Jumat, 25 Maret 2011

Saingi iPad 2 Apple, Acer Pamer Iconia Tab A500

Saingi iPad 2 Apple, Acer Pamer Iconia Tab A500


Saingi iPad 2 Apple, Acer Pamer Iconia Tab A500

Posted: 24 Mar 2011 07:07 PM PDT

INILAH.COM, Jakarta – Acer mengumumkan mulai memasarkan Iconia Tab A500 untuk menyaingi iPad 2 pada 8 April ini di Inggris. Tablet ini pertama kali muncul di Mobile World Congress lalu.

Tablet ini menggunakan sistem operasi (OS) Android Honeycomb dan ditenagai dual core Nvidia Tegra 2 dengan sistem chip 1GHz seperti pesaing lainnya. Tablet ini memiliki layar sentuh 10,1 inci dengan resolusi 1280x800.

Selain itu, tablet ini memiliki ketebalan 13,3 mm (50% lebih tebal dibanding Samsung Galaxy Tab 10,1 inci) dan berat 700 gram.

Tablet ini didukung Wi-Fi dan 3G (pada model A501) dan dijual seharga 449 GBP (Rp 6,3 juta), untuk model 3G ditambah 100 GBP (Rp 1,4 juta). Untuk model 3G akan dirilis Mei ini.

Fitur lain tablet ini seperti dikutip techradar, yakni kamera belakang lima megapiksel dan kamera depan dua megapiksel, 10 titik multi-sentuh, teknologi clear.fi, HDMI output, satu USB dan port microUSB serta balutan bodi besi.

Selain itu, terdapat konten bawaan seperti game 3D online, ebook, majalah dan semua ini tergantung negara. Acer memastikan, tablet ini akan memiliki keyboard Bluetooth dan dijual seharga 90 GBP (Rp 1,25 juta). Selain itu, untuk versi tujuh inci akan diluncurkan pada pertengahan Mei.

Mari kita tunggu. [mor]

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php. Five Filters featured article: Libya and Oil.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Pengunduhan di Samsung App Tembus 100 Juta

Posted: 24 Mar 2011 08:28 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Layanan mobile aplikasi Samsung mulai menggeliat. Diperkirakan dalam 10 bulan terakhir ini, pengunduhan di Samsung Apps mencapai sekitar 100 juta unduhan.

 
Layanan ini dikembangkan sejak Juni 2010, bersamaan dengan peluncuran Samsung Wave (samsung S8500). Samsung Wave sekaligus menjadi ponsel Samsung pertama yang mendukung layanan Samsung App.

Samsung Apps saat ini memiliki sekitar 13 ribu aplikasi dan tersedia di 120 negara. Berdasarkan data yang dirilis Samsung, Prancis, Jerman dan Italia tercatat sebagai negara pengunduh tertinggi. Sekitar 40 persen dari total pengunduhan berasal dari tiga negara itu.

Games dan utilities merupakan aplikasi yang banyak diunduh. Seperti Magic Torch, Need for Speed Shift, Asphalt 5, London Traffic dan Ndrive France.

Guna menggairahkan pengunduhan, Samsung menyediakan semacam kuis mingguan berhadiah untuk para pengguna ponsel dengan OS Bada. Pengunduh akan diikutsertakan dalam undian dengan hadiah seperti Samsung Apps vouchers, USB flash drives, Galaxy Tab and Galaxy Player. Program berlangsung mulai 25 Maret hingga 30 Juni.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php. Five Filters featured article: Libya and Oil.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Robot Ini Solusi Komunikasi Mati Saat Bencana

Posted: 24 Mar 2011 01:06 PM PDT

VIVAnews -- Semua hal lumpuh saat bencana terjadi, termasuk sistem komunikasi. Padahal, untuk membangun jaringan komunikasi di area bencana sering kali makan waktu, dan itu berakibat fatal, menghambat kerja tim penyelamat untuk menyelamatkan banyak nyawa.

Namun, sistem terbaru berupa robot yang bisa terbang secara otonom kini sedang dikembangkan oleh Federal Institute of Technology in Lausanne (EPFL). Robot terbang ini bisa membentuk jaringan darurat nirkabel yang lebih cepat, lebih bisa diandalkan, dan lebih terjangkau. Robot ini bagian dari Swarming Micro Air Vehicle Network (SMAVNET) atau proyek riset Laboratory of Intelligent Systems (LIS) EPFL yang bertujuan mempelajari kecerdasan binatang, meniru dan perilaku kolektif koloni binatang atau serangga. "Tujuannya, untuk menciptakan sebuah sistem yang dapat diterapkan dalam skrenario bencana," kata ilmuwan riset LIS, Jean-Christophe Zufferey seperti dimuat CNN. "Kami memulai penelitian di EPFL pada robot yang terispirasi biologi pada tahun 2001, mulai dari robot serangga yang bisa menghindar dari kemungkinan menubruk dinding atau tanah. Setelah sukses, kami melangkah maju dengan melakukan penelitian di luar ruangan."Lantas, hal itu mengawali pembuatan "flying wing" atau "sayap terbang" -- satu dari 10 perangkat yang diterbangkan secara bersamaan -- sebagai bagian dari proyek SMAVNET.Sayap-sayap terbang itu dibuat dari busa plastik ringan bertenaga baterai lithium di motor belakangnya. Micro Air Vehicles (MAVs) -- demikian ia dinamakan, diluncurkan seperti Frisbee. Lihat video demonstrasinya di sini. Setelah mengudara, sistem autopilot akan mengontrol ketinggian, kecepatan, dan laju beloknya. Di saat yang sama MAVs menghindari tabrakan udara dengan berkomunikasi satu sama lain melalui sensor aliran optik.Sensor yang dipasang di depan setiap MAV, memungkinkan untuk mendeteksi jarak antara obyek dan berubah arah jika mereka terlalu dekat satu sama lain. Inspirasinya berasal dari kerumunan semut yang berjalan beriringan dari sarang mereka ke sumber makanan. "Sensor mirip dengan yang ditemukan di sebuah mouse komputer - mereka benar-benar detektor optik bagus," kata Zufferey.Data final untuk proyek SMAVNET saat ini sedang dikumpulkan sebelum peneliti LIS memulai sebuah proyek tindak lanjut yang disebut "Swarmix"-- yang akan mengeksplorasi bagaimana kawanan robot dapat digunakan untuk membantu penanganan di daerah bencana.Idenya, kelompok MAVs yang diterbangkan bersamaan akan dilengkapi dengan modul nirkabel kecil untuk membentuk sebuah jaringan ad-hoc yang bisa digunakan tim penyelamat untuk berkomunikasi.Robot terbang kecil memiliki keunggulan daripada perangkat jaringan di atas tanah. Setidaknya, medan pasca bencana yang sulit tak lagi jadi halangan. Alat ini juga tak tergantung sensor yang mahal atau peralatan lahar. Namun, alat ini belum sempurna. Perlu sejumlah modifikasi. Masalah yang paling kentara adalah daya tahan - MAVs yang berukuran kecil hanya mampu bertahan di udara selama 30 sampai 60 menit. Energi surya sedang dipertimbangkan untuk memecahkan masalah ini.Sebaliknya, ada keuntungan dari ukuran pesawat yang kecil -- yang beratnya sekitar 420 gram, yakni tidak akan menyebabkan kerusakan jika menabrak sesuatu atau orang. Tak hanya menyediakan jaringan komunikasi saat bencana, pesawat ini juga bisa digunakan dalam berbagai misi; foto udara, pemetaan 2D dan 3D, juga untuk pemantauan lingkungan.Kapan produk ini bisa dipasarkan? Kata Zufferey, tunggu hingga dua sampai empat tahun mendatang.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php. Five Filters featured article: Libya and Oil.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION