Senin, 08 November 2010

Google Peringati 115 Tahun Penemuan Rontgen

Google Peringati 115 Tahun Penemuan Rontgen


Google Peringati 115 Tahun Penemuan Rontgen

Posted: 07 Nov 2010 07:24 PM PST

Liputan6.com, California: Bila saat ini Anda membuka Google, halaman muka situs mesin pencari di dunia maya ini dihiasi logo berwarna biru keabua-abuan dan berlatar hitam pekat. Ya, doodle kali ini memang ditujukan untuk memperingati 115 tahun penemuan sinar X atau rontgen.

Pada 8 November 1895 silam, seorang ahli fisika, Wilhelm Conrad Rontgen menemukan sebuah gambar dari generator sinar katoda. Dalam penelitiannya, sinar yang dihasilkan pada titik kontak dari berkas sinar katoda pada interior tabung vakum tidak dibelokkan oleh medan magnet dan sinar tersebut menembus berbagai macam materi.

Seminggu setelah penemuannya, Rontgen mengambil foto sinar X tangan istrinya yang dengan jelas menunjukkan cincin kawin dan tulang-tulangnya. Foto tersebut membangkitkan minat ilmiah yang besar dalam bentuk penemuan radiasi baru. Rontgen ini dinamakan radiasi sinar X. Karena itu, istilah sinar X juga disebut sebagai sinar rontgen.

Penemuan ini dikembangkan oleh William Coolidge, yang menemukan tabung sinar X, populer disebut tabung coolidge. Penemuan ini merevolusi generasi sinar X, yang merupakan model tabung sinar X untuk aplikasi berbasis medis.

Pemeriksaan visual CT Scan (computed tomography scan) menggunakan sinar X untuk membuat gambar tubuh. Radiograf (sinar X) dan CT Scan menunjukkan berbagai jenis informasi. Sinar X merupakan gambar dua dimensi, sedangkan CT Scan berupa tiga dimensi. Dengan melihat irisan tiga dimensi pada tubuh, dokter tidak hanya bisa mendeteksi tumor dalam tubuh, tapi juga seberapa dalam letak tumor tersebut.

Sebuah terobosan dalam aplikasi tungsten juga dibuat oleh W.D. Coolidge pada 1903. Coolidge berhasil menyiapkan kawat tungsten ulet, yang berperan penting dalam perkembangan industri lampu.(ANS/GoogleNews)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Mengapa Facebook Tidak Bangun Data Center di Indonesia?

Posted: 07 Nov 2010 03:45 PM PST

Oleh Dimitri Mahayana Saat ini, dengan jumlah lebih dari 400 juta Facebookers aktif di dunia, 25 persen di antaranya mengakses melalui telepon seluler. Angka ini dua kali lebih aktif dari akses melalui komputer personal/laptop. Di sisi lain, lebih dari 100 operator telekomunikasi di 60 negara di dunia, telah mempromosikan mobile Facebook untuk layanan mereka.

Berdasarkan riset kami, Indonesia adalah negara urutan ke-3 ditinjau dari keaktifan Facebooker-nya. Saat ini, lebih dari 47 persen pengguna internet di dalam negeri mengakses situs tersebut. Jumlah Facebooker aktif di Indonesia mencapai 18,9 juta, dengan trafik menempati posisi ke-8 dunia.

Melihat potensi pasar yang demikian dahsyat, secara ekonomi, sudah seharusnya situs jejaring sosial terbesar ini mendekati pelanggan agar respon lebih cepat dirasakan. Pendekatan ini juga berarti berbagi rejeki dengan daerah-daerah lokal di mana pelanggan berada.

Pertanyaannya kemudian, dengan jumlah pelanggan sebanyak ini, mengapa Facebook tidak meletakkan data center atau kolokasi (collocation) di Indonesia? Ada apa gerangan? Ini tentu amat merugikan bagi Indonesia; yakni, hilangnya kue bisnis, dan kedua, kebutuhan bandwidth koneksi internet internasional terus meningkat.

Coba mari kita hitung bersama. Saat ini, dengan jumlah "ummat" begitu besar, Facebook dikabarkan mempunyai 60 ribu web server, dengan pengeluaran mendekati Rp 500 miliar di tahun 2010 guna biaya sewa. Jika kita anggap setiap user aktif mempunyai space yang sama, berarti tiap user mendapat alokasi biaya sewa data center sebesar Rp 1.250 per tahun. Jika demikian, jatah sewa data center untuk Facebooker Indonesia adalah sebesar Rp 23,6 miliar per tahun!

Itu baru satu situs. Belum dengan Twitter, Friendster, BlackBerry, Yahoo, Google, dll. Rumor menyebutkan Facebook meletakkan data center-nya di Singapura. Tentu, di samping situs buatan Mark Zuckerberg ini, top internet site lainnya melakukan duplikasi data di negeri jiran ini. Otomatis, ini mendorong ketertarikan semua industri global untuk collocation di sana. Maka, betapa untungnya Singapura dan betapa ruginya Indonesia.

Ada empat dugaan mengapa Singapura lebih dipilih ketimbang Indonesia untuk hunian data center. Pertama, national security-safety. Harus diakui, tingkat keamanan dan iklim investasi di negeri ini belum setinggi negara tetangga kita.

Kedua, kualitas data center di Indonesia masih tertinggal, baik dari sisi konfigurasi bangunan maupun manajemen operasi. Inilah yang sebenarnya menjadi faktor kunci.

Data Sharing Vision menunjukkan kebutuhan data center oleh industri global rata-rata tier-3. Maksudnya data center dengan segala infrastruktur pendukungnya mempunyai redundansi sebanyak (N+1), sehingga jika data center membutuhkan 2 cooling system dalam operasinya, maka data center tersebut akan mempunyai 3 cooling system. Disamping itu, tier-3 mempunyai multiple path untuk distribusi power dan cooling meski hanya satu saluran yang aktif. Ini membuat proses perawatan dapat dilakukan tanpa mengganggu operasional. Dengan ketentuan di atas, tier-3 mempunyai availability sebesar 99,96 persen atau hanya 1,6 jam waktu down yang diperbolehkan selama satu tahun.

Guna melihat seperti apa data center kelas dunia, sangat penting bagi kita untuk belajar dan melakukan studi banding langsung ke data center paling top di dunia. Itulah yang melandasi Sharing Vision melakukan workshop Visiting World Class Data Center di Singapura pada 2-3 Desember mendatang.

Ketiga, belum jelasnya konsep pemasaran negara dan strategi pemasaran industri teknologi informasi nasional. Menurut data www.datacentermap.com, tercatat ada 9 data center di Indonesia yang dikomersialkan. Konon, dari 9 data center tersebut ada yang telah mendekati tier-3, namun cara pemasarannya ke industri global belum terdengar jelas.

Ini patut disayangkan, perhitungan Sharing Vision menunjukkan pasar layanan data center di Indonesia pada tahun 2011 mencapai sekitar Rp 1,5 triliun. Sebab, kian banyak perusahaan di Indonesia yang sadar pentingnya data center dan data recovery center dengan infrastruktur memadai.

Keempat, ketidakpastian regulasi. Ini bisa kita lihat dari perbandingan implementasi WiMax di Indonesia dengan keberanian pemblokiran layanan BlackBerry di Arab Saudi, misalnya. Empat faktor inilah yang membuat Facebook dkk masih memilih Singapura sebagai tempat kolokasi, meski pengguna di Indonesia jauh lebih besar.

Ironis, memang. Dengan demikian, jelas adanya pesan tulisan ini, "Mari tingkatkan pengelolaan dan kualitas data center nasional seraya meningkatkan pasar data center nasional, agar tercipta keseimbangan aliran bandwidth dalam dan luar negeri yang akan menyejahterakan Indonesia!"

Penulis, Dimitri Mahayana, adalah pendiri sekaligus chief lembaga riset telekomunikasi dan informasi berbasis di Bandung, Sharing Vision, dan Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Baru Itungan Bulan, Kartumuu.com Raih SparxUp Award

Posted: 06 Nov 2010 08:06 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Ary dan enam orang kawannya tidak pernah menyangka bahwa proyek iseng mereka berbuah penghargaan SparxUp Award, penghargaan bagi digital start up lokal yang kreatif. Padahal proyek iseng mereka yang bernama Kartumuu.com itu baru diluncurkan sekitar tiga bulan yang lalu.

"Kita benar-benar nggak nyangka, benar-benar," ujar salah satu penggagas Kartumuu.com, Ary Kristyanto usai menerima penghargaan SparxUp Award di FX, Sabtu (6/11/2010) malam. Kartumuu.com mendapat penghargaan SparxUp untuk kategori Best Social Network dan posisi ketiga untuk Best of The Best SparxUp Award.

Situs jejaring sosial berlogo hewan sapi itu kata Ary memiliki konsep kirim mengirim kartu. Berawal dari ide mengekspresikan pesan melalui gambar kartu yang dikirim lewat situs jejaring sosial Twitter atau surat elektronik. "Jadi kita mengirim pesan berupa kartu untuk teman kita. Update statusnya lewat kartu," kata Ary.

Hingga kini, pengguna Kartumuu mencapai ratusan orang. Mereka berasal dari golongan umur 25-30 tahun. Ke depannya, Ary dan kawan-kawan berniat memperluas platform, yang semula hanya mungkin melalui Twitter akan diperluas sehingga dapat melalui Facebook dan memiliki versi mobile.

Kemudian, lanjut Ary, pihak Kartumuu.com akan memungkinkan publik mendesain kartunya sendiri. "Kalau saat ini desain kartu kan dari kita. Ada tim desainnya," katanya. Kemudian, jika Anda pernah membuka Kartumuu.com, maka akan tampak konten yang serba Indonesia. Bahasa yang digunakan pun bahasa Indonesia, tidak seperti situs jejaring sosial Facebook atau Twitter. "Memang sengaja, target culture kita Indonesia. Mereka lebih suka Indonesia. Untuk pertama memang, kan small is the new big," papar Ary.

Selain bahasanya yang unik, desain web Kartumuu.com terbilang unik. Didominasi warna hijau, dengan logo sapi hitam-putih yang lucu. Menurut Ary, nama Kartumuu.com memang diambil dari nama sapi. kata "Muu" dengan dobel "U" berarti "Sapi" dalam bahasa Itali. "Tadinya kita mau Kartumu saja, tapi standar ya. Mangkanya diganti jadi Kartumuu. Muu itu artinya Sapi dalam bahasa Italia," kata Ary.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION