Jumat, 05 November 2010

Smart Banderol EVDO Terbaru Rp999 Ribu

Smart Banderol EVDO Terbaru Rp999 Ribu


Smart Banderol EVDO Terbaru Rp999 Ribu

Posted: 04 Nov 2010 10:37 PM PDT

VIVAnews - Bersamaan dengan ajang pameran komputer dan teknologi Indocomtech 2010 yang berlangsung di Jakarta Convention Center pada tanggal 3-7 November 2010, Smart Telecom (Smart) turut menghadirkan produk layanan EVDO Rev A terbarunya, Mobile WiFi AC30.

Mobile WiFi AC30 berkemampuan 3.5G EVDO Rev A ini dibanderol dengan harga khusus, yakni Rp999 ribu, untuk pelanggan prepaid. Pelanggan juga disuguhkan gratis data unlimited dengan paket Platinum selama 100 hari.

Sebagai informasi, dengan paket Platinum, pelanggan mendapat kecepatan unduh hingga 3,1Mbps dan unggah sampai dengan 384Kbps. Meski demikian, kecepatan ini baru bisa dinikmati pelanggan yang bermukim di area Rev A, yakni sekitar Jabodetabek.

"Mobile WiFi ini sangat cocok bagi pengguna yang menginginkan fitur berbagi akses Internet dengan pengguna lain dengan alat yang mudah dibawa kemana saja," kata Charles Sitorus, Chief of Sales Officer Smart Telecom di Jakarta, 5 November 2010.

Charles menyebutkan, mobile WiFi ini bisa mendukung penggunaan secara bersamaan sampai dengan maksimum 5 koneksi. Sama halnya dengan Telkomsel, Smart juga menggandeng ZTE sebagai mitra penyedia perangkat mobile Wi-Fi.

Secara teknis, Mobile WiFi AC30 beroperasi pada jaringan 800/1900MHz. Berdimensi 9,9 x 5,3 x 1,4 cm, perangkat ini memancarkan akses Wi-Fi 802.11 b/g. Daya tahan baterainya 1500 mAh, cukup untuk bertahan selama 4-5 jam.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

Perusahaan Berwawasan Lingkungan Malah Untung

Posted: 04 Nov 2010 12:57 AM PDT

 

VIVAnews - Anggapan yang mengatakan bahwa kebijakan perusahaan yang ramah lingkungan akan mengeluarkan ongkos yang besar ternyata tak terbukti. Dengan kebijakan ramah lingkungan, ternyata Bakrie Telecom justru bisa menghemat Rp 20 miliar per tahun. 

"Mungkin kelihatannya kecil tapi bagi perusahaan publik seperti BTel, ini akan meningkatkan kapitalisasi," ujar Presiden Direktur Bakrie Telecom Anindya Bakrie, di acara peluncuran inisiatif 'Hijau Untuk Negeri', di Blitz Megaplex Pacific Place, Jakarta, Kamis 4 November 2010.

Beberapa penghematan yang ditempuh BTel meliputi pengurangan penggunaan sumber daya alam (reduce), penggunaan kembali semua material (reuse), dan program daur ulang limbah elektronik, kertas, dan bahan lainnya (recycle).

Untuk penghematan di bidang energi, BTel menggunakan sistem pendinginan BTS free cooling box yang diharapkan bisa memberikan efisiensi energi hingga 50 persen. 

Menurut General Manager Corporate Brand Esia yang juga menjadi penanggung jawab inisiatif Hijau Untuk Negeri, Galuh Neftita, sistem pendinginan free cooling memanfaatkan ventilasi luar yang dilengkapi dengan material antijamur dan antilumut. 

Bila sebelumnya, BTS musti dikondisikan dengan suhu hingga 15 derajat celsius, dengan metode pendinginan baru itu, BTS-BTS BTel bisa tahan beroperasi maksimal hingga temperatur 40 derajat celsius.

Akibatnya, perusahan bisa mengurangi biaya listrik hingga Rp 10,5 miliar per tahun. Adapun kontribusi bagi lingkungan adalah pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 5 juta kg per tahun, atau setara dengan penggunaan 1000 mobil.

Penghematan BTel lainnya didapat dari penggunaan material RUIM dan voucher isi ulang baru. Menurut Wakil Presiden BTel Erik Meijer, kini 85 persen voucher isi ulang Esia adalah voucher elektrik yang tak memerlukan bahan khusus.

Untuk voucher fisik pun, BTel telah mengurangi penggunaan kertas dan plastik, di mana ukuran voucher isi ulang telah diperkecil hingga 80 persen. BTel mengklaim, penghematan dari sektor ini, bisa mencapai jutaan rupiah. Sementara, Erik menjelaskan, material kartu plastik yang bisa dihemat, bila dijajarkan bisa mencapai panjang setengah perjalanan ke bulan. 

Untuk pengurangan penggunaan kertas dan listrik kantor, BTel bisa menghemat hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Adapun kontribusi bagi lingkungan, artinya setara dengan pemakaian 300 mobil dan penyelamatan bagi 200 pohon. 

Erik mengatakan, BTel juga akan mendorong inisiatif ini kepada mitra-mitranya. Erik optmistis, ini bisa dilakukan mengingat perusahaan-perusahaan mitra juga mulai menyadari pentingnya kebijakan yang ramah lingkungan.

Misalnya saja vendor terbesar pemasok ponsel Esia, Huawei, ternyata juga sudah lebih dahulu menjadi anggota inisiatif Global eSustainability Initiative (GeSI). Bahkan mulai tahun depan, BTel juga akan bekerja sama dengan distributor Huawei di Indonesia, Dian Graha Electric, untuk mengumpulkan handset-handset bekas untuk didaur ulang. BTel menargetkan hingga 2012 akan bisa mendaur ulang sekitar 50 ribu ponsel bekas.

Menurut Chairman of the Board Global e-Sustainability Initiative, Luis Neves, saat ini industri telematika menyumbang sekitar 2 persen dari emisi karbon global. Dan angka itu diprediksi akan meningkat menjadi 3 persen pada 2020.

Namun, telematika juga bisa dioptimalkan sebagai sektor yang dapat mengurangi emisi karbon global hingga 15 persen pada 2020. Angka 15 persen, kata Neves, setara dengan 600 miliar Euro atau sekitar Rp 7500 triliun. "Sektor telematika bisa melakukan banyak hal untuk mengatasi isu perubahan iklim," katanya.

 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Akhir Tahun, BTS "Kotoran Sapi" Beroperasi

Posted: 03 Nov 2010 11:05 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Tifatul Sembiring mengharapkan pengoperasian base tranceiver station berbahan bakar biogas dari kotoran sapi bisa dilakukan pada akhir tahun ini.

Cara ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dalam pengoperasian base tranceiver station (BTS). Program BTS Green ini merupakan salah satu program kerja sama yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi serta Kementerian Pertanian sejak satu tahun lalu.

Dalam program tersebut, kata Tifatul, pihaknya akan memberikan bantuan pengadaan 10-20 sapi untuk setiap kelompok tani. Kotoran dari sapi-sapi tersebut kemudian dikumpulkan untuk menghasilkan biogas yang digunakan sebagai bahan bakar pengoperasian BTS dari operator seluler yang menggunakannya.

"Sepuluh sapi ini sudah cukup untuk mengoperasikan satu BTS," kata Tifatul di sela-sela pencanangan Kampanye Hijau untuk Negeri oleh PT Bakrie Telecom, Kamis (4/11/2010) siang.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya sedang menjajaki kerja sama dengan sejumlah operator seluler yang akan mengoperasikan BTS berbahan bakar biogas kotoran sapi tersebut. "Sudah ada beberapa operator termasuk Telkomsel yang sudah menyanggupi untuk peluncurannya. Saya sedang jadwalkan. Insya Allah tahun ini bisa dilakukan," ungkapnya.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Bakrie Daur Ulang 50.000 Ponsel

Posted: 03 Nov 2010 11:02 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, PT Bakrie Telecom Tbk akan mendaur ulang 50.000 telepon seluler dan ribuan baterai ponsel bekas.

Presiden Direktur PT Bakrie Telecom Tbk Anindya Bakrie mengatakan, langkah daur ulang ini merupakan salah satu upaya dalam Kampanye Hijau untuk Negeri yang dia canangkan, Kamis (4/11/2010).

Ia menjelaskan, dampak lingkungan berupa emisi karbon dari aktivitas teknologi informasi mencapai 2 persen dari total emisi karbon dunia. Untuk memproduksi sebuah telepon genggam, misalnya, memerlukan penambangan dengan mengambil tanah sebanyak 100 kg. Padahal, kalau dibuang, sebuah ponsel memerlukan waktu 400 juta tahun agar dapat terurai.

"Selain dampak positifnya, telekomunikasi juga punya dampak negatif bagi alam," kata Anindya. "Kami berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca 50 persen per pelanggan pada tahun 2009-2014," sambungnya.

Selain mendaur ulang ponsel dan baterai bekas, katanya, Bakrie Telecom juga melakukan langkah penghematan produksi kertas voucer isi ulang. Penghematan pengoperasian base tranceiver station (BTS) ramah lingkungan juga dapat mengurangi konsumsi energi hingga 30 persen dan memangkas biaya operasional hingga Rp 10 miliar per tahun.

Bakrie Telecom juga berinisiatif mengirimkan pesan pendek (SMS) berisi tips-tips melakukan kegiatan ramah lingkungan kepada 11 juta pelanggannya. 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION