Rabu, 04 November 2009

Demi Update Twitter Tifatul Pinjam BB Stafnya

Demi Update Twitter Tifatul Pinjam BB Stafnya


Demi Update Twitter Tifatul Pinjam BB Stafnya

Posted: 03 Nov 2009 10:08 PM PST

VIVAnews - Agaknya Tifatul Sembiring kini memang sedang keranjingan 'nge-tweet' (istilah lain main Twitter).

Kapan saja, di mana saja, Tifatul seringkali tak bisa melewatkan kegiatan hariannya sambil meng-update status di Twitter, Facebook, serta Plurk. Kegemaran itu, tentu saja untuk mendukung pekerjaannya sebagai Menkominfo.

Begitu 'gandrungnya' Tifatul untuk memperbarui statusnya di beberapa jejaring sosial miliknya, membuatnya musti pandai 'memberdayakan' gadget-gadgetnya.

Bahkan, bila gadgetnya sedang 'berhalangan', Tifatul bahkan tak sungkan meminjam BlackBerry stafnya hanya untuk memperbarui statusnya di dunia maya.

"Kadang saya coba-coba mengakses Twitter via (Nokia) Communicator dengan aplikasi Tweet60, atau pinjam Blackberry milik staff saya Mabruri (Ahmad Mabruri, Humas Partai Keadilan Sejahtera-red) untuk mengakses Twitter melalui aplikasi Ubertwitter," kata Tifatul kepada VIVAnews lewat surat elektronik, Selasa 3 November 2009.

Selain itu, Tifatul juga tak jarang mengakses Twitter lewat komputer PC yang terhubung ke internet, atau mengaksesnya lewat mobile web dari gadget kesayangannya untuk berselancar di dunia maya - Apple iPhone. "Beberapa kali saya juga mencoba Tweetdeck (aplikasi Twitter) melalui iPhone.

Kenapa, Menkominfo baru ini begitu gandrung Twitter? Sebab ia yakin Twitter dan jejaring sosial lain mampu membawa perbaikan yang signifikan dalam pola interaksi antara masyarakat dan pelayan mereka, para pejabat publik, yang saat ini terkesan agak tersumbat.

"Kalau saja 200 juta lebih dari penduduk Indonesia memiliki akun Twitter, ingin rasanya saya mem-follow (menjadi pengikut) mereka satu persatu semua yang mem-follow saya. Agar tak ada jarak dalam berkomunikasi antara saya dan masyarakat," kata Tifatul.

Pasalnya, lanjut Pak Menteri, masyarakat berhak tahu apa yang sedang diusahakan oleh negara buat mereka, dan mereka juga berhak mengkritik dan memberi masukan kepada pemerintah. "Ini untuk meningkatkan sense of belonging mereka kepada pembangunan bangsa dan negara ini."

Tapi karena masih newbie (pendatang baru), Tifatul tak luput dari beberapa 'kesalahan kecil'. Beberapa kali, statusnya 'kepleset' masih menyertakan signature default dari penyedia layanan BlackBerry, yang belum diganti.

Akibatnya tak jarang postingan statusnya masih ada embel-embel kata-kata sponsor dari salah satu provider telekomunikasi yang ia gunakan: 'Sent from my BlackBerry powered by Sinyal Kuat INDOSAT'.

Hal ini sempat dikritik oleh banyak orang. Seperti biasa, Tifatul meminta agar kesalahannya dimaklumi, dengan mengutip sebuah pantun. "Seperti sering saya bilang di tweet saya: Pohon rimbun di jatijajar, harap maklum masih belajar."

This content has passed through fivefilters.org.



image

Menteri Tifatul Kurang Suka Istilah Pantweet

Posted: 03 Nov 2009 09:10 PM PST

VIVAnews - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring ternyata lebih suka menyebut pantun-pantunnya di Twitter dijuluki sebagai 'Tweetun' (singkatan dari Tweet pantun) ketimbang 'Pantweet' (singkatan dari Pantun tweet).

"Saya lebih suka menyebutnya Tweetun sekarang. Terdengarnya lebih sopan," ujar Menteri kepada VIVAnews, mengkomentari pantun-pantunnya di Twitter, Selasa 3 Oktober 2009.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menkominfo Tifatul Sembiring memang mulai aktif di jejaring mikroblog Twitter sejak menjelang pelantikannya sebagai Menkominfo, sekitar tiga pekan lalu.

Pria kelahiran Bukit Tinggi 28 September 1961, yang sudah sejak lama memiliki kegemaran berpantun itu, kemudian membawa tren berpantun ke ranah Twitter. Tweet-tweetnya (status-status di Twitter) diwarnai pantun, sehingga juga mengundang komentar balasan dari Tweeps (para pengguna Twitter) dalam bentuk pantun pula.

"Buat saya, oke banget-lah pantun itu dikembangkan karena ini merupakan bentuk kebanggan sebagai bangsa Indonesia dan melestarikan budaya kita!" kata Tifatul. Menurutnya tradisi lama tetap akan 'match' bila dipadukan dengan tren yang berkembang saat ini, termasuk di dunia jejaring sosial virtual.

"Saya lahir, sekolah, dan besar di Bukit Tinggi. Saya besar di dunia yang kental dengan budaya melayu, dimana pantun berasal. Jadi tak heran kalau pantun dan sastra melayu pada umumnya menjadi bagian yang mengalir dalam darah," ujar ayah dari sembilan putra dan putri itu, menerangkan.

Maka tak heran, kata Tifatul, secara tak sadar pantun menjadi bagian yang integral dalam caranya berinteraksi sehari-hari. Tifatul pun memilih pantun bukan puisi atau jenis kesusasteraan lain, karena bagaimanapun, jejaring sosial seperti Twitter, membutuhkan komunikasi yang ringkas, lugas, namun tetap segar dan khas.

 

Tapi kenapa Tifatul lebih suka menamakan pantun-pantunnya di Twitter dengan nama Tweetun daripada Pantweet? Ternyata ini dipicu oleh banyaknya komentar 'nakal' yang mempelesetkan istilah 'Pantweet' menjadi -maaf- 'Pantwat'.

Di luar komentar-komentar iseng tadi, yang jelas Tifatul optimistis jejaring sosial seperti Twitter mampu membawa perbaikan yang signifikan dalam pola interaksi antara masyarakat dan pelayan mereka, para pejabat publik, yang saat ini terkesan agak tersumbat.

"Tweetun-nya: beli koper ke teluk angsa, pakai twitter perbaiki bangsa," kata menteri yang namanya juga kerap dipelesetkan menjadi 'Tweefatul' Sembiring itu.

This content has passed through fivefilters.org.



image

Kunci Mengatasi Pembajakan adalah Komitmen

Posted: 03 Nov 2009 08:47 PM PST

VIVAnews - Menanggapi seputar perbedaan persepsi yang terjadi di antara para penegak hukum dalam menghadapi kasus hak atas kekayaan intelektual, PPHKI angkat bicara.

Ansori Sinungan SH, LLM, Koordinator Administrasi Tim Nasional PPHKI menyebutkan, Tim Nasional akan melakukan koordinasi agar persepsi di kalangan penegak hukum seperti kepolisian dan jaksa/hakim sama.

Menurutnya Ansori, Tim Nasional bisa melakukan itu karena Tim Nasional PPHKI dipimpin oleh Menkopolhukam dengan para anggota antara lain Kapolri dan Jaksa Agung.

"Kami juga sebenarnya sudah memberikan pelatihan dan pendidikan soal HKI kepada para aparat penegak hukum, dari tingkat polisi, jaksa, hingga hakim. Dan ini akan terus kami tingkatkan," kata Ansori, pada keterangan yang VIVAnews kutip, 3 November 2009.

"Selain itu, kami akan mengundang para aparat ini semuanya secara bersama-sama supaya masalah perbedaan persepsi ini bisa diatasi," ucap Ansori.

Pada prinsipnya, kata Ansori, kata kunci dari penegakan hukum di ranah HKI adalah komitmen semua pihak terkait mulai dari aparat penegak hukum, dunia usaha, hingga masyarakat. Sebab perdagangan produk bajakan ini meliputi beragam aspek mulai dari aspek ekonomi, hukum, hingga budaya.

Sebelumnya, Sutisto, Kepala Bagian Bina Mitra Poltabes Bandung menyebutkan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan upaya penegakan hukum terhadap para produsen dan pedagang produk bajakan. Namun, ketika sampai di pengadilan, hukuman yang dijatuhkan hakim tidak maksimal seperti hanya beberapa bulan.

Padahal, menurut Sutisto, para aparat di pengadilan seharusnya memberikan hukuman maksimal supaya muncul efek jera (deterrence) bagi para pelaku pelanggaran.

This content has passed through fivefilters.org.



image

Menkominfo Tak Hanya 'Jago' di Twitter

Posted: 03 Nov 2009 08:03 PM PST

VIVAnews - Tifatul Sembiring ternyata tak hanya jago di Twitter. Menkominfo yang belum genap tiga minggu dilantik itu, bertekad untuk juga memanfaatkan jejaring sosial lainnya.

"Buat saya, mengoptimalkan jejaring sosial virtual itu sangat 'Menkominfo' banget! Insya Allah dengan demikian terjadi perbaikan signifikan dalam pola interaksi antar masyarakat dan para pelayan mereka, para pejabat publik, yang saat ini terkesan tersumbat," kata Menteri Tifatul kepada VIVAnews, melalui surat elektronik, Selasa 3 Oktober 2009.

Tak hanya memanfaatkan jejaring sosial Twitter ternyata Tifatul juga memberdayakan jejaring sosial Facebook bahkan juga mencoba untuk berinteraksi dengan masyarakat lewat layanan mikroblog Plurk.

Tifatul mengakui bahwa hingga kini ia lebih sering berinteraksi lewat Twitter karena lebih mudah digunakan. "Sejauh pengalaman saya sebagai seorang newbie (pemula) yang ingin terus belajar di dunia jejaring sosial, Twitter memang lebih mudah digunakan ketimbang jejaring sosial lainnya."

Namun, kata Tifatul, seluruh jejaring sosial yang ada saat ini, sangat besar potensinya untuk memperkaya komunikasi antara komponen masyarakat, termasuk mereka yang diamanahi tugas sebagai pejabat publik. "Saat ini saya berusaha belajar menggunakan jejaring sosial lainnya karena ingin lebih banyak merangkul komunitas dunia maya."

Tifatul mengatakan, ke depan tren ini akan semakin mengglobal. "Mulai dari Presiden Obama, hingga pemerintahan di negara-negara maju Eropa menggunakan jejaring sosial virtual sebagai tools bagi komunikasi dan penampungan aspirasi masyarakat mereka."

Di Facebook Tifatul bisa disambangi di halaman http://www.facebook.com/tifsembiring dan halaman grup http://www.facebook.com/tifatul.sembiring serta di Plurk, ia memiliki akun di http://www.plurk.com/tifatulsembiring.

Halaman Facebook Tifatul terlihat sudah nyaris penuh, dengan teman sebanyak 4.997 orang. Sementara halaman grup Facebooknya telah memiliki sebanyak 16.442 pendukung. Adapun di Plurk, ia memiliki 576 teman dan 104 pengikut.

Dari jejak statusnya di ketiga jejaring sosial itu, terlihat Menkominfo sudah sangat lihai memanfaatkan media baru ini. Beberapa kesempatan tidak dilewatkan tanpa membuat status di ketiga jejaring sosialnya. Lewat media-media tadi, beberapa pernyataan pribadi Tifatul juga kerap muncul.

"Dengar kabar baik penangguhan bibit-chandra. moga makin meningkatkan semangat memberantas korupsi di negeri ini," kata bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera itu di Plurk.

Tak hanya itu, Tifatul juga sering meminta masukan dari ketiga jejaring sosial ini, misalnya ketika meminta masukan tentang negara-negara mana yang hendak dijadikan model dalam pengembangan open source tanah air.

Selain Tifatul, menteri-menteri PKS seperti Suswono, Salim Segaff Al-Jufri dan Suharna Surapranata, serta Wakil Presiden Boediono juga memiliki akun di Twitter.

This content has passed through fivefilters.org.



image

Pembajakan Hilangkan 124 Ribu Lapangan Kerja

Posted: 03 Nov 2009 07:40 PM PST

VIVANews - Menurut hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia terhadap 12 sektor industri, tindakan pemalsuan pada periode 2002 sampai 2005 mencapai triliunan rupiah.

Justisiari P Kusumah, Sekjen Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), mengungkapkan, hasil studi LPEM UI tentang pemalsuan pada industri sepatu, tekstil, pakaian jadi, rokok, farmasi, dan pestisida selama periode tersebut menimbulkan kerugian mencapai Rp 2,1 triliun.

"Ini belum termasuk pemalsuan terhadap produk software yang menimbulkan kerugian Rp 3,6 triliun," kata Justisiari, pada keterangan yang VIVAnews kutip, 4 November 2009. "Tindakan pemalsuan ini juga telah menghilangkan kesempatan kerja sebanyak 124 ribu lapangan pekerjaan," ucapnya.

Justisiari menyebutkan, pandangan bahwa perdagangan produk bajakan atau palsu mendorong lapangan pekerjaan tidak tepat, karena secara makro kerugian yang diderita bangsa ini jauh lebih besar. "Atas kesadaran ini, masyarakat harusnya tidak mendukung perdagangan produk-produk palsu/bajakan di Indonesia," ucapnya.

Sementara Hendrawan, Kepala Bidang Pelayanan, Penyuluhan, dan Humas Kanwil Pajak Jawa Barat I, mengatakan, perdagangan produk bajakan merugikan negara terutama dari komponen pajak pertambahan nilai (PPN). Sebab mereka menjual produk yang berkategori barang kena pajak. Tapi karena dibajak, komponen PPN menjadi tidak dipungut oleh pemerintah.

"Saya yakin, karena mereka tidak bayar PPN, maka mereka juga tidak membayar pajak penghasilan (PPh). Jadi, negara dirugikan sangat besar dari komponen pajak akibat perdagangan produk bajakan," ucap Hendrawan.

This content has passed through fivefilters.org.



image

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION