Kamis, 10 Maret 2011

Iseng Memfoto Isi Rok Wanita, Pria Ditangkap

Iseng Memfoto Isi Rok Wanita, Pria Ditangkap


Iseng Memfoto Isi Rok Wanita, Pria Ditangkap

Posted: 10 Mar 2011 12:03 AM PST

INILAH.COM, London - Seorang pria iseng berdiri di belakang seorang wanita. Jepret, foto bagian dalam rok wanita itu pun diambilnya. Ia pun akhirnya ditangkap polisi. Seperti apa?

Robert Bayliss memang senang mengambil foto rok wanita. Saat itu, ia melakukannya di stasiun kereta bawah tanah London. Eskalator pun menjadi tempat favoritnya. Sebab, ia bisa membuntuti wanita dan mengambil foto tak sopan itu sesukanya di sana.

Namun, aksi isengnya pun ketahuan polisi British Transport Police yang sedang berpatroli. Polisi mencurigai gerak-gerik Bayliss yang kemudian tertangkap sedang mengikuti korbannya.

"Polisi berpatroli dan curiga pada Bayliss di eskalator. Bayliss segera ditangkap dan banyak ratusan foto tak pantas itu di ponselnya," kata polisi Claire Sheals. Seperti dikutip croydonguardian, Bayliss ternyata telah berulangkali melakukan 'hobinya' itu.

Kini ia ditangkap dan harus bertanggungjawab atas pelanggara kesopanan di tempat umum. Bayliss pun dihukum tiga tahun kerja sosial dan dilarang membawa perangkat yang memiliki kamera ke stasiun kereta selama lima tahun. [mor]

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Comment Is Free But Freedom Is Slavery - An Exchange With The Guardian's Economics Editor.



image

Telkom Flexi Banjiri Pusat Perbelanjaan Surabaya dengan Hotspot Kecepatan Tinggi

Posted: 09 Mar 2011 10:40 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memperbanyak akses hotspot berkecepatan tinggi di sejumlah pusat perbelanjaan dan keramaian di Surabaya serta wilayah Jatim, untuk mendongkrak pertumbuhan pengguna layanan FlexiNet.

General Manager Network Service Telkom Flexi area Jatim, Bali dan Nusa Tenggara, I Ketut Budi Utama, kepada wartawan di Surabaya, Kamis mengatakan, untuk tahap awal ada 10 lokasi yang menjadi sasaran pemasangan hotspot atau wifi (wireless fidelity) FlexiNet.

"Dari 10 lokasi tersebut, dua di antaranya telah direalisasikan yakni di Royal Plasa dan Surabaya Town Square (Sutos). Sedang delapan lokasi lainnya segera menyusul, seperti di Tunjungan Plasa dan THR Hi-Tech Mall Surabaya," ujarnya.

Ia mengatakan, pemasangan hotspot FlexiNet tersebut difokuskan pada lokasi-lokasi yang tingkat penggunaan akses internetnya cukup tinggi, termasuk di kampus-kampus.
"Dari uji coba yang telah dilakukan, kecepatan 'download'-nya bisa mencapai 4,3 Megabit per second (Mbps). Apalagi dengan 'broadband access' bisa mencapai 54 hingga 100 Mbps," tambahnya.

Ketut Budi Utama mengemukakan, program ini merupakan tindak lanjut dari tingginya lonjakan permintaan akses internet FlexiNet di Jatim. Hingga saat ini, jumlah pelanggan FlexiNet di wilayah Jatim mencapai sekitar satu juta atau 50 persen dari total pelanggan di seluruh Indonesia.

Menurut ia, pembukaan akses internet itu memanfaatkan lebih dari 1.000 hotspot yang telah dibangun Telkom di wilayah Jatim.
Pada akhir 2010, Telkom telah menggelar jaringan serat optik dengan teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) untuk kenyamanan melayani trafik data, konten dan video melalui "wifi indoor BTS".
General Manager Commerce Telkom Flexi area Jatim, Bali dan Nusra, Suparwiyanto berharap keberadaan akses hotspot FlexiNet mampu mendongkrak pertumbuhan jumlah pelanggan pada tahun 2011 ini.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Comment Is Free But Freedom Is Slavery - An Exchange With The Guardian's Economics Editor.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Malaysia Berjudi Mencari Logam Langka

Posted: 09 Mar 2011 06:58 PM PST

INILAH.COM, Jakarta - Proyek konstruksi raksasa Malaysia diharapkan mengalahkan cengkraman China pada pasar logam strategis yang penting bagi iPhone, Prius (Toyota) ataupun Boeing.

Sekitar 2.500 pekerja bangunan dituntut segera menyelesaikan kilang terbesar di dunia untuk mencari logam tanah terlangka (rare earth metals). Sebelumnya, China menjadi negara pertama dan satu-satunya yang membangun pabrik pengolahan bijih langka ini.

Bagi Malaysia dan perusahaan teknologi tinggi di seluruh dunia, rencana tersebut bagaikan perjudian mengingat seberapa berharga proses tersebut bagi lingkungan jika dibandingkan 'kekayaan' global yang dijanjikan, masih belum pasti.

Elemen langka itu menjadi poin penting bagi industri teknologi namun Malaysia tentu belajar dari pengalaman pahit beberapa dekade lalu bahwa pemurnian bijih langka itu menghasilkan ribuan ton limbah radioaktif.

Sayangnya, keberadaan pabrik ini terkesan 'wajib' dan ditutut oleh berbagai pihak berkepentingan di seluruh dunia yang khawatir monopoli China. Negara Tirai Bambu itu mencengkram 95% pasokan global dari elemen langka.

Selain itu, beberapa negara yang memiliki deposit elemen langka tidak selalu ingin menjadi tuan rumah dari kilang proses pengolahan materi ini atau membuka lahan baru. Perusahaan Amerika, Molycorp misalnya berencana untuk membuka kembali tambang di Death Valley, California. Mereka menolak mencari 'ladang lain'.

Malaysia memang tidak bekerja sendiri. Dibantu perusahaan pertambangan raksasa asal Australia, Lynas dengan dana US$230 juta (Rp 2,07 triliun), Malaysia berambisi menghadirkan kilang di pelabuhan industri Kuantan, pinggiran utara Malaysia.

Direktur Eksekutif Lynas, Nicholas Curtis, mengatakan akan membutuhkan biaya empat kali lipat jika mereka membangun dan mengoperasikan kilang di Australia. Negara mereka memang memiliki biaya konstruksi dan tenaga kerja lebih mahal. Australia juga terkesan 'cuci tangan' dari masalah lingkungan.

Meskipun berpotensi bahaya, pemerintah Malaysia sangat ingin menarik investasi dari Lynas, bahkan mereka menawarkan tax holiday selama 12 tahun. Jika harga elemen langka itu berada di level saat ini, kilang Malaysia diperkirakan menghasilkan US$1,7 miliar (Rp15,3 triliun) setiap tahun, mulai akhir tahun depan. Ini setara dengan 1% transaksi perekonomian keseluruhan di Malaysia.

Direktur Jenderal Malaysian Atomic Energy Licensing Board, Raja Dato Abdul Azis bin Raja Adnan mengatakan Malaysia menerima tawaran kerja sama Lynas setelah meninjau indikasi impor bijih langka itu dari sudut pandang ekonomi, lingkungan dan tingkat radioaktif yang dinyatakan aman.

"Kami telah belajar untuk tidak memberikan kebebasan kepada siapapun," ujar Raja Adnan. Malaysia memang punya alasan besar untuk berhati-hati. Terakhir kali pihak asing yang diijinkan menambang elemen langka itu adalah perusahaan Jepang, Mitsubishi Chemical. Kini, situs yang mereka manfaatkan malah menjadi ladang limbah radioaktif terbesar di Asia.

Curtis menegaskan pabrik baru mereka akan jauh lebih bersih dan lebih aman dibandingkan pabrik Mitsubishi. Salah satu poin utama yang mereka unggulkan adalah pabrik itu memproduksi 3% sampai 5% torium untuk setiap ton logam langka itu. Torium merupakan radioaktif yang dikhawatirkan muncul saat penyulingan bijih mineral langka.

Di sisi lain, ahli lingkungan skeptis rencana tersebut tidak membahayakan lingkungan. "Kata rendah yang digunakan pemerintah sebenarnya hanyalah masalah persepsi. Ini adalah karsinogen," ujar Dr Jayabalan A Thambyappa, ahli racun dan fisikawan, seperti dikutip dari New YorkTimes.

Karsinogen adalah zat yang menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat pada DNA dalam sel-sel tubuh. Akibat selanjutnya adalah mengganggu proses biologis. [mdr]

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Comment Is Free But Freedom Is Slavery - An Exchange With The Guardian's Economics Editor.



image

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION