Minggu, 25 Juli 2010

IPB Temukan Model Baru Pengembangan Kawasan Agropolitan

IPB Temukan Model Baru Pengembangan Kawasan Agropolitan


IPB Temukan Model Baru Pengembangan Kawasan Agropolitan

Posted: 24 Jul 2010 09:50 PM PDT

Bogor (ANTARA) - Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan model baru pengembangan kawasan agropolitan yang lebih efektif dan efisien melalui keterlibatan para pakar dalam sistem pendukung keputusan (SPK) untuk pengembangan perdesaan di sekitarnya.

"Model baru pengembangan kawasan agropolitan itu ditemukan oleh mahasiswa Program Doktor Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB, Zulfa Fitri Ikatrinasari," kata Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB, Dr Ir Sugiyono, M.App.Sc, Minggu.

Pada Jumat (23/7), Zulfa Fitri Ikatrinasari menjadi "promovenda" (peserta ujian disertasi) dengan mempresentasikan hasil penelitiannya berjudul "Rekayasa Sistem Pendukung Keputusan Intelijen Agropolitan untuk Pengembangan Agropolitan Berbasis Agroindustri" di hadapan Sidang Terbuka di kampus IPB Darmaga Bogor.

Dalam sidang terbuka itu, Dr Sugiyono yang memimpin persidangan dengan tim penguji terdiri dari Prof Dr Ir M Syamsul Maarif, MEng sebagai ketua komisi pembimbing, Prof Dr Ir E Gumbira Sa?id, MADev, Prof Dr Ir Marimin, MSc, Dr Ir Tajuddin Bantacut, MSc, dan Dr Ir Aris Munandar, MS.

Ujian tersebut juga menghadirkan dua penguji luar komisi Koordinator Tim Pendukung Teknis Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi Sumatera Barat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr Ir Sugimin Pranoto, MSc serta staf pengajar Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM), Fakultas Ekologi Manusia, IPB Dr Ir Arya Hadi Dharmawan, MSc.Agr.

"Model yang ditemukan mahasiswa IPB dalam pengembangan kawasan agropolitan tersebut merupakan penemuan baru, karena hasilnya akan sangat baik bagi pengembangan agropolitan, sebab mampu menekan komponen biaya sehingga bisa lebih efektif dan efisien," kata Sugiyono.

Menurut Zulfa Fitra Ikatrinasari, agropolitan atau kota pertanian merupakan salah satu konsep pengembangan wilayah dengan basis pengembangan pertanian yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya potensial dan peningkatan daya saing suatu daerah.

"Pengembangan agropolitan mempercepat pembangunan perdesaan sehingga dapat mengatasi permasalahan kesenjangan pembangunan," kata Zulfa Fitri Ikatrinasari yang juga anak pertama Duta Besar RI untuk Kerajaan Maroko, Tosari Widjaja itu.

Otonomi lokal merupakan syarat bagi pengembangan agropolitan sehingga setiap kawasan memiliki wewenang terhadap sumber-sumber ekonomi.

Selain itu, keuntungan yang diperoleh dari kegiatan setempat harus ditanam kembali untuk menaikkan daya-hasil dan menciptakan suatu keadaan yang mendorong pertumbuhan ekonomi selanjutnya.

Pengembangan sistem pendukung keputusan (SPK) intelijen dapat mengambil keputusan cerdas (intelijen).

"Model ini telah banyak diterapkan dalam penelitian kawasan agropolitan untuk mengembangkan agroindustri, namun masih terbatas dalam pemasaran, sedangkan untuk SPK intelijen pakar atau SDM belum dilakukan," katanya.

Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Yayasan Pendidikan Muslimat (YPM) NU Jakarta itu menyatakan SPK intelijen pakar atau SDM dapat menjadi solusi untuk mengembangkan kawasan agropolitan di Indonesia.

Berbagai permasalahan yang saat ini dihadapi maupun akan dihadapi ke depan dalam pengembangan kawasan agropolitan diyakini dapat ditekan dengan model SPK intelijen yang ditemukan Zulfa Fitri Ikatrinasari.

Five Filters featured article: Headshot - Propaganda, State Religion and the Attack On the Gaza Peace Flotilla. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

Berpacu di Jalur Android

Posted: 24 Jul 2010 03:47 PM PDT

TEMPO Interaktif, Jakarta - Balai Sidang Jakarta di Senayan kembali lengang setelah pekan lalu dijejali ribuan orang, yang datang ke pameran komputer dan seluler bernama Festival Komputer Indonesia dan Indonesia Cellular Show (ICS) 2010. Ketua Yayasan Apkomindo Hidayat Tjokro menyebutkan nilai penjualan komputer selama pameran mencapai Rp 150 miliar.

Salah satu yang moncer dalam pameran itu adalah telepon seluler dengan platform Android keluaran vendor lokal. Sebelumnya, Android unjuk gigi ketika Indosat menggandeng enam vendor ponsel. Pada Indonesia Cellular Show 2010, PT Konten Indomedia Pratama, principal ponsel IMO, merilis ponsel IMO S900. Dengan harga Rp 2,25 juta, ponsel Android ini mempunyai keunggulan Wi-Fi dan loudspeaker yang kencang.

Adapun PT Metrotech Jaya Komunika, yang memegang merek Nexian, dengan gambar iklan artis Tora Sudiro, menggelontorkan ponsel Nexian Journey. Ponsel seharga Rp 2,49 juta ini mengunggulkan Google Mobile Service untuk Android Market dan Google Map. Sayangnya, kameranya belum dilengkapi autofocus.

Pesaing lainnya adalah Telesindo Shop dengan ponsel Tiphone A88. Ponsel Android QWERTY dengan andalan sensor antigravitasi ini bakal beredar Agustus nanti. Debutan produsen lokal lainnya adalah PT Simpli Mobile Indonesia, yang memproduksi ponsel bermerek Wiigo. Tak banyak keistimewaan dari ponsel yang dibanderol Rp 1,5 juta ini.

Pemain lokal memang berlomba. Bagaimana dengan pemain lama? Tidak mau ketinggalan, pemain lama menambah line up ponsel Android mereka. Lihat saja Sony Ericsson, yang menggeber Xperia X10 Mini Pro yang kompak dan mempunyai keyboard QWERTY. Adapun Huawei menampilkan ponsel Aviator. Di luar ICS, Samsung meluncurkan ponsel Galaxy S-nya. Acer tidak mau ketinggalan dengan Acer Liquid E.

Para vendor sebagian besar menggandeng operator untuk menggaet pelanggan dengan layanan datanya. Ponsel platform Android yang sangat haus bandwidth ini cukup menguntungkan bagi para operator yang bekerja sama dengan para vendor.

DIAN YULIASTUTI

Five Filters featured article: Headshot - Propaganda, State Religion and the Attack On the Gaza Peace Flotilla. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Parade Tablet Setelah iPad

Posted: 24 Jul 2010 03:42 PM PDT

TEMPO Interaktif, Jakarta - Membeludaknya antrean pembeli Apple iPad di Amerika Serikat saat peluncuran perdana produk ini, April lalu, belum hilang dari ingatan kita. Produk vendor komputer berlambang buah apel ini memang mendulang sukses. Hanya dalam tiga bulan sejak peluncuran perdana, tablet yang diluncurkan dalam dua varian (Wi-Fi dan 3G) ini mencatatkan rekor penjualan hingga 3 juta unit. Tak mengherankan jika lantas banyak vendor yang ingin meraup keuntungan dari demam iPad ini.

Tak terkecuali di Indonesia. Dua pabrikan lokal, seperti Zyrex dan Skybee, memulainya dengan meluncurkan PC tablet di Indonesia Cellular Show 2010. Zyrex meluncurkan tablet bernama OnePad, sedangkan Skybee merilis Skypad. Zyrex bahkan menyediakan dua pilihan sistem operasi untuk produknya itu.

Embel-embel "pad" membuat orang mudah menebak: kedua produk anyar ini mencoba menyamai iPad, meski bentuknya tak sama persis. CEO PT Sykbee Tbk Kendro Hendra optimistis produknya itu mampu mengobati rasa penasaran pengguna lokal terhadap iPad. Kendro tak menampik anggapan bahwa sukses iPad yang mendorong mereka membuat perangkat mirip iPad atau yang sering disebut "iPad wannabe" itu.

"Kami memang follower, tapi kami harus punya sesuatu yang berbeda untuk dilirik konsumen," ujar Kendro. Dia menyebutkan Skypad sebagai mobile Internet device.

Adapun Zyrex, selain menyediakan dua pilihan sistem operasi, mengandalkan teknologi multitouch. "Kami tak takut bersaing. Dari sisi teknologi tak jauh beda, secara kualitas juga sama, tinggal konsumen apakah mau memilih brand lokal ini," kata Nursam, Manajer Komunikasi, Promosi, dan Pemasaran PT Zyrexindo Mandiri Buana.

Selain dua vendor lokal itu, Huawei turut meramaikan parade PC tablet di pameran tersebut. Vendor Cina ini meluncurkan SmaKit S7, PC tablet yang juga bisa berfungsi sebagai telepon seluler. Menyusul OnePad, Skypad, dan SmaKit S7, kabarnya sejumlah "iPad wannabe" lainnya akan meluncur tahun depan. Informasi mengenai hal ini bertebaran di Internet. Sebut saja iPed, EzyPad, inPad, LifesPad, atau Meizu Mbook.

DIAN YULIASTUTI | DIM | BERBAGAI SUMBER

1. OnePad

a. OnePad MS110:

- Prosesor: Samsung ARM Cortex A-8 S5PC100

- Memori: 512 MB DDR3, 16 GB iNand

- Layar: 10 inci 16 : 9 multitouch screen

- Kamera: tak ada

- Konektivitas: Mini USB 3,0, mini HDMI, Wi-Fi 802,11b/g/n

- Sistem operasi: Android

- Fitur lain: stereo speaker, G-sensor

- Dimensi: 253 x 164 x12,5 mm, 620 gram

- Harga: Rp 3,5 juta

- Tombol sentuh tak terlalu responsif

b. OnePad MP1210

- Prosesor: Intel Atom N450 166 GHz

- Memori: 1 GB DDR2

- Layar: 10 inci 16 : 9 multitouch screen

- Kamera: 1,3 MP webcam

- Konektivitas: USB 2,0, LAN, Wi-Fi 802,11b/g/n

- Sistem operasi: Windows 7

- Dimensi: 263 x 168 x 18 mm, 900 gram

- Harga: Rp 4,5 juta, belum termasuk harga sistem operasi

- Tombol sentuh tak terlalu responsif

2. Skypad

- CPU Rockchip RK2808 Chipset (ARM 926EJC@600 MHz+DSP)

- Display 800 x 480/7 inci LCD

- Input resistive single point touch screen

- Sensor rockchip accelerometer

- Kamera 1,3 MP

- Jaringan konektivitas Wi-Fi 802,11 Wireless b/g

- Internal memory ROM 128 MB, Nan Flash 2GB, Micro SD Trans Flash hingga 16 GB

- Sistem operasi Android 1,6

- Dimensi 190 x 120 x 14 mm, 400 gram

- Harga Rp 2,5 juta

3. Huawei SmaKit S7

- Sistem operasi Android

- Layar 7 inci WVGA 800 x 480, layar sentuh resistif dan kapasitif

- Sensor gravitasi

- Bluetooth 2.1 dan Micro USB 2.0, Wi-Fi, speaker Hi-Fi, jack audio 3,5 mm

- Slot kartu SIM dan Micro SD

- Multimedia: media player dan photo browser

4. Inkia Pad-inPad 702

- Prosesor Rockchip RK2808 600 Mhz

- Memori 4 GB atau 16 GB SSD, RAM 128-256 MB

- Dua model didukung dua USB port, mini HDMI

- Baterai 2.200 mAH

- Konektivitas Wi-Fi, HDMI port

- Sistem operasi Android

5. LifesPad

- CPU 1 GHz Freescale

- Memori 512 MB DDR2 RAM

- 3G module

- Sistem operasi Android 2,1

- Multitasking

6. Meizu Mbook

- Processor chip 1,5 GHZ

- Berkapabilitas GPS

- Konektivitas Wi-Fi, 3G

- Baterai diharapkan mencapai 12 jam

- Sistem operasi mirip Android

- Layar sentuh selebar 8,4 inci dengan display 1.024 x 768

- Dimensi 210 x 140 x 14 mm

- Rencana dirilis pada 2011

7. Ezy Tablet PC

- Prosesor Atom 1,6

- Hard drive 250 GB RAM 2 GB

- Sistem operasi Windows 7

- Jaringan konektivitas Wi-Fi, 3G, tiga USB port

- Kamera 1,3 MP

- Harga US$ 679

- Layar sentuh 10,2 inci

8. iPed

- Prosesor Intel Chip

- Memori 16 GB RAM 128 MB

- Harga US$ 105

Five Filters featured article: Headshot - Propaganda, State Religion and the Attack On the Gaza Peace Flotilla. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

iPad-iPad Rasa Indonesia

Posted: 24 Jul 2010 03:37 PM PDT

TEMPO Interaktif, Jakarta - "Wah, Cina banget," bisik seorang pengunjung Indonesia Cellular Show 2010. Komentar itu diutarakannya setelah mengamati spesifikasi SkyPad, yang dipamerkan di Balai Sidang Senayan, Jakarta, pekan lalu.

Dia sering melihat spesifikasi yang sama pada iPad tiruan merek lain buatan Negeri Tirai Bambu. Skypad, yang diusung perusahaan lokal PT Skybee Tbk, memang dikenalkan kepada publik Jakarta pada pameran tahunan tersebut.

Tampilan fisik Skypad mirip iPad buatan perusahaan Apple, termasuk tombol home yang selama ini jadi kekhasan Apple. Benar-benar iPad wannabe. Yang membedakannya hanya jeroan yang spesifikasinya lebih rendah dan harga yang miring, sekitar Rp 2,5 juta. Bandingkan dengan iPad, yang di Indonesia dijual harganya mulai Rp 6,5 juta sampai Rp 12 juta.

iPad tiruan lainnya yang diusung vendor lokal adalah OnePad. PC tablet dari perusahaan PT Zyrexindo Mandiri Buana ini hadir dalam dua varian berbeda. OnePad MS 1110 menggunakan Android 2.2 Froyo seharga Rp 3,9 juta. Saudaranya, OnePad MS 1210, memakai Windows 7 dengan harga Rp 4,9 juta. Harga kedua produk ini relatif mahal karena fiturnya canggih, seperti adanya port HDMI dan LAN.

Di Asia, kloning atau iPad tiruan telah dan akan beredar di pasar. Misalnya InPad, LifesPad, Meizu Mbook, Ezy Tablet, dan iPed. Semuanya mengekor kesuksesan iPad, yang diluncurkan pada April lalu. Bahkan, tiga pekan setelah iPad muncul, toko online dan komputer di Shenzhen, Cina, menjual versi bajakan.

"Kami memang follower, tapi kami harus punya sesuatu yang berbeda untuk dilirik konsumen," ujar Kendro Hendra, CEO PT Sykbee Tbk. Dia menyebutkan Skypad sebagai mobile internet device. Perangkat pribadi ini dirancang untuk hiburan, informasi, dan layanan berbasis lokasi.

Meniru memang tidak selalu berkonotasi dan berakhir buruk. Jepang dan Korea Selatan contohnya. Negeri Matahari Terbit awalnya meniru produk-produk dari Barat. Setelah berhasil menguasai teknologinya, mereka melakukan modifikasi. Hasilnya menakjubkan. Toyota menjadi perusahaan otomotif terbesar di dunia. Produk elektronik Jepang juga membanjiri pasar dunia.

Cina tampaknya mengikuti jalur yang relatif sama dengan Jepang. Banyak gadget dan telepon seluler buatan negara itu. Awalnya tidak dilirik. Belakangan sejumlah merek ponsel Cina laku di pasar. Bahkan beberapa operator menggaet ponsel tersebut dalam paket bundling.

Bagaimana dengan Indonesia? Masih jauh dari harapan. Kelas kita memang masih sebagai konsumen. Survei The Nielsen Company akhir tahun lalu mencatat, 37 persen konsumen Indonesia menggunakan cadangan uangnya untuk membeli produk teknologi baru, terutama ponsel.

Tak hanya itu, sampai Juni 2010, pengguna seluler Indonesia mencapai 180 juta. Ini sekitar 80 persen dari jumlah penduduk. Potensi pasar ini yang dilirik produsen asing dan para operator. Untuk diketahui, dari sisi pendapatan, semua operator seluler di Tanah Air meraih uang sampai Rp 100 triliun. Kita berharap vendor lokal tidak hanya puas sebagai tukang rakit atau distributor. Mereka juga harus menjadi produsen, dengan meniru sebagai langkah awal.

UWD | DIAN YULIASTUTI

Five Filters featured article: Headshot - Propaganda, State Religion and the Attack On the Gaza Peace Flotilla. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION