Jumat, 26 November 2010

Ditemukan, Fosil Buaya Berusia 100 Juta Tahun

Ditemukan, Fosil Buaya Berusia 100 Juta Tahun


Ditemukan, Fosil Buaya Berusia 100 Juta Tahun

Posted: 25 Nov 2010 08:29 PM PST

VIVAnews -- Sebuah fosil kepala hewan purba ditemukan di Thailand. Bentuknya relatif pipih, dengan bentuk moncong yang memanjang. Setelah diindentifikasi, itu adalah fosil buaya yang diperkirakan hidup 100 juta tahun lalu.

Ilmuwan dari Mahasarakham University, Komsorn Lauprasert mengatakan, spesies ini memiliki kaki yang lebih panjang dari buaya modern. Dari karakteristik giginya, ini adalah pemakan ikan.

"Mereka hidup di daratan dan bisa berlari sangat cepat," kata Komsorn, seperti dimuat Fox News, 25 November 2010.

Komsorn menemukan fosil ini di sebuah museum pada tahun 2006. Fosil sepanjang 6 inchi ini ditemukan di situs penggalian di Provinsi Nakhon Rathchasima atau Korat, Thailand.

Buaya jenis ini dinamakan "Khoratosuchus jintasakuli" -- gabungan dari lokasi penemuannya, Korat dan direktur institut riset, Pratueng Jintasakul.

Temuan buaya ini telah dipublikasikan dalam The Geological Society, London.

Wilayah tenggara Thailand sejak lama telah dinyatakan sebagai situs penting bagi para paleontologis. Sejumlah temuan penting ditemukan di lokasi yang dijuluki 'sabuk dinosaurus' itu, di mana sedimen batuan era Mesozoikum terdorong ke permukaan.

Peneliti gabungan dari Thailand dan Perancis mulai melakukan penelitian bersama di kawasan itu pada 1980 -- setelah ilmuwan pencari uranium menemukan tulang paha dinosaurus pada akhir tahun 1970.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Aplikasi Micro Piezo 20 Tahun Dirayakan

Posted: 25 Nov 2010 11:30 AM PST

MATSUMOTO, KOMPAS.com - Tuntutan presisi dan penghematan penggunaan tinta mesin cetak atau printer komputer dijawab perusahaan Epson dari Jepang dengan metode Micro Piezo. Epson merupakan perusahaan pengembang metode tersebut yang pertama kali, dan kini merayakan aplikasinya selama 20 tahun.

"Micro Piezo adalah pengembangan sistem kontrol pada tangki tinta. Ini sejalan dengan penghematan tinta, maupun penghematan pada sistem energi dengan Micro Piezo yang juga memungkinkan dikembangkan lebih lanjut pada bidang-bidang lain di masa-masa mendatang," kata Koichi Endo, salah satu pionir pengembangan metode Micro Piezo untuk Epson, Jumat (26/11/2010) di Matsumoto, Jepang.

Pengembangan Micro Piezo dimulai pada 1990, menurut Endo, bisa pula untuk bidang medis dan yang lainnya. Presisi dan akurasi seperti untuk pen gobatan penyakit tertentu membutuhkan sistem kontrol yang memungkinkan dapat ditempuh dengan metode Micro Piezo. Micro Piezo kini juga banyak dikembangkan untuk produksi televisi layar tipis.

Pengembangan mesin cetak komputer oleh perusahaan lainnya, menuruut Endo, selama ini menggunakan sistem thermal atau pemanasan. Pada prinsipnya, sistem pemanasan memungkinkan print head mengatur pengeluaran tinta sesuai pola warna yang diinginkan.

"Micro Piezo akan lebih efisien mengatur tinta yang dikeluarkan," kata Endo.

Endo saat ini menjabat Chairman Epson Singapore PTE LTD, sekaligus membawahi anak perusahaan Epson di beberapa n egara meliputi Indonesia, India, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Secara khusus, Epson merancang kebutuhan printer di Indonesia dengan menyesuaikan karakter masyarakat Indonesia yang menginginkan harga printer murah dengan tinta isi ulang.

"Sejak Oktober 2010 telah diluncurkan produk printer L100 dan L200 untuk menjawab kebutuhan konsumen di Indonesia," kata Endo.

Reduksi Emisi Presiden Seiko Epson Corporation Minoru Usui memaparkan, pengembangan teknologi mesin cetak computer oleh Epson, yaitu perusahaan yang didiri kan korporasi Seiko, itu sudah dimulai sejak 1968. Saat itu masih dikembangkan teknologi printer dot matrix hingga pada 1993 mulai diganti dengan Micro Piezo hingga sekarang .

"Metode Micro Piezo terus dikembangkan untuk mencapai komitmen Epson mereduksi emisi 90 persen dari setiap layanan produksinya pada 2050 nanti," kata Usui.

Chief Operating Officer Imaging and Information Operations Division Epson Motonori Okumura menyebutkan, di Indonesia produksi mesin cetak Epson pada tahun 2009 mencapai 6 juta unit. Pada 2012 diproyeksikan peningkatan kapasitas mencapai 13 juta unit per tahun di Cikarang, Jawa Barat, sedangkan untuk produksi tinta Epson di Batam .

"Ini pemenuhan tuntutan kebutuhan konsumen, setelah diciptakan rancangan khusus printer produk Epson satu-satunya di dunia yang dapat diisi ulang hanya di Indonesia," kata Okumura.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

Makin Mudah Mengatur Tab di Browser Web

Posted: 25 Nov 2010 01:33 AM PST

OSLO, KOMPAS.com - Tab browsing adalah salah satu fitur penting pada semua browser karena menyederhanakan jumlah jendela yang harus dibuka. Namun, semakin banyak tab juga seringkali menimbulkan masalah baru karena pengguna tidak hafal di mana posisi setiap halaman web yang telah dibuka.

Nah, untuk mengatur tab-tab yang begitu banyak, browser terbaru Opera 11 beta memperkenalkan Tab Stacking (tumpukan tab). Fitur ini berguna untuk mengelompokkan tab-tab tersebut dalam beberapa bagian tanpa harus menambah jendela dan meninggalkan halaman web. Misalnya, mengelompokkan tab berdasarkan kategori atau tema tertentu.

"Sama seperti menumpuk kertas untuk referensi yang akan datang, Tab Stacking adalah sebuah cara mudah untuk mengatur dan mengumpulkan tab yang Anda buka," ujar Jan Standal, VP dari Desktop Products Opera Software, dalam siaran persnya, Rabu (24/11/2010).

Cukup tarik satu tab di atas tab lainnya untuk mengelompokkan. Melayangkan mouse di atas sebuah tab akan menampilkan tumpukan dengan preview visual. Klik ikon panah untuk membentangkan tumpukan yang ada sepanjang barisan tab.

Pengelompokan tab seperti ini juga diperkenalkan Firefox 4 beta, browser terbaru buatan Mozilla. Namanya Panorama. Hanya saja, pengaturan Panorama berbeda dengan Tab Stacking pada Opera 11 beta. Pada Firefox 4 beta, pengguna harus masuk ke menu View> Tab Groups dan memanggil kumpulan tab yang dibuat, tidak muncul sebagai benar-benar tumpukan di browser seperti pada Opera 11 beta namaun seolah seperti jendela baru berisi kumpulan tab tersebut. 

Selain tumpukan tab, Opera 11 beta juga memperkenalkan fitur pengaya alias add-ons browser yang meningkatkan kemampuan Opera. Tiga minggu sejak extensions diluncurkan di versi alpha dari Opera 11, lebih dari 500.000 pengaya telah diunduh. Untuk mendorong penambahan extension yang tersedia, setiap harinya ada 10 - 20 extensions baru yang dibuat para developer. Katalog pengaya tersedia di https://addons.labs.opera.com/.

Fitur lainnya disebut Mouse Gestures yang menyediakan cara sederhana dan efektif untuk mengkontrol Opera hanya dengan beberapa jentikan mouse dengan mudah. Sejak perkenalannya di Opera 5, fitur isyarat mouse ini telah terbukti sebagai salah satu fitur Opera yang paling disukai. Opera 11 beta dapat diunduh dari http://www.opera.com/browser/next.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION