kecil di utara Laut Mati.

Setelah diekstrak, lapisan contoh tanah itu akan diperiksa dengan teknologi resolusi tinggi. Dari sedimen ini, peneliti diharapkan mendapat petunjuk tentang perubahan lingkungan Bumi saat itu.

Bahkan, sedimen itu diperkirakan bisa memberikan informasi rinci tentang cuaca buruk atau kegiatan seismik utama pada masanya. Juga bisa memberikan wawasan tentang migrasi manusia di dalam dan luar daerah.

"Kami percaya bahwa hasil dari proyek ini akan memiliki implikasi luas dalam bidang ilmu pengetahuan dan lingkungan. Dan akan menjelaskan sumber daya alam baru," Zvi Ben-Abraham, profesor di Tel Aviv University.

Proyek ini disponsori Program Pengeboran International Continental, sebuah kelompok yang 'hobi' menggali kerak bumi di lokasi lain di seluruh dunia. Diharapkan, proyek ini dapat berjalan sampai akhir tahun.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION