Minggu, 03 Juli 2011

Nge-tweet Saat Pemilu Akan Dipenjara

Nge-tweet Saat Pemilu Akan Dipenjara


Nge-tweet Saat Pemilu Akan Dipenjara

Posted: 02 Jul 2011 11:07 PM PDT

INILAH.COM, Thailand - Saat pemilu berlangsung, pemerintah Thailand melarang kampanye virtual. Yang ketahuan melanggar akan dipenjara.

Thailand menyelanggarakan pemilu, Sabtu (3/7) ini. Untuk menjaga keamanan, pemerintah mengerahkan 100.000 aparat yang ditempakan di lebih dari 90 ribu tempat pemungutan suara (TPS). Namun tidak hanya di TPS, keamanan pun berjaga-jaga memonitor situs media sosial internet Twitter, Facebook, dll.

Pemilu dimulai jam 8 pagi dan selesai jam 3 sore. Sejak Sabtu malam hingga pemilu selesai, tidak boleh ada yang komentar atau mem-posting apapun di akun partai politik apapun.

"Setiap kandidat dan pendukungnya akan dituntut hukuman penjara jika mereka ketahuan berkampanye di situs jejaring sosial," ujar Suthiphon Thaveechaiyagarn, sekjen komisi pemilu.

Hukuman penjara yang ditetapkan maksimal enam bulan dan denda 10,000 baht atau setara dengan Rp2,8 juta. Yang dilarang tidak hanya di situs jejaring sosial internet, tapi juga SMS dan e-mail.

"Akan ada lebih dari 100 petugas yang akan memantau internet. Jika ketahuan, kami akan segera memblokir situs dan menangkap pelakunya. Kalau situsnya terdaftar di luar negeri, kami akan melacak alamat IP (Internet Protocol), untuk penyelidikan lebih lanjut," ujar jubir kepolisian Prawut Thavornsiri. [mor]

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Ten Years Of Media Lens - Our Problem With Mainstream Dissidents.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Soal Uang Rp 4 Miliar ke Andi Mallarangeng, Wafid Tak Tahu

Posted: 02 Jul 2011 10:46 PM PDT

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vanroy Pakpahan

TRIBUNNEWS.COM - Sesmenpora Wafid Muharam mengaku tak mengetahui adanya aliran dana sebesar Rp 4 miliar yang mengalir ke Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dalam kasus pembangunan wisma atlet. Pengakuan Wafid itu disampaikannya melalui penasihat hukumnya Erman umar.

"Pak Wafid waktu saya tanyakan soal pembagian uang itu, di (Wafid) mengaku tidak tahu," ujar Erman melalui pesan singkat, Minggu (3/7).

Erman memastikan, dirinya akan terus mendorong kliennya untuk membongkar dugaan keterlibatan pihak-pihak lain, termasuk Andi Mallarangeng, dalam kasus ini. "Jadi kalau dia (Wafid) tahu sebaiknya dia buka saja," imbuhnya.

Sebelumnya, Nazaruddin sempat bernyanyi soal bancaan uang dalam kasus suap pembangunan Wisma Atlet. Uang diantaranya mengalir ke Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng.

"Uang 9 miliar itu dari Sekjen Menpora di berikan sama Paul dari Paul diberikan ke I Wayan Koster dari Wayan dan Angelina Sondakh diserahkan ke Mirwan Amir dari Mirwan Amir diserahkan ke pimpinan Badan Anggaran(Banggar) langsung dan ketua Fraksi Demokrat dan Mirwan Amir kalau jatah Demokrat tidak diserahkan ke saya tetapi langsung ke ketua umum Demokrat Anas langsung," ujar Nazaruddin melalui Blackberry Messenger-nya.

Sementara Wafid, melalui Erman, sempat mengungkap adanya pertemuan antara Andi Mallarangeng dengan Nazaruddin dan Angelina Sondakh di lantai 10 Gedung Kemenpora, sebelum penandatanganan kontrak proyek pembangunan Wisma Atlet. Apakah bancaan uang yang mengalir ke Andi berhulu dari pertemuan itu? Sayangnya, Wafid yang turut "diajak" dan diperkenalkan oleh Andi dengan Nazaruddin dan Angelina dalam pertemuan itu, mengaku tak mengetahuinya.

Wafid hanya tahu Andi kerap terlibat langsung dalam pembahasan proyek bernilai ratusan miliar ini. Salah satunya, Andi ikut dalam rapat kerja terkait proyek itu, dengan DPRD. "Semua proyek yang dihandle pak Wafid diketahui oleh pak Andi. Malah ada rapat kerja dengan DPRD, ada pak Andi," ungkap Erman.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Ten Years Of Media Lens - Our Problem With Mainstream Dissidents.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION