Kamis, 05 Agustus 2010

Selamat Jalan Google Wave

Selamat Jalan Google Wave


Selamat Jalan Google Wave

Posted: 04 Aug 2010 09:02 PM PDT

TEMPO Interaktif, Google akan menutup salah satu proyek ambisiusnya: Google Wave. Sebuah layanan online yang sebelumnya digadang-gadang bisa menggantikan e-mail. Layanan Google Wave yang diluncurkan setahun lalu akan dihentikan pada akhir tahun ini.

Meski dihentikan, teknologi Google Wave masih berguna bagi proyek-proyek Google di masa depan. Google Wave merupakan sebuah terobosan Google untuk menemukan sebuah »surat elektronik" yang baru dan lebih komplit. Wave memungkinkan para penggunanya untuk berkomunikasi, berbagi informasi secara bersamaan di ruang web yang sama.

Inovasi Google Wave yang paling menarik adalah para pengguna yang saling terhubung memungkinkan satu sama lain melihat apa yang ditulis secara real time, karakter per karakter. Sayangnya, layanan ini terlalu rumit bagi penggunanya.

»Wave belum melihat adopsi yang tepat seperti yang kami harapkan," kata kepala developer Wave Urs Holzle dalam tulisannya di blog yang mengumumkan penutupan Google Wave.

Kepala tim pengembangan Wave Lars Rasmussen, awal tahun ini mengakui Wave "sedikit menakutkan" bagi pengguna baru, dan »Google telah gagal untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang bisa saya benar-benar menggunakan Wave," katanya.

FINANCIAL TIMES I PGR

Five Filters featured article: "Peace Envoy" Blair Gets an Easy Ride in the Independent. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tifatul: Indonesia Tidak Blokir BlackBerry

Posted: 04 Aug 2010 08:40 PM PDT

VIVAnews - Kementerian Komunikasi dan Informatika membantah pemberitaan media asing terkait rencana Indonesia yang akan turut memblokir layanan BlackBerry. Pemerintah Indonesia sama sekali tidak pernah membicarakan rencana pemblokiran.

"Tidak benar itu. Tidak ada kebijakan seperti itu," tulis Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring dalam akun twitternya menjawab pertanyaan dari akun Meutya Hafid.

Menurut Tifatul, yang sebenarnya terjadi adalah pihak BlackBerry harus membangun Data Center di Indonesia. Kewajiban itu merupakan konsekuensi dari Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

"Konsekuensi UU 11/2008, pengguna BB 750 rb, Tidak ada rencana ban (blokir)," tulis menteri yang juga mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini.

Tifatul menegaskan dalam twitter-nya bahwa, aturan pendiritan Data Centre untuk layanan purnajual itu tidak hanya berlaku untuk BlackBerry (BB). Tapi juga, bidang lain seperti bank internasional.

"Ada konsekuensi hukumnya sesuai undang-undang tersebut," tulis Tifatul.

Bantahan serupa sebelumnya juga disampaikan Menkopolhukam Djoko Suyanto. Djoko memastikan belum ada rencana itu.

Seperti diketahui, Associated Press menulis Indonesia sedang mempertimbangkan untuk menyusul negara-negara Arab lainnya yang memblokir layanan BlackBerry. Associated Press mengutip pernyataan dari Juru Bicara Kementrian Komunikasi dan Informatika, Gatot Dewabroto.

"Kami tidak tahu apakah data yang dikirim melalui BlackBerry dapat disadap atau dibaca oleh pihak ketiga di luar negeri," kata Gatot. Dia khawatir informasi yang dikirim melalui pesan Blackberry dapat digunakan oleh penjahat atau mata-mata. (umi)

Five Filters featured article: "Peace Envoy" Blair Gets an Easy Ride in the Independent. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Perusahaan Besar Didorong Bersih dari Software Ilegal

Posted: 04 Aug 2010 06:10 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya penggunaan software ilegal di Indonesia mendorong Kepolisian RI dan Business Software Alliance (BSA) menerapkan Piagam HKI. Piagam HKI adalah sertifikat yang diberikan kepada perusahaan yang sudah "bersih" dari software ilegal di perusahaan mereka.

"Piagam HKI ini sebenarnya sebuah bantuan kepada perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan tanda/bukti yang berkekuatan hukum yang menyatakan bahwa mereka bersih dari software ilegal, dan juga dengan adanya Piagam HKI mengurangi adanya software bajakan yang beredar," Ujar Donny A. Sheyoputra selaku Kepala Perwakilan BSA di Indonesia, Rabu (4/08/2010) di Jakarta.

Jika ada sebuah perusahaan yang tidak tahu-menahu software apa yang mereka gunakan selama ini dan belum tahu legalitasnya,untuk memastikannya mereka bisa meminta bantuan BSA untuk mengausit software yang dimiliki. Kalau ditemukan software yang ilegal, BSA akan memberikan anjuran untuk "menghilangkan" software itu dari komputer dan menggantinya dengan yang legal. Jika tidak ditemukan software ilegal di komputer perusahaan tersebut, maka perusahaan tersebut akan diberikan Piagam HKI sebagai tanda perusahaan tersebut "bersih" dari software bajakan.

Piagam HKI saat ini memang diprioritaskan untuk perusahaan besar. Dengan alasan perusahaan besar pasti menggunakan komputer dengan jumlah yang besar. "Kami lebih baik mengawasi perusahaan yang besar yang pasti menggunakan komputer dengan jumlah yang banyak," kata Donny.

Untuk biaya yang digunakan untuk melakukan audit software, ditentukan dari banyaknya PC yang akan diaudit. "Tapi tidak terlalu besarlah jumlahnya untuk perusahaan yang besar. Tidak terlalu besar ketimbang resiko yang harus mereka hadapi jika ketahuan menggunakan software ilegal dan diproses di kepolisian." Tutur Donny A. Sheyoputra.

Five Filters featured article: "Peace Envoy" Blair Gets an Easy Ride in the Independent. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Pembajakan Software Bukan Melulu Soal Harga

Posted: 04 Aug 2010 06:10 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebab maraknya software bajakan di negara ini tidak melulu karena masalah harga yang murah. Pasalnya, software asli dijual dengan harga murah, tetap banyak yang membajaknya.

Hal ini yang disampaikan oleh Donny A. Sheyoputra selaku Kepala Perwakilan Perusahaan Business Software Alliance (BSA) pada pertemuan ke IV yang dilakukan BSA dengan perusahaan-perusahaan lintasindustri.

"Masalah pembajakan ini tidak semata-mata karena harga software bajakan lebih murah. Banyak perusahaan yang mengeluarkan software dengan harga murah, tapi dibajak lagi dan dijual dengan harga yang lebih murah," ujar Donny A. Sheyoputra, Rabu (4/8/2010).

Hal ini terjadi pada PT Bambu Media yang mengeluarkan software khusus untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan harga Rp 50.000 per keping CD. Tapi, tetap dibajak CD software Perusahaan tersebut dan dijual dengan harga Rp 20.000 per keping CD. Tapi, ada juga software yang harganya Rp 10-15 juta dan tidak pernah bermasalah dengan pembajakan.

"Dari berbagai contoh yang terjadi, kita bisa simpulkan kalau ini bukan hanya soal harga murah tetap juga tentang kesadaran si pembeli dan penjual DVD dan CD bajakan. Toh, kenyataan yang banyak terjadi justru software yang harganya tidak terlalu mahal (50.000 hingga 1.000.000) justru lebih sering dibajak ketimbang software yang mahal (1.000.000 hingga 20.000.000)" Ujar Donny A. Sheyoputra.

Five Filters featured article: "Peace Envoy" Blair Gets an Easy Ride in the Independent. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION