Kamis, 06 Januari 2011

Ilmuwan Ini Dihantui Hasil Temuannya

Ilmuwan Ini Dihantui Hasil Temuannya


Ilmuwan Ini Dihantui Hasil Temuannya

Posted: 05 Jan 2011 08:07 PM PST

VIVAnews -- Ilmuwan David Nichols meneliti bagaimana obat psychedelic beraksi di otak tikus. Ia membuat racikan kimia yang mirip ekstasi dan Asam lisergat dietilamida (LSD) yang dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana bagian-bagian otak bekerja.

Nichols lalu menerbitkan hasil temuannya, berharap suatu hari hasil karyanya akan dipakai ilmuwan lain untuk mengobati depresi dan penyakit parkinson.

Namun, harapannya pupus. Hasil kerja Nichols ke luar dari lingkaran ilmiah dan justru dibajak dan digunakan untuk membuat obat-obatan ilegal murah yang dijual di jalanan. Yang menghantuinya, obat itu kerap mengambil nyawa akibat overdosis.

"Bayangkan, Anda bekerja demi tujuan mulia namun disalahgunakan seperti ini," kata Nichols seperti dimuat AP, Kamis 6 Januari 2011.

Pria 66 tahun yang kini duduk sebagai kepala departemen farmasi Purdue University ini curhat di salah satu jurnal ilmiah terkemuka, Nature, untuk mendeskripsikan perjuangan etis yang jarang dibahas oleh ilmuwan kimia.

"Anda tak bisa mengontrol apa yang orang-orang lakukan terhadap temuan Anda. Yah, saya sendiri mengalaminya," kata Nichols.

Ia membandingkan perasaannya saat ini dengan penemu senapan mesin -- alat yang telah menewaskan ribuan orang.

"Bagaimana zat yang tak berbahaya, dijual bebas, dan jadi populer. Jutaan orang terancam gangguan ginjal akut yang susah diobati bahkan mengancam jiwa," demikian tulis Nichols. "Ini akan menjadi bencana besar, yang tak kubayangkan ketika melakukan penelitian. Ini benar-benar menghantuiku."

Nichols sudah mempelajari obat psychedelic selama 40 tahun, khususnya serotonin. Ini, kata dia adalah zat kimia dasar, "yang masuk ke setiap bagian otak dan berkaitan dengan nafsu makan, tidur, seks, agresi, apapun."

Ia mengestimasi setidaknya lima dari ratusan racikan kimia buatannya telah diubah secara ngawur jadi narkoba. Sebelumnya, Nichols tak pernah membayangkan hasil temuannya ke luar dari laboratorium.

Ini sangat mempengaruhinya. Kini, saat bekerja membuat molekul, pernyataan pertama yang terlintas di pikirannya adalah: "Apakah ini akan membuat masalah".

Jika berpotensi, Nichols mengaku akan serta-merta menghentikan penelitiannya.

Setidaknya delapan orang tewas akibat penelitiannya yang disalahgunakan. Bahkan Wall Street Journal tahun lalu, mengabarkan, hasil penelitian Nichols jadi favorit para peracik obat ilegal di Eropa.

Saat mendengar ada yang tewas karena temuannta, Nichols mengaku langsung terduduk di kursinya. "Wow! Jika Anda menembak seseorang dengan pistol, Anda tahu, Anda akan membunuhnya. Tapi jika sebuah teknologi menyebabkan orang meninggal, ini benar-benar di luar dugaan." (AP)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured site: So, Why is Wikileaks a Good Thing Again?.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Serbuan Kamera Asal China Tekan Harga

Posted: 05 Jan 2011 05:14 PM PST

JAKARTA, KOMPAS.com — Para produsen kamera beken makin serius menggarap pasar kamera saku (pocket camera) berharga murah meriah. Upaya ini bertujuan untuk membendung serbuan kamera saku buatan China yang terus membanjiri pasar Indonesia.

Target pasar kamera murah adalah para pemula. Segmen ini menginginkan kepraktisan serta membutuhkan kamera berharga murah. Hitung-hitungan yang sampai ke Kontan, porsi pasar kamera pemula mencapai hingga 70 persen dari total penjualan kamera.

Menurut Sandy Chandra, Manajer Pemasaran Olympus Customer Care Indonesia, potensi pasar kamera kelas pemula ini sangat besar. Makanya, Olympus masuk ke segmen kamera pemula sejak tahun lalu. Padahal, awal kiprahnya di Tanah Air, Olympus hanya mengincar pasar medium dan profesional. Harga jual kamera segmen ini di atas Rp 1 juta per unit.

Nah, sekarang Olympus menjual kamera pemula seharga Rp 600.000-Rp 800.000 per unit. Dengan strategi ini Olympus yakin penjualan kamera saku tahun ini bisa meningkat. Catatan saja, tahun 2010, porsi kamera pemula Olympus sekitar 30 persen terhadap total produk. "Tahun ini, kami menambah porsinya menjadi 40 persen," ujar Sandy beberapa waktu lalu.

Namun, bukan perkara mudah mengail di ceruk ini. Kendati pasarnya lebar, persaingan di segmen ini makin sengit karena ada gempuran kamera dari China. "Saat ini ada 30 merek kamera China yang bercokol di pasar kamera pemula," kata Agung Arifiandi, Pemasaran Produk 17 Panasonic Gobel Indonesia, kepada Kontan, belum lama ini.

Makin banyak pemain

Lazimnya harga produk dari Negeri Tirai Bambu, harga kamera saku buatan China juga jauh murah ketimbang kamera merek ternama. Beberapa merek kamera dari China ini antara lain Shinco, Brica, Speed, Braun, dan Generic. Harga kamera tersebut berkisar Rp 300.000 hingga Rp 900.000 per unit.

Demi menghadapi serbuan kamera saku nan murah dari China, Panasonic mulai melirik segmen ini. Pertengahan tahun nanti, pabrikan peranti elektronik asal Jepang ini akan merilis dua seri kamera pemula. "Di pasar nanti, harga kamera saku ini bisa Rp 900.000," ungkap Agung.

Dengan produk baru ini, Panasonic yakin tahun ini penjualan kamera pemula tumbuh 30 persen. Lebih dari itu, Agung optimistis strategi ini juga efektif untuk mempertahankan pasar serta sanggup membendung serbuan kamera saku dari China.

Produsen lain yang membidik pasar kamera pemula ialah PT Samsung Electronics Indonesia. Menurut Febri Rush, dari bagian pemasaran produk Samsung, pada akhir tahun 2010 perusahaannya meluncurkan kamera ES25 seharga Rp 900.000. Sebenarnya, model ES sudah muncul pada awal tahun 2010 seharga Rp 1,2 juta.

Namun, demi bisa bersaing dengan kamera China, Samsung merilis seri sama dengan mengganti baterai lithium dengan baterai AA. "Spesifikasi sama dengan seri sebelumnya," tegas Febri. Lewat produk baru ini, Samsung berharap penjualan kamera pemula tahun ini tumbuh 10 persen. (Kontan/Yudo Widiyanto)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured site: So, Why is Wikileaks a Good Thing Again?.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Intel Luncurkan Generasi Kedua Prosesor Core

Posted: 05 Jan 2011 05:14 PM PST

LAS VEGAS, KOMPAS.com — Generasi kedua prosesor Core akhirnya dirilis oleh Intel menjelang ajang Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas, AS. Namanya sama Core i3, i5, dan i7, tetapi menggunakan teknologi prosesor terbaru yang sebelumnya disebut Sandy Bridge.

Prosesor Intel terbaru dilengkapi dengan sejumlah teknologi terbaru. Salah satu yang menonjol adalah kemampuan menampilkan video lebih baik. Sejumlah teknologi terkait yang dibenamkan di dalamnya adalah Intel Insider, Quick Sync Video, dan Wireless Display 2.0.

Secara keseluruhan ada 20 jenis prosesor Sandy Bridge yang diluncurkan Intel, berikut enam seri chipset, Centrino WiFi, dan adapter WiMax. Setiap prosesor memiliki empat Core CPU dan akan terintegrasi langsung dengan sebuah prosesor grafis.

Produk baru yang baru akan keluar ke pasar minggu depan ini diproduksi menggunakan teknologi produksi chip 32 nanometer. Intel juga berencana merilis versi dua Core-nya pada Februari mendatang dengan harga lebih bersaing. Dengan prosesor baru, sudah ada lebih dari 500 model laptop dan desktop yang akan menggunakannya sepanjang tahun 2011 ini.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured site: So, Why is Wikileaks a Good Thing Again?.



image

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP DREAMING START ACTION