Senin, 15 Februari 2010

Opera Mini Lewati 50 Juta Pengguna Aktif

Opera Mini Lewati 50 Juta Pengguna Aktif


Opera Mini Lewati 50 Juta Pengguna Aktif

Posted: 14 Feb 2010 10:04 PM PST

Message from fivefilters.org: If you can, please donate to the full-text RSS service so we can continue developing it.

VIVAnews - Opera Mini, browser populer pada perangkat genggam mencatat sejarah baru. Sampai Januari 2010, browser tersebut digunakan oleh lebih dari 50 juta pengguna aktif per bulannya.

Catatan ini menunjukkan bahwa Opera Mini lebih populer dibandingkan browser mobile lainnya.

"Tujuan kami menghadirkan Opera Mini adalah agar internet tersedia untuk siapapun, tak pedulu apa jaringan atau ponsel yang digunakan," kata Lars Boilesen, Chief Executive Opera, pada keterangannya, 15 Februari 2010. "50 juta pengguna aktif merupakan permulaan yang baik," ucapnya.

Hanya dalam kurun satu tahun, Opera telah mengalami pertumbuhan di seluruh lokasi geografis. Jumlah penggunanya naik 150 persen dari 20 juta pengguna unik per bulan di Januari 2009 menjadi 50 juta pengguna unik per bulan di Januari 2010.

Angka 50 juta tersebut bukanlah mereka yang baru saja mendownload Opera Mini, tetapi mereka yang menggunakan browser secara aktif.

Menurut penelitian Gartner, di 2010 mendatang, ponsel akan mengambil alih PC sebagai perangkat yang paling banyak digunakan untuk mengakses internet di seluruh dunia. Statistik ini menjelaskan potensi yang dimiliki oleh browser mobile.

Sebagai catatan, Opera Mini membutuhkan 28 bulan untuk mencapai 10 juta pengguna aktif, yakni dari Januari 2006 sampai April 2008. Akan tetapi, untuk 10 juta terakhir, produsen software asal Norwegia tersebut hanya membutuhkan tiga bulan dari November 2009 sampai Januari 2010.

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

eTouch Mobile Sasar Kalimantan dan Sulawesi

Posted: 14 Feb 2010 09:03 PM PST

Message from fivefilters.org: If you can, please donate to the full-text RSS service so we can continue developing it.

VIVAnews - Memperkuat posisinya di pasar ponsel brand lokal, eTouch Mobile fokus untuk ekspansi ke daerah-daerah baru di Tanah Air. Sekarang ini, 80 persen penjualannya didominasi wilayah Jawa dan Sumatera.

"Untuk mendongkrak angka penjualan dan mencapai target tahun ini, kami berencana untuk lebih agresif di Kalimantan dan Sulawesi," kata Hendru Susilo, General Manager Product and Marketing eTouch Mobile di Jakarta, 15 Februari 2010.

Seperti diketahui, di Indonesia, eTouch serius menargetkan posisi empat di daftar lembaga riset GFK.

"Menurut data GFK sekarang, hanya tiga brand lokal yang terlihat. Tahun ini, kami cukup menjadi brand ke empat atau ke lima, mengingat di pasar ada sekitar 60 merk yang beredar, itu sudah bagus," ucap Hendru.

Untuk mendongkrak penjualan di daerah-daerah, kata Hendru, eTouch Mobile juga berencana menggandeng operator selular sebagai mitra program bundel.

"Mudah-mudahan bisa dimulai sekitar kuartal kedua. Saat ini, kami masih penjajakan ke dua operator besar," ucap Hendru. "Saat ini baru pertemuan awal, jadi belum tahu seperti apa bundelnya. Yang jelas, kerja sama ini skala nasional, tak hanya regional," ucapnya.

e-Touch, yang merupakan merk dagang milik perusahaan asal Hong Kong, First Mobile Group (FMG), saat ini memiliki cabang di lebih dari 10 negara di dunia, dan telah menjadi perusahaan go public di Bursa saham Hongkong dan Malaysia.

Secara global, di tahun 2012, eTouch membidik posisi lima besar dunia. Masuk ke Indonesia di pertengahan Agustus 2008, e-Touch telah mengeluarkan lebih dari 30 produk ke pasaran. Terkait service center, sampai saat ini, eTouch mempunyai jaringan service center di 25 kota di Indonesia.

"Sampai dengan kuartal keempat 2009, kami akan melebarkan distribusi dari Aceh sampai Sulawesi, dan akan segera hadir di Papua," kata Hendru. "Kehadiran sales point dan service center kami juga akan ditingkatkan menjadi di 25 kota," ucapnya.

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

Opera Serius Garap Pasar Indonesia

Posted: 14 Feb 2010 08:35 PM PST

Message from fivefilters.org: If you can, please donate to the full-text RSS service so we can continue developing it.

VIVAnews - Opera Software memandang bahwa pengguna internet asal Indonesia merupakan potensi pasar yang sangat penting. Untuk itu, pembuat browser asal Norwegia tersebut menghadirkan website versi bahasa Indonesia.

Kini, pengguna yang menjelajah web dengan bahasa Indonesia sebagai pengaturan bahasa di komputernya, secara otomatis akan diarahkan ke situs lokal opera yang baru.

Penerjemahan Opera.com ini dimungkinkan karena upaya dan loyalitas Komunitas Opera Indonesia, termasuk My Opera Indonesia dan Opera Campus Crew Indonesia.

 

"Ketika pengguna Indonesia mengunjungi Opera.com untuk mengunduh browser kami, kami ingin menyambutnya dengan bahasa sehari-sehari mereka," kata Jon von Tetzchner, Pendiri Opera Software, pada keterangannya, 15 Februari 2010.

"Pengguna di negara ini telah menunjukkan kesetiaan terhadap produk kami, dan kami bangga dapat membantu jutaan orang Indonesia untuk bisa online," ucap Tetzchner.

Penyediaan bahasa lokal, ucap Tetzchner, sangat penting bagi Opera, "Dan melihat Komunitas Opera Indonesia bersama-sama mewujudkan versi lokal dari situs web Opera sangatlah mengesankan," ucapnya.

Opera memiliki pengikut yang kuat di Indonesia. Sebagai buktinya, Indonesia selalu menempati posisi kedua dari segi penggunaan Opera Mini di seluruh dunia. Tingkat pertumbuhan penggunanya juga meningkat cepat dari bulan ke bulan.

 

Opera Mini sendiri telah menikmati keberhasilan di Indonesia karena kemampuannya untuk dijalankan pada beberapa platform ponsel. Selain itu, teknologi kompresi yang tersedia membuat halaman web lebih cepat dibuka. Ini penting mengingat kecepatan akses internet merupakan masalah yang cukup menghambat pengguna di negeri ini.

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

2010, 60% Pasar Milik Ponsel < Rp 1 Juta

Posted: 14 Feb 2010 07:51 PM PST

Message from fivefilters.org: If you can, please donate to the full-text RSS service so we can continue developing it.

VIVAnews - Diberlakukannya perjanjian perdagangan China - ASEAN (CAFTA), impor produk China ke Indonesia, termasuk ponsel, tahun ini diperkirakan akan mengalami peningkatan signifikan.

Seperti disiarkan sebelumnya, walaupun volumenya kecil, tetapi produsen ponsel China harus lebih memprioritaskan kualitas produk supaya bisa bertahan di pasar.

Senada dengan Elzio, eTouch Mobile juga mengaku akan lebih selektif dalam memproduksi varian ponsel barunya. "Konsumen semakin cerdas, yang mereka pertimbangkan sekarang ini adalah harga, fitur, dan spesifikasi," kata Hendru Susilo, General Manager Product and Marketing eTouch Mobile di Jakarta, 15 Februari 2010.

Menurutnya, kemampuan ponsel yang semakin mumpuni dengan harga yang perlahan turun akan menjadi incaran pasar di tahun 2010. "Jadi, tahun ini, kita lebih me-leverage spesifikasi ponsel, dengan desain yang lebih cantik dan kokoh, serta banderol harga yang lebih murah," ucap Hendru. "Perkawinan tiga faktor ini yang menjadi juaranya nanti," kata Hendru optimis.

Untuk sebuah ponsel merk lokal, harga memang isu yang sensitif. Berbicara harga, tahun ini, diperkirakan Hendru, harga-harga ponsel bisa digencet turun hingga 15 persen. Hal ini disebabkan semakin banyaknya varian produk yang hilir mudik di pasar ponsel lokal.

"Banyaknya produsen ponsel China ataupun merek lokal yang masuk ke Indonesia tahun ini akan membuat persaingan harga semakin ketat," kata Hendru. "Ponsel-ponsel berteknologi Wi-fi sampai setingkat 3G HSDPA akan lebih terjangkau, bisa ditekan di bawah 1 juta rupiah. Lagi-lagi konsumen yang diuntungkan," ucapnya.

Di Indonesia, eTouch sendiri serius membidik posisi empat di daftar lembaga riset GFK. "Menurut data GFK sekarang, hanya tiga brand lokal yang terlihat," ucap Hendru. "Tahun ini, kami cukup menjadi brand ke empat atau ke lima, mengingat di pasar ada sekitar 60 merk yang beredar, itu sudah bagus," ucapnya.

Seperti diketahui, market size ponsel di Tanah Air mencapai 1,8 juta unit per bulannya. Dari angka itu, papar Hendru, porsi ponsel seharga 1 juta ke bawah masih dominan dengan 53 persen.

"Bahkan, tahun ini diperkirakan menjadi puncaknya, di mana akan naik menjadi 60 persen," kata Hendru optimis. "Semakin banyaknya varian ponsel Qwerty China yang masuk dengan harga yang lebih murah menjadi pemicunya," ucap tutur Hendru.

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION