Selasa, 21 September 2010

IBM Akuisisi Perusahaan Analisis Data

IBM Akuisisi Perusahaan Analisis Data


IBM Akuisisi Perusahaan Analisis Data

Posted: 20 Sep 2010 08:43 PM PDT

TEMPO Interaktif, New York - IBM Corp telah mengakuisisi Netezza Corp, sebuah perusahaan analisis data senilai US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 15,3 triliun. Dengan membeli Netezza, IBM berharap dapat memperluas layanan teknologi dan membantu klien menganalisa informasi pasar dengan lebih baik.

Selain tetap berkonsentrasi pada penjualan piranti lunak dan piranti keras, kini IBM mulai mengeruk keuntungan dari pasar analisis jasa. Mereka menargetkan pada 2015 memperoleh pendapatan hingga US$ 16 miliar dibandingkan penghasilan tahun lalu sebesar US$ 9 miliar.

Adapun produk yang selama ini dikeluarkan Netezza, dirancang untuk membantu perusahaan menggunakan data usaha mereka untuk membuat keputusan strategis. Hal ini sudah diterapkan oleh TV Inggris dan penyedia layanan telepon Virgin Media untuk menilai perubahan harga atau tarif yang berpengaruh pada penjualan.

Seorang analisis mengatakan IBM menyumbang sekitar US$ 9 miliar dari US $ 9,57 miliar pendapatan IBM tahun lalu. IBM mempekerjakan enam ribu konsultan analisis sementara Netezza memiliki 500 karyawan. Perusahaan analisa data lainnya yang menjadi sasaran berikutnya yakni Teradata Corp.

General Manager Manajemen Informasi IBM Arvind Krishna mengatakan perusahaannya memilih Netezza karena mampu menganalisis data online dengan cepat. Netezza juga menggunakan perangkat keras dari IBM.

"Kecepatan sangat penting, klien tidak memiliki kesabaran menunggu beberapa minggu," kata Arvind Krishna.

Sebelumnya IBM juga telah menghabiskan US$ 12 miliar di 23 perusahaan terpisah selama empat tahun terakhir. Akuisisi terbesar pada tahun lalu US$ 1,2 miliar untuk SPSS inc. Perusahaan pembuat perangkat lunak analisis tren masa depan.

Saingan IBM seperti Hewlett Packard (HP), Oracle Corp dan Cisco Systems Inc, telah mengumumkan layanan baru dan akuisisi dalam upaya untuk menawarkan serangkaian teknologi teranyar untuk klien.

HP sebelumnya juga terlibat dalam perang penawaran atas Dell Inc untuk penyimpanan data perusahaan 3Par Inc. Mereka membayar US$ 2, 07 miliar untuk 3Par. HP juga membeli perusahaan keamanan jaringan ArcSight Inc sebesar US$1,5 miliar.

REUTERS/AP/DIAN YULIASTUTI

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Yuk, Edit Dokumen dengan iPad dan Android

Posted: 20 Sep 2010 08:18 PM PDT

VIVAnews - Kabar gembira bagi pengguna iPad dan ponsel Android. Hari ini, Google mengumumkan bahwa fitur edit pada Google Docs akan segera hadir di tablet Apple iPad dan ponsel Android. Sehingga, pengguna kedua perangkat tersebut dapat mengedit dokumen di e-mail secara mobile tanpa harus mengunduh aplikasi tambahan.

"Hari ini kami demonstrasikan kemampuan Google Docs yang bisa dijalankan secara mobile di atas platform Android dan Apple iPad," tulis Google dalam keterangan persnya, Selasa 21 September 2010.

"Tidak lama lagi, setidaknya dalam beberapa minggu ke depan, para pekerja atau pebisnis di seluruh dunia akan dapat mengedit dokumen, mulai Word, Excel, hingga Powerpoint, dari mana pun dan kapan pun dengan fitur Google Docs pada kedua perangkat tersebut," paparnya.

Memang, keterbatasan Google Docs yang tidak bisa beroperasi di atas platform mobile menjadi hambatan terbesar fitur tersebut selama ini dan selalu diperbincangkan. Dengan Google Docs, pengguna selama ini hanya bisa mengakses, mencari, dan melihat dokumennya. Namun, Google akhirnya sadar bahwa akses akan sia-sia tanpa adanya interaksi dengan pengguna.

Memungkinkan fitur tersebut berjalan di perangkat iPad dan ponsel Android, Google telah fokus mengembangkan HTML5 browser client secara luas dan kaya, yang sering digunakan oleh kebanyakan perusahaan.

Bagi Anda yang bukan termasuk pengguna Google Docs, kabar ini mungkin bukanlah sesuatu kabar besar. Tetapi, lambat laun, kehadiran fitur ini akan terasa dan mengubah gaya kerja Anda. Terlebih lagi, pekerjaan Anda bersifat mobile dan luar ruangan. (Information Week)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Pengguna Internet di Indonesia Capai 45 Juta

Posted: 20 Sep 2010 06:20 PM PDT

BEIJING, KOMPAS.com - Pengguna internet di Indonesia diperkirakan sudah mencapai 45 juta orang. Dan penggunaan internet itu diperkirakan akan berkembang makin cepat seiring peningkatan pengguna mobile internet.

Hal ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring ketika berkunjung ke kantor China Unicom di Beijing, Senin (20/9/2010) yang diterima langsung oleh Presiden Direktur China Unicom Chang Xiaobing.

"Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, terpisah oleh lautan dan daratan yang luas. Sementara infrastruktur sering menjadi keluhan, saya berharap komunikasi di Indonesia tidak menjadi halangan," ujar Tifatul.

Chang Xiaobing mengakui, sudah banyak melakukan kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi di Indonesia dalam berbagai produk dan layanan. Pada bagian akhir pertemuan, China Unicom menawarkan sejumlah kerjasama untuk penguatan pelayanan, penguatan sumberdaya, dan penguatan kerjasama operasional.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Genevieve Bell: All You Need is Love...

Posted: 20 Sep 2010 06:20 PM PDT

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - All you need is love... Yang kita perlukan adalah cinta... Itulah yang diungkapkan Genevieve Bell, salah satu bintang dalam ajang Intel Developer Forum yang diadakan di San Francisco pekan lalu. Perempuan yang kini menjabat Direktur Interaction & Experience Research Intel Corporation ini tidak sedang bicara mengenai hubungan antar manusia, melainkan hubungan antara manusia dengan mesin atau piranti yang digunakannya.

Bell bukanlah seorang insinyur seperti kebanyakan petinggi Intel lainnya. Ia adalah seorang antropolog dan etnologis. Namun dialah yang disebut-sebut sebagai "senjata rahasia Intel". Kunci keberhasilannya adalah, ia tidak memaksa manusia memahami dan menerima teknologi, tapi mencari tahu apa yang diinginkan orang-orang dan apa yang membuat banyak orang "mencintai" piranti-piranti yang dimilikinya.

"Hal yang harus kita tanyakan saat akan menghadirkan produk teknologi adalah apa yang disukai orang-orang terhadap piranti yang mereka miliki, apa teknologi yang membuat mereka makin mencintai barang-barang itu, dan teknologi apa yang bisa menghasilkan pengalaman baru yang bakal mereka sukai," ujar Bell dalam perbincangan dengan Kompas.com di San Francisco, Selasa (14/9/2010).

Menurut Bell, dengan begitu orang akan lebih mudah menerima teknologi dan tidak memandangnya sebagai sesuatu yang sulit, melainkan akan jatuh cinta pada teknologi itu. Dan hal tersebut menjadi pekerjaan Bell dalam mengembangkan produk-produk Intel. Tak heran kalau tugas utamanya adalah bergaul dan mempelajari kebiasaan dan kebudayaan orang-orang di berbagai daerah. Tak terkecuali ke Indonesia.

Beberapa tempat di Indonesia yang pernah dikunjunginya adalah Bali, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, dan Pekanbaru. "Saya selalu terinspirasi pada hal-hal yang saya peroleh dalam perjalanan saya. Tak terkecuali di Indonesia," ujarnya.

Bell besar di Australia dan tak asing dengan kehidupan liar di sana. Ia pun akrab dengan komunitas-komunitas Aborigin di Australia tengah dan utara. "Saat kecil, saya bercita-cita menjadi pemadam kebakaran atau dokter gigi atau Perdana Menteri perempuan Australia pertama. Saya tidak pernah membayangkan menjadi seperti ini, hidup di Amerika, dengan gelar antropologi, bekerja bagi perusahaan multinasional, mempelajari kebiasaan orang-orang, dan membantu menciptakan teknologi," ujarnya.

Bell bergabung dengan Intel tahun 1998 setelah lulus dari Stanford University jurusan antropologi budaya. "Suatu perpaduan yang aneh sejak awal. Namun setelah bertahun-tahun, melakukan banyak sekali perjalanan, banyak publikasi, dan pertemuan-pertemuan, saya masih di sini dan masih melakukan hal-hal yang saya anggap menantang, membanggakan, kadang membuat frustasi, tapi secara keseluruhan menarik," ujarnya.

Itulah Genevieve Bell. Ia selalu berpikir tentang manusia. Ia berkeliling dunia untuk mempelajari manusia, bagaimana kita berpikir, bagaimana kita hidup, dan bagaimana kita menempatkan teknologi dalam hidup kita. Ia akan mencari tahu apa yang dicintai manusia, dan apa yang dia pelajari suatu ketika bisa menjadi sebuah piranti yang kita pakai... dengan penuh cinta.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION